=38=BUMI ITU SEMPIT YA?

10.9K 661 30
                                    

"Tips pintar ya? Jangan bego pokonya."
_Anya grenalda_

°°°


Kenzo dan Anya kini tengah berada di halaman belakang rumah, tepatnya di gazebo. Sejak pukul tujuh malam hingga kini pukul sembilan malam, Anya sama sekali belum berhenti mengajari Kenzo untuk persiapan ujian nasional yang tinggal satu hari lagi.

Cewek itu tetap sabar mengajari Kenzo yang sulit untuk diajak serius.

"Apa itu modernisasi?" tanya Anya.

"Moder-modar-mon..." Kenzo menggaruk kepalanya yang tidak gatal dengan pulpen yang sedang dipegangnya. Ia cukup sulit mengulang kata yang diucapkan Anya. "Modersisasi?" ulangnya.

"Hah!" Anya menghela napas kasar sembari mengangkat kedua tangannya ke atas, tanda bahwa ia sudah menyerah mengajari Kenzo. Anya lalu menutup buku yang digunakannya untuk memberikan materi kepada Kenzo. "Nyerah! Gue nyerah! Nguras tenaga juga, ya, ngajarin orang yang gak pernah serius soal belajar."

Sementara itu, Kenzo hanya menggaruk belakang kepalanya. Benar! Kenzo benar-benar tidak paham dengan materi yang diberikan Anya. Otaknya terlalu kecil untuk mengingat materi-materi barusan.

Anya menyandarkan kepalanya pada bambu besar sebagai penopang atas gazebo.

**Cita-cita, Eon. Mau jadi apa?**

**Eon mau jadi ilmuwan.**

**Eon ganteng, ya?**

**Iya, Eon ganteng. Kata orang-orang dulu Eon itu mirip sama Papi, Eon.**

Memori saat pertemuan dengan Geon di panti itu terus terngiang di pikirannya. Membuatnya rindu dengan si kecil Geon. Anak yang dibuang oleh orang tuanya sendiri. Miris, mungkin itu yang dikatakan orang-orang jika tahu kalau Geon itu dibuang oleh orang tuanya.

"Zo," panggil Anya.

Cowok yang dipanggil Anya itu hanya berdehem sebagai jawaban. Kenzo sedang merebahkan tubuhnya dengan satu kaki terangkat, sementara tangannya memutar-mutar pulpen. Tidak ada kerjaan sekali cowok itu. Benar-benar hidupnya itu tidak berguna. Kalau bisa, sih, lebih baik dimasukkan lagi saja ke dalam rahim Mila, mamanya. Tapi itu mustahil untuk dicoba. Sayang sekali, ck.

"Besok kan Minggu, gimana kalau kita ke panti lagi, ya? Gue kangen banget sama Geon," mohon Anya.

Kenzo bangun dari tidurnya lalu duduk kembali. "Gue sih ayo-ayo aja, asalkan istri bahagia," goda Kenzo, tak lupa ia mengedipkan sebelah matanya genit pada Anya.

Mau tahu respon Anya?

Seperti plat kendaraan Jakarta, B AJA.

"Tadi siang gue salut banget sama tindakan lo, Nya," ucap Kenzo tiba-tiba, membuat Anya mengerutkan keningnya bingung dengan apa yang diucapkan suaminya itu.

"Maksudnya?"

"Gue salut sama gaya bicara lo sama Bima," jelas Kenzo.

Sontak Anya yang tadinya bersandar pada tiang bambu itu langsung menatap Kenzo. "Lo-lo tau dari mana?" tanya Anya kaget. Kenapa Kenzo bisa tau kalau tadi siang ia habis bertemu dengan Bima? Cenayang, apa mungkin?

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang