=18=SAKIT TAPI TIDAK BERDARAH

21.3K 1.2K 75
                                    


"Level tertinggi dalam mencintai seseorang itu adalah mengikhlaskannya meski belum menjalin ikatan."

_Noah danendra_

(Duh, kasep meni sad kitu euy)

°°°

Aril, duduk dengan santai di atas sofa berwarna cokelat tua di ruang tengah, tiba-tiba berseru dengan keras. Dia memegang sebuah buku tebal yang digulung seperti toak di tangannya, ekspresinya penuh semangat saat ia berteriak, "WOI! GUE ADA BERITA HANGAT NIH!"

Anak-anak Tigerishcrews yang sedang berada di sekitarnya, hanya merespons dengan anggukan acuh. Bagi mereka, mendengar Aril membawa berita tentang putusnya pacarnya bukanlah hal baru.

Aril merasa terpinggirkan, napasnya terengah-engah ketika ia merespons ketidakpedulian mereka. "INI BERITA SERIUS, BRO!"

Kenzo, dengan rambut hitam acak-acakan, sedang duduk di meja kecil di sudut ruangan. Dengan tatapan fokus, ia sedang membersihkan telinganya dengan alat berkapas berwarna pink yang ukurannya kecil. Alat itu terlihat aneh di tangan seorang pria berpostur besar seperti Kenzo.

"Si bos kunoan emang?" tanya Lingga dengan logat khas Sunda-nya yang kental. Dia berdiri di dekat jendela. Anak-anak Tigerishcrews, yang terdiri dari berbagai macam karakter, melirik Lingga dengan rasa penasaran sebelum kembali menatap Aril.

"Kenzo..." Aril mengambil napas dalam-dalam, memperpanjang ketegangan. "Kenzo haid!" lanjutnya dengan nada dramatis, membuat Kenzo yang tengah fokus membersihkan kupingnya terkejut hingga ia terbatuk-batuk, cotton bud nya langsung terjatuh begitu saja.

Sialan, berita itu tidak benar.

"Kemarin gue liat Kenzo beli softex," tambah Aril dengan nada mengejek, membuat semua mata segera tertuju pada Kenzo.

Kenzo menggeram frustasi. "Bangsat, itu buat istri gue!" jelasnya dengan suara keras, namun hanya mendapat candaan dari anak-anak Tigerishcrews yang lain, termasuk orang yang menyebarkan berita palsu itu.

"KALAU NGASIH BERITA, YANG BENER DONG, JANGAN YANG HOAX!" tegur Noah dengan nada kesal, sambil melempar benda-benda kecil di sekitarnya ke arah Aril.

"Huu...huu...huu..." serukan mereka sambil tertawa.

Sementara itu, Aril dengan sigap menutupi wajahnya dengan tangan, berusaha melindungi wajah tampannya dari serangan benda-benda yang dilemparkan teman-temannya.

"STOP, ANJING!" teriak Aril dengan nada kesal.

°°°
G

adis muda berambut hitam gelap, Anya, mengenakan kaos putih yang longgar dan celana jeans pendek hingga lutut, berjalan mondar-mandir gelisah di ruang tamu yang elegan namun terasa sepi. Ekspresinya campuran antara kesedihan dan kemarahan yang terpendam. Sesekali, suara umpatan kasar terdengar keluar dari bibirnya, mengecam keputusan suaminya yang belum juga kembali.

"Kenzoanjing, bilangnya cuman sebentar di markas, tapi ini udah malam tapi masih aja belum pulang," desisnya dengan nada penuh kekecewaan dan kesal.

"Bangsat, cuman dua jam apaan, ini udah lewat dari dua jam Kenzoanjing!" umpat Anya sambil memandangi jam di dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 malam. "Dipikir gue gak takut apa ya, sendirian di rumah gedong gini?" lanjutnya mengoceh.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang