=51=POSITIF

14.3K 762 98
                                    

Gess Yuk ah kita ramaen kolom komentar di setiap paragraf chap ini!

Jangan lupa vote dulu sebelum baca.

Kalian suka mikir gak sih "kasihan sama author, banyak yang baca tapi gak ada komen sama votenya" kalian pernah berpikir seperti itu?

Aku sih suka mikir seperti itu, tapi balik lagi aja kediri kalian masing-masing, punya rasa kasihan atau tidaknya.

Sound : Dauble tak ~ dhruv

Happy reading

•••


Cewek yang memakai apron di badannya itu dengan lihai menggoreng nasi di wajan. Sesekali, Anya mencampurkan bumbu penyedap ke dalam nasi tersebut. Setelah selesai menambahkan bumbu dan bahan-bahan lainnya, Anya menuangkan nasi goreng buatannya ke dalam dua piring yang ada di depannya, lalu mengambil kemeja makan setelah selesai.

“ASIK, PUNYA SAHABAT RASA PEMBANTU!” teriak Diva, cewek yang masih mengenakan piyama tidur. Ia menggeser bangkunya dan duduk di depan meja makan dengan semangat.

“Kalau lo lupa, ini rumah gue, Divavale!” ucap Anya, ikut duduk di depan Diva yang sudah melahap nasi goreng buatan chef Anya Grenalda. Iya, chef, chef rumahan maksudnya.

“Eh, iya, gue lupa. Hihi…” Diva mengacungkan dua jarinya membentuk huruf V sambil menyegir kuda.

Diva itu termasuk dalam jenis manusia magadir, manusia gak tau diri. Anya hanya memutar bola matanya malas lalu langsung melahap nasinya ke dalam mulut. Namun, baru saja suapan pertama masuk, rasa mual tiba-tiba menyerangnya lagi. Anya menutup mulutnya dengan tangan lalu langsung berlari ke wastafel dapur.

Diva yang melihat itu langsung berlari menghampiri Anya. “Lo nggak papa?” tanya Diva khawatir, takutnya nasi gorengnya beracun. Namun, anehnya, Diva sudah memakannya dan bahkan hampir habis. Tidak ada yang salah dengannya, jadi kenapa Anya, gadis itu baru saja menyuap nasi dan langsung memuntahkannya? Lagi pula, nasi gorengnya enak, Diva saja lahap memakannya.

Anya menggelengkan kepala, lalu kembali memuntahkan cairan bening dari mulutnya.

“Nya, kok muntahnya cuma cairan doang sih?” tanya Diva, lagi-lagi Anya hanya menggelengkan kepalanya. Ia tidak kuat untuk menjawab.

Diva berpikir sejenak. Ia teringat pernah membaca artikel di mbah Google bahwa jika seorang wanita muntah saat pagi hari dan hanya mengeluarkan cairan bening, itu berarti wanita itu sedang mengalami morning sickness. Diva membulatkan matanya. “ANYA! JANGAN BILANG LO LAGI… hamil!”

Anya yang sedang mengelap bibirnya dengan air itu langsung terhenti. “Sekarang tanggal berapa?” tanya Anya was-was.

Dengan cepat, Diva mengambil ponsel dari kantung baju piyamanya dan menyalakan layar ponselnya. “Tanggal 6 Maret,” jawab Diva, menatap Anya dengan serius.

Anya menelan ludahnya dengan susah payah. “Gue… telat bulan kemarin,” ucap Anya, menyentuh wajahnya yang gusar. Wajahnya terlihat panik, melangkah mondar-mandir sambil menggigit kuku jempolnya.

Anya terdiam sejenak, lalu dengan cepat, ia melepas apron-nya dan menarik Diva keluar rumah.

“Eh-eh, mau ke mana, jirr?” tanya Diva saat Anya sudah menutup pintu rumahnya.

Anya mengabaikan Diva. Ia langsung masuk ke garasi rumahnya dan mengeluarkan motor Vespa matic milik Kenzo yang dulu Kenzo dapatkan dari hadiah undian. “Naik cepat!” titah Anya pada Diva.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang