=56=INISIAL M

13.2K 699 112
                                    

Jangan lupa vomenya di tunggu gaess!


Happy reading...

***

Kenzo melirik Anya, yang masih setia berpelukan dengannya, sebelum kembali menatap Dokter Sasa. "Hamil, Tan?" tanyanya, suaranya penuh ketidakpercayaan.

"Haiss... Ternyata belum tahu. Padahal, udah lama loh hamilnya, bahkan sekarang sudah menginjak satu bulan," jawab Dokter Sasa dengan nada sedikit mengeluh.

"HAH?" Kenzo terkejut, tak percaya dengan berita tersebut.

"Pantes cengeng, pantes suka pengen ini itu, ternyata Anya ngidam!" gumam Kenzo, merenungkan kenangan-kenangan pahit yang baru saja terlintas di benaknya. "Gue mau punya anak?" lanjutnya masih tidak percaya.

Kenzo teringat saat Anya mendambakan seblak merecon, lalu menyuruhnya memakan itu karena Anya sendiri merasa mual begitu melihatnya. Kenangan lain muncul, ketika Anya memintanya  batagor Mak Cik malam-malam. Kenzo juga ingat bagaimana Anya lebih memilih rujak mangga ketimbang batagornya, membuatnya harus memakan semuanya.

"Kamu harus siap dengan konsekuensi menjadi seorang ayah. Apalagi saat istri ingin ini itu, harus cepat-cepat diturutin, Zo," ujar Dokter Sasa dengan nada serius.

Kenzo mengangguk paham, berusaha meresapi kata-kata dokter.

Dokter Sasa menepuk pundak Kenzo sambil tersenyum simpul. "Jaga baik-baik ya!" ujarnya sebelum melangkah pergi. Ia sempat menoleh kembali, melambaikan tangan, "Yo, yo, yo! Jadi papah muda, yo! Anjay!"

Kenzo menggeleng-gelengkan kepalanya. "Berisik, Tan!" balasnya, merasa sedikit terganggu oleh semangat Dokter Sasa.

Saat Dokter Sasa hampir membalikkan badannya, tiba-tiba Samuel muncul, berdiri di sudut ruangan, memperhatikan Dokter Sasa dengan tatapan penasaran. Dokter Sasa hanya tersenyum kepada Samuel, yang membalas senyumannya dengan canggung.

Samuel menengok ke belakang, memastikan bahwa Dokter Sasa masih ada di dekatnya. "Ck. Ck. Kek bocil," ucap Samuel, sebelum melangkah masuk.

"Nih," Samuel menyodorkan makanan kepada Kenzo. Kenzo terkejut dan bingung, tidak tahu apa-apa tiba-tiba diberikan bubur ayam. "Enak banget! Udah dibeliin, gratis lagi. Ah, mantap!" batinnya. Prinsip Kenzo sederhana: perut kenyang, kantong aman.

"Apa?" tanya Kenzo, masih bingung.

"Makanan, Sat!" jawab Samuel, suara kesalnya jelas terdengar. "Udah tahu masih nanya."

"Lo kalau sama gue kenapa ngegas mulu, bangke!" balas Kenzo, ikut-ikutan terbakar emosi.

"GAK TAU BAWAANYA KALAU SAMA LO PENGEN NGE-GAS!" jawab Samuel, berusaha menahan tawa.

Anya, yang sejak tadi hanya mendengarkan, langsung berdecak. "WOI! INI RUMAH SAKIT, BUKAN TEMPAT KAROKE!"

"SIAPA YANG NYANYI, SAYANG!" balas Kenzo dengan nada nakal.

"SIAPA YANG NYANYI, GEBLEK!" Anya melontarkan serangan balik, memundurkan kepalanya dengan kesal. "Buset dah."

•••

Sebuah mobil sedan hitam memasuki halaman rumah mewah bercat putih, rumah sepasang suami-istri yang baru pulang dari rumah sakit. Seorang pria berambut hitam tebal keluar dari mobil, menyisir rambutnya yang sedikit berantakan sebelum membuka pintu untuk istrinya. Wajah Kenzo bersinar cerah malam itu, entah karena kabar bahagia akan menjadi ayah atau karena bertemu dengan istrinya yang tercinta. Kemungkinan, keduanya membuatnya bahagia.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang