"Punya tetangga rese kaya Samuel boleh di bunuh gak sih? Sekali... aja."
Anya grenalda°°°
Mobil sedan hitam milik Kenzo perlahan memasuki pekarangan rumahnya. Jam menunjukkan 11:35 siang. Hari ini pelajaran di sekolah cepat selesai karena ujian yang hanya mencakup tiga mata pelajaran. Suasana rumah tampak tenang, hanya terdengar suara gemerisik daun yang tertiup angin.Kenzo keluar dari mobil dengan gerakan santai, masih mengenakan seragam sekolahnya yang sedikit kusut. Di sebelahnya, Anya juga sudah turun dari mobil, rambutnya yang terikat bandana pink bergoyang pelan saat dia menoleh ke arah Kenzo.
"Zo, lo beneran yang ngerjain soal matematika tadi? Tanpa nyontek?" tanya Anya dengan nada penuh selidik, matanya menyipit sedikit, mencoba mencari tanda-tanda kebohongan di wajah Kenzo.
Kenzo menghentikan langkahnya sejenak, lalu menoleh ke Anya dengan ekspresi datar. "Beneran lah," jawabnya sambil mengangkat bahu. Tanpa banyak bicara lagi, dia melangkah masuk ke dalam rumah, meninggalkan Anya yang masih berdiri di depan pintu.
Anya terdiam, masih meragukan jawabannya. "Patut dipercaya gak, sih?" pikirnya, menggigit bibir bawahnya sambil menatap pintu yang sudah tertutup.
Anya baru saja akan melangkah masuk ke rumah ketika matanya menangkap pemandangan di pekarangan sebelah. Seorang cowok sedang mencuci motor dengan semangat, meskipun matahari siang itu bersinar terik. Tiba-tiba Anya menghentikan langkahnya.
"Heh, Sam! Ngapain lo cuci motor di siang bolong gini?" tanyanya dengan nada sedikit meledek.
Samuel, cowok yang dipanggil Anya itu, mendongak dan menatapnya dengan mata yang agak menyipit karena silau. Dia meletakkan kain lap yang tadinya digunakan untuk menggosok motor, lalu mendengus kecil sebelum menjawab.
"Yeh... terserah gue dong! Mau cuci motor siang kek, malem kek, subuh kek, bukan urusan lo!" jawab Samuel ketus, lalu kembali menggosok motornya dengan gerakan yang agak kasar, seolah melampiaskan rasa kesalnya.
Anya mendengus jengkel, tangan kirinya mengepal erat. Ada dorongan kuat untuk memukul kepala Samuel, tapi sayang, pagar rumah yang membatasi mereka membuat niat itu sulit terlaksana.
"Nge-gas lo, nyet!" balas Anya, suaranya meninggi.
Samuel hanya tersenyum sinis sambil terus menggosok motornya. Bibirnya berkomat-kamit, menirukan gaya bicara Anya dengan ejekan yang jelas. Sementara itu, Anya berusaha menahan amarahnya, tapi emosinya sudah memuncak.
Dengan gerakan cepat, Anya melepas salah satu sepatu sneakers hitam-pink miliknya dan melemparkannya ke arah Samuel. Tapi sayang, lemparan itu meleset karena Samuel dengan cekatan menghindar.
Samuel tertawa keras, matanya bersinar jahil. "Gak kena, gak kena!" serunya sambil berkacak pinggang dan mengoyang-goyangkan pinggulnya ke sana kemari, membuat Anya semakin kesal.
Anya tidak mau kalah. Dia segera melepaskan sepatu sebelahnya lagi dan menggumamkan doa singkat, "Bismillah," sebelum melemparkannya dengan lebih fokus.
Blug!
Sepatu Anya mendarat sempurna di bokong Samuel. Anya tersenyum puas, meniup kedua tangannya seperti seorang penembak jitu yang baru saja berhasil mengenai target. Sementara itu, Samuel terkejut, tangannya langsung meraba bokongnya yang terasa nyeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)
Teen Fiction⚠️17+ HIGHEST RANK# #03 gengster 12.05.21 #01 sma 06.07.21 #02 loveable 20.07.21 #01 gengster 10.07.21 #03 humor 17.07.21 #02 loveableredaksi 30.07.21 #31 perjodohan 30.07.21 #01 2021 31.07.21 #02 couplegloas 10.08.21 #01 gangster 29/10/21 #01 nikah...