=31=KESAL

17.1K 807 11
                                    


Kenzo, cowok berbadan jangkung itu, hanya mengangkat alisnya dengan ekspresi tidak peduli. Anya, istrinya, tampak sangat kesal saat ia keluar dari kamar, mengambil tasnya yang tergantung di balik pintu. Dengan wajah penuh kemarahan, Anya melangkah cepat keluar kamar, seolah-olah suasana hatinya terganggu secara mendalam hanya oleh kejadian kecil ini.

Kenzo, setelah melihat Anya meninggalkannya dengan marah, segera meraih tas hitam yang tergeletak di sebelahnya. Ia bergegas menuju lemari miliknya, membuka pintu lemari, dan mengambil hoodie yang terlipat rapi di dalamnya. Kemudian, dengan langkah cepat, Kenzo berlari mengejar Anya yang sudah keluar dari rumah.

Ketika Kenzo keluar, ia melihat Anya duduk di lantai depan rumah, tampak frustrasi sambil melemparkan batu kerikil ke tanah dengan kasar. Kenzo tersenyum miring melihat pemandangan itu—istrinya yang tampak begitu marah. Ia juga bisa mendengar Anya mengumpatnya dengan kata-kata kasar, suaranya terdengar jelas meski ada sedikit rasa kesal di nada bicaranya.

Kenzo mendekati Anya dan mengulurkan hoodie yang tadi diambil dari dalam lemarinya. "Nih," ucapnya sambil memberikan hoodie tersebut.

Anya mendongakkan kepalanya, mengangkat alis dengan tatapan bingung. Ia menilai cuaca hari ini yang cerah dan tidak terlalu dingin, sehingga ia tidak mengerti kenapa Kenzo memberikan hoodie padanya.

Kenzo berdecak kesal saat Anya tidak langsung menerima hoodie-nya. Dengan nada sedikit frustrasi, ia langsung memakaikan hoodie itu ke tubuh Anya. Gerakan Kenzo cepat dan penuh ketegasan, membuat Anya terkejut dengan tindakan suaminya.

"Biar gak terlalu kelihatan," ucap Kenzo saat selesai memakaikan hoodie itu. Suaranya lembut namun penuh penekanan, menjelaskan maksudnya.

Anya melirik hoodie yang kini dipakainya, dan perlahan-lahan paham maksud Kenzo. Dia merasa sedikit malu dan menyadari bahwa hoodie tersebut membantu menutupi kemerahan di lehernya.

Kenzo yang baru saja selesai mengenakan helm full-face menghela napas panjang, merasa sedikit kesal dengan lambatnya pemahaman Anya. Ia merasa istrinya lambat dalam menangkap maksud dari tindakannya.

"Mau sekolah atau mau lanjutkan yang tadi malam?" tanya Kenzo, suaranya penuh nada lelucon namun juga menuntut kejelasan. Anya langsung menatapnya dengan tatapan tajam dan berjalan dua langkah mendekati Kenzo.

Tak!

Satu jitakan keras mendarat di kepala Kenzo, yang sudah mengenakan helmnya. Suara bentakan tersebut menggema, membuat Kenzo sedikit terkejut. Ia mengusap kepalanya dan mengomentari situasi tersebut dengan nada sinis. "Ck. Untung pakai helm," katanya, sambil mengambil helm satu lagi.

Kenzo kemudian memakaikan helm tersebut pada Anya, dan suara pengikat helm yang tertutup membuat suara "trek" yang mengema di telinga keduanya.

"Makanya kalau ngomong itu di-filter," tambah Kenzo dengan nada bergurau. Ia kemudian menggantungkan tas di depan dadanya, naik ke motor sport nya, dan diikuti oleh Anya yang juga naik ke motor tersebut.

°°°

"Nya," panggil Kenzo.

"Hah? Nanya apa?" Anya sedikit berteriak karena tidak mendengar jelas akibat kebisingan di jalanan dan helm yang menutupi telinganya.

"Perasaan gue belum nanya apa-apa, baru juga manggil!" gumam Kenzo sambil mengarahkan kaca spionnya ke arah Anya yang tampak bingung.

"Lo ngomong apa sih?" tanya Anya.

"Lo laper gak?" tanya Kenzo sedikit menaikkan volumenya.

"Hah? Lemper?"

Mendengar itu Kenzo langsung menghela napasnya. "Istri gue bolot juga. Lama-lama bisa menyaingi Haji Bolot ini mah," gumam Kenzo kesal. Lalu, ia langsung menerobos jalanan yang dipenuhi kendaraan yang berlalu lalang.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang