=35=UNGKAPKAN PERASAAN

13.1K 670 20
                                    

"Semua orang pasti akan mersakan yang namanya cinta, Entah itu cinta yang terbalaskan atau cinta yang tidak terbalaskan."

°°°

SMA Garuda tampak jauh lebih ramai dari biasanya. Gedung sekolah yang biasanya sepi kini dipenuhi oleh kerumunan orang-orang yang berlalu-lalang, menciptakan suasana hiruk-pikuk di sekitar area sekolah. Hari ini, seluruh perhatian terpusat pada kegiatan latihan tim basket yang akan menghadapi pertandingan penting melawan tim dari luar negeri di kota Gingseng, Korea.

Para siswi berlomba-lomba merebut tempat duduk di barisan depan untuk mendapatkan pandangan terbaik. Mereka tampak antusias memotret setiap momen latihan tim basket dengan kamera ponsel mereka, tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menyaksikan pemain kesayangan mereka mempersiapkan diri.

Kelas-kelas di seluruh sekolah kosong, dan semua siswa serta guru telah berkumpul di lapangan basket. Hari ini adalah latihan terakhir sebelum ujian nasional dimulai esok hari. Kepala sekolah telah memutuskan untuk menutup semua kegiatan ekstrakurikuler agar fokus utama bisa tertuju pada persiapan ujian nasional. Tidak ada yang ingin terganggu oleh latihan basket yang akan mengganggu persiapan ujian tersebut.

"Ingatt! Ini latihan terakhir kalian. Lusa kalian sudah mulai ujian nasional. Jangan sia-siakan latihan ini. Serius!" tegas Pak Nurdin, guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan yang juga melatih tim basket.

"SIAP!" jawab seluruh anggota tim basket serempak, menunjukkan semangat dan dedikasi mereka.

Pak Nurdin memanggil Kenzo, ketua tim basket, "Kenzo!"

Kenzo segera melangkahkan kaki menuju Pak Nurdin dengan tegap. "Kamu sebagai ketua tim harus serius, tegas, dan semangat!" pesan Pak Nurdin dengan nada penuh harapan.

"Siap, Pak!" balas Kenzo dengan penuh semangat, menegaskan kesiapan dan tekadnya.

Pak Nurdin tertawa kecil, terhibur melihat semangat Kenzo. Sambil tersenyum, dia memberi pukulan ringan pada lengan Kenzo yang kekar, mengisyaratkan dukungannya dan kepercayaan pada kemampuan Kenzo dan timnya.

"Bapak baru kali ini lihat kamu serius, Zo," ujar Pak Nurdin.

Kenzo menggaruk kepalanya, merenungkan kata-kata Pak Nurdin. Benar juga apa yang dikatakan Pak Nurdin. Kenapa ia begitu bersemangat kali ini? Tidak biasanya ia menunjukkan tekad sebesar ini. Mungkin ia benar-benar ingin membuktikan kepada semua orang bahwa ia mampu mengharumkan nama sekolahnya. Tekadnya kali ini sangat kuat, bahkan sampai ia tidak bisa menyembunyikan semangatnya.

"Yasudah, sekarang kalian mulai latihan," kata Pak Nurdin sambil menepuk bahu Kenzo dengan lembut. Kenzo mengangguk, lalu mengambil bola basket yang tergeletak di bawah.

"SIAP!" teriak Kenzo dengan penuh semangat.

"SIAP!" balas anggota tim basket lainnya dengan serempak.

Kenzo berdiri berhadap-hadapan dengan lawannya, menatap bola basket yang tergantung di udara. Pak Nurdin berdiri di samping, memegang bola sebagai wasit. Setelah memberikan aba-aba, Pak Nurdin melemparkan bola ke udara, dan bola itu jatuh tepat di tangan Kenzo.

Kenzo tersenyum kecil, merasakan adrenalin yang mengalir. Ia mulai memantulkan bola basket dengan ritme cepat, berlari mendekati ring sambil melewati lawan-lawan yang berusaha merebutnya. Saat ia akan melempar bola ke ring, tiba-tiba salah satu lawan mencoba menghalangi. Dengan refleks cepat, Kenzo mengoper bola ke arah Aksa.

Aksa menangkap bola dengan sigap dan melanjutkan dengan memantulkan bola tersebut. Ia melewati lawan-lawan yang mencoba menghalanginya, bekerja keras untuk mendapatkan posisi yang baik.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang