=39=UJIAN NASIONAL ( UN )

10.4K 630 32
                                    

Selamat pagi dunia tipu-tipu:')

°°°

"SAYANG, KAOS KAKI GUE DI TARO DI MANA?"

"DASI NYA JUGA!"

"WAIST BELT GUE LO TARO DI MANA, YANG?!"

Seorang perempuan yang sedang duduk di bawah tangga sambil mengenakan sepatu berdecak kesal. Suaminya selalu berteriak-teriak seperti ini setiap pagi. Kalau tetangga mendengar, bisa disangka mereka sedang bertengkar, apalagi tetangga baru mereka itu terkenal sangat kepo.

"DI LEMARI!" jawab Anya sambil berteriak.

"Udah gue cari, nggak ada, Yang!"

Anya mempercepat ikatan sepatunya. "Siapa suruh bangun siang, udah tahu sekarang ada ujian," gerutunya sambil berlari menaiki tangga.

Ketika Anya membuka pintu kamar, betapa terkejutnya dia melihat isi kamarnya yang sudah seperti kapal pecah. Barang-barang berserakan di mana-mana. "Awas aja kalau barangnya gue temuin, gue tebas tuh tangan," oceh Anya sambil melangkah ke arah lemari.

Anya membuka lemari, lalu menarik laci sedang yang ada di dalamnya. Ia mengeluarkan kaos kaki, waist belt, serta dasi milik Kenzo. "Ini apa, hah?" tanya Anya dengan nada geram sambil mengangkat barang-barang yang dicari Kenzo.

Cowok yang sedang duduk di tepi ranjang itu menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal. Ia sudah mencarinya ke mana-mana tapi tetap saja tidak ketemu, dan ternyata barang-barangnya ada di dalam laci lemari. Bodoh, kenapa dia tidak mencarinya di sana sejak awal. Sial!

Tapi sebenarnya, Kenzo sengaja tidak mencarinya dengan benar. Ia hanya mengacak-acak kamar agar istrinya marah lagi. Kenzo tidak tahan melihat Anya yang hanya diam saja setelah kejadian kemarin. Dia hanya ingin Anya kembali seperti Anya yang dulu.

Anya berjalan ke arah Kenzo, tanpa aba-aba ia menarik kerah kemeja sekolah Kenzo dan memasangkan dasi di leher suaminya. Setelah selesai, Anya beralih memasangkan kaos kaki pada kedua kaki Kenzo. Sementara itu, cowok tersebut hanya diam terpaku, mungkin syok dengan tindakan Anya yang tiba-tiba itu.

Anya tidak ingin melihat Kenzo terkena hukuman saat ujian akan dimulai. Pengawasan selama ujian jauh lebih ketat dibandingkan hari-hari biasa. Semua harus lengkap, mulai dari dasi, baju yang dimasukkan, waist belt, kaos kaki, hingga sepatu hitam. Jika aturan itu dilanggar, siap-siap saja mengerjakan soal ujian di ruang BK dengan pengawasan yang dua kali lebih ketat.

"Nih, pasang sendiri," ucap Anya sambil menyerahkan waist belt pada Kenzo. Tidak mungkin kan dia yang harus memasangkannya juga? Terlalu manja kalau begitu.

"Gue tunggu di mobil, jangan lama," katanya sambil melangkah keluar kamar, meninggalkan Kenzo untuk memakai waist belt-nya sendiri.

°°°

Kenzo mengacak-acak rambutnya dengan frustrasi. Matanya menyipit menatap soal matematika yang ada di depannya, seolah-olah angka-angka dan simbol-simbol itu sedang mengejeknya. "Ngeliat soal matematika, bawaannya inget dosa, pengennya istighfar mulu," gumamnya pelan, suaranya hampir tenggelam dalam keheningan ruang kelas yang dipenuhi ketegangan.

Dia melirik sekeliling, memastikan tidak ada yang memperhatikannya terlalu dekat. Pak Jery, guru yang terkenal dengan tatapan tajamnya, sedang berjalan perlahan ke arah pintu kelas, seolah-olah sedang memeriksa sesuatu di luar. Wajahnya kaku, nyaris tanpa ekspresi, namun dari caranya menatap, terlihat jelas bahwa dia tidak akan mentolerir adanya kecurangan.

Kenzo menghembuskan napas panjang, berusaha meredakan detak jantungnya yang semakin cepat. Pikirannya berkecamuk, mencari cara bagaimana dia bisa menyelesaikan soal ini tanpa mengandalkan pengetahuan yang tidak dimilikinya. Dia sudah belajar, tapi aljabar tetap saja terasa seperti bahasa asing yang tidak bisa dia pahami. Matanya kembali menyapu ruangan, mencari seseorang yang bisa diajak bekerja sama. Tapi sial, malah bertemu mata Noah. Sama saja bohong, Noah juga tidak akan bisa kasih jawaban, otaknya saja limit, gimana mau bantuin?

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang