=44=NGERUJAK

10.1K 608 49
                                    

Kenzo memarkirkan motornya di depan rumahnya. Setelah melepas helm, ia menaruhnya di atas motor Ninja hitamnya. Ia kemudian melangkah masuk ke dalam rumah dengan membawa sebuah kantong keresek berisi batagor, buatan Mak Cik.

"Yang, nih batagornya!" teriak Kenzo, memanggil Anya sambil meletakkan kereseknya di meja tamu.

Tidak ada jawaban. Kenzo melirik jam tangan hitamnya yang masih menunjukkan pukul delapan malam. Tidak mungkin istrinya sudah tidur, biasanya Anya baru tidur sekitar jam sembilan, itu pun jika Kenzo yang menyuruhnya.

"Sayang!" panggilnya lagi.

Masih tidak ada jawaban.

Tiba-tiba, suara dentingan logam terdengar nyaring dari arah dapur, membuat Kenzo terlonjak kaget. Dengan cepat, dia mengambil batagor yang ditaruh di meja, lalu berlari ke arah dapur.

Sesampainya di dapur, Kenzo melihat Anya sedang mengambil panci yang jatuh ke lantai. Kenzo menghela napas lega dan berjalan menghampiri Anya.

"Ngagetin aja. Kirain kenapa," ucapnya dengan nada khawatir.

Anya berdiri, membalikkan badannya menghadap Kenzo, masih memegang panci di tangannya. Sambil menggaruk kepala, ia berkata, "Hehe... tadi pancinya nggak sengaja kesenggol pas mau ambil pisau."

"Malem-malem begini mainin pisau? Mau suicide?" tanya Kenzo dengan nada keras.

"Nggak, bukan gitu-"

"Udah nggak nyaman hidup bareng aku, makanya mau suicide, gitu?" potong Kenzo.

"Aku ma-"

"Lain kali aku nggak akan tinggalin kamu sendirian di rumah," sela Kenzo lagi.

Anya menghela napas, mencoba menahan diri. "Kenzo Alarix, aku ambil pisau bukan buat bunuh diri, tapi buat potong buah mangga, ngerti?" ucap Anya, menunjuk sebuah kantong keresek yang berisi buah mangga sambil menatap Kenzo dengan tatapan gemas.

Kenzo terdiam, mulutnya ternganga mendengar penjelasan Anya. Ia menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Anya, melihat satu kantong keresek berisi mangga muda, satu cobek berisi sambal, dan satu wadah lain.

"Ja-jadi?" tanya Kenzo gugup.

Anya mengangguk, lalu berdehem, "Hmm."

Anya berjalan ke meja makan dan duduk. Kenzo mengikutinya.

"Malem-malem begini ngerujak? Kuat tuh lambung?" tanya Kenzo sambil memperhatikan Anya yang sedang mengupas mangga.

Anya tidak menjawab, ia tetap fokus dengan mangganya.

"Dapet mangga dari mana?" tanya Kenzo lagi.

"Sam," jawab Anya, menyuapkan sepotong mangga yang sudah dicelupkan ke dalam sambal ke mulutnya.

"Samuel?" ulang Kenzo.

Anya mengangguk. "Iya, tadi Sam kesini nganterin mangga, katanya oleh-oleh dari Bandung, bawaan Bunda Santi," jelas Anya.

Kenzo hanya mengangguk-anggukkan kepala. Dagu Kenzo kemudian mengarah ke kantong batagor yang ia beli dari Mak Cik. "Terus, itu batagornya gimana?"

Anya meneguk air dari gelas. "Kamu makan lah," jawabnya.

Kenzo menelan ludah dengan berat hati. "Lagi dan lagi," gumamnya, mengelus dadanya dengan sabar, meratapi nasibnya sebagai suami yang selalu menuruti kata istri, yang akhirnya berujung seperti ini; dulu seblak, sekarang batagor.

°°°

"Kenzo, cepetan!" seru Anya, sudah siap dengan tas berwarna pink peach di pundaknya. Sementara itu, Kenzo masih sibuk di depan cermin, menyisir rambutnya, lalu mengacaknya kembali, sesekali membuat berbagai ekspresi wajah. Anya hanya menatapnya dengan datar.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang