=57=STEFI

11.2K 648 50
                                    


"Lihat deh, Baby M. Papa kamu lagi masak buat kita," ucap Anya sambil mengusap-usap perutnya dengan lembut. Sejak tadi, Anya terus mengoceh, mengajak si kecil yang ada di dalam perutnya berbicara. Usia kandungannya yang baru menginjak satu bulan sepuluh hari sudah mulai terlihat membuncit di balik kaos yang ia kenakan.

Sementara itu, Kenzo? Jangan tanya apa yang sedang dilakukannya. Dari tadi, ia belum juga selesai mengupas bawang. Dengan susah payah, ia memotong bawang itu setipis mungkin, seolah ingin mendapatkan potongan yang sempurna. Namun, hasilnya justru jauh dari harapan. Bawang itu dipotong begitu tipis, setipis sempak Miyabi. Jangan dibayangkan, itu berbahaya buat kesehatan mental!

Kenzo mengeluh dalam hati. Kalau tahu ujian dalam proses menjadi orang tua akan seberat dan segedebak gedebuk ini mungkin dari dulu ia akan prepare dulu, bisa jadi ia akan ikut kursus memasak se-kabupaten.

"Emang ya," pikir Kenzo sambil menghela napas, "jadi bapak rumah tangga itu menyulitkan. Selain harus bisa di ranjang, ternyata harus bisa juga di dapur.

"___Iyah, di ranjang," pikirnya lagi sambil tersenyum kecut, "Ngeberesin tempat tidur setiap pagi, contohnya."

Sementara itu, Anya memandang ke arah dapur sambil tersenyum kecil. "Moga aja masakannya enak ya, Baby M?" katanya, melirik ke arah bawang goreng yang sudah seperti keledai hitam yang ditanam petani seperti anak sendiri.

"Dijamin enak, sayang!" seru Kenzo dengan percaya diri, namun kemudian menjeda ucapannya, "Waktu kecil kan aku pernah jadi koki licik... eh cilik maksudnya." Dia tertawa kecil sambil mengoreksi kesalahannya, menyadari mulutnya sedang keseleo.

Anya tertawa. "Ngaku-ngaku koki cilik, masak air aja pakai garam satu bungkus, itu bisa dibilang koki cilik?"

Kenzo membalikkan badannya dengan tatapan terkejut. "Kok tempe?"

"Mama kamu yang cerita," jawab Anya sambil melangkah ke meja makan untuk duduk.

Kenzo menuangkan nasi goreng buatannya ke dalam piring, lalu berjalan dan duduk di samping Anya. "Apa aja yang Mama cerita? Cuma itu doang 'kan yang dibongkar?" tanyanya penuh kekhawatiran. Ia takut semua aibnya dibongkar oleh Mamanya kepada Anya—istrinya. Bisa gawat nanti!

Anya menggelengkan kepalanya sembari menyuapkan nasi goreng buatan Kenzo ke mulutnya. Sebenarnya, nasi goreng itu sedikit asin dan pahit karena bawangnya yang gosong, tapi Anya menghargai usaha suaminya. Lagi pula, bukan Anya yang meminta Kenzo memasakkan nasi goreng untuknya, tapi si Baby M yang memintanya.

"Aku juga tahu kamu jarang mandi kalau pagi, sering gupil terus dipeperin ke dinding, kalau kentut selalu bagi-bagi sama keluarga. Nih yang terakhir!" Anya menjeda ucapannya, menatap Kenzo dengan intens. "Sering koleksi film dewasa!"

Kenzo mendekatkan wajahnya ke wajah Anya. "Si Mama yang cerita semuanya?" tanyanya dengan nada terkejut. Anya menganggukkan kepalanya.

Kenzo mundur kembali, lalu berdecak kesal. "Ish... Bongkar aja semua aibnya, Mama!" gumamnya, tidak habis pikir dengan Mamanya yang membongkar semua aibnya kepada Anya. Untungnya sudah status istri, coba kalau statusnya pacar, bisa langsung diputusin nanti.

"Tenang aja, aku gak ilfil kok sama kamu, malahan aku seneng udah tau aib kamu," ucap Anya dengan lembut.

Anya benar-benar tidak ilfil. Malahan, saat Mila menceritakan aib suaminya, Anya malah tertawa ngakak. Aib Kenzo itu benar-benar tidak diduga oleh Anya—cowok yang paling cool dan hits di sekolah ternyata memiliki aib yang melebihi aib Mimi Peri.

Kenzo memanyunkan bibir bawahnya. "Heum, pret... Masa?" tanyanya dengan nada tidak percaya.

Mana ada cewek yang tidak ilfil dengan cowok yang jarang mandi, sering gupil, kentut, dan sering mengoleksi film biru? Impossible.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang