=23=MARAH BESAR!

19.2K 977 29
                                    

Hai

Jangan lupa vote+komen+share ke teman² kamu ya:)

Maaf partnya ada sedikit unsur 16+ nya, mohon bijak dalam membaca.

°°°
"Zo, sakit... AKH!" pekik Anya. Cewek berseragam sekolah itu menatap Kenzo dengan takut.

Sejak pulang sekolah, Kenzo hanya diam. Anya, yang notabene tidak suka keheningan dan dicuekin, mencoba mengusik Kenzo dengan mencolek-colek hidung dan dagunya. Namun, Kenzo tetap tidak bereaksi, tetap bungkam dengan wajah yang datar.

Mereka berdua berjalan pulang dalam diam. Suasana senja mulai meredup, dan angin sore menerbangkan dedaunan kering di sepanjang jalan. Anya merasa canggung dengan keheningan itu, namun rasa penasaran dan kekhawatirannya membuatnya terus berusaha memancing reaksi dari Kenzo.

Sesampainya di rumah, Kenzo langsung menarik pergelangan tangan Anya dan membawanya masuk ke dalam rumah dengan tergesa-gesa, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Anya terkejut dengan tindakan Kenzo yang tiba-tiba dan kasar, membuat hatinya berdegup kencang penuh tanya.

Kenzo menutup pintu kamarnya dengan kasar, lalu mendorong Anya ke dinding dan menguncinya dengan tangan kekarnya. Napas Kenzo terdengar berat, matanya menatap tajam ke arah Anya yang semakin ketakutan. Ketegangan memenuhi udara di antara mereka, sementara Anya mencoba memahami apa yang sedang terjadi dengan suaminya itu.

"Lo punya hubungan apa sama Bima, umm?" tanya Kenzo yang terus mendekatkan wajahnya pada Anya.

"GUE TANYA PUNYA HUBUNGAN APA LO SAMA BIMA, HAH?!" tanya ulang Kenzo. Sontak Anya menutup matanya, air berwarna bening itu keluar dari pelupuk matanya. 

Seumur-umur Anya belum pernah merasakan bentakan. Adit yang notabenya Ayahnya saja belum pernah membentaknya.

"Jangan nangis!" ucap Kenzo dingin.

Lagi-lagi Anya terisak.

"GUE BILANG JANGAN NANGIS, BANGSAT!" sentak Kenzo membuat Anya semakin ketakutan.

"Kenapa lo gak bilang kalo lo pacaran sama Bima dari sebelum kita nikah?" tanya Kenzo penuh selidik. 

Anya terisak, tubuhnya bergetar di bawah tatapan tajam Kenzo. Kamar itu terasa semakin sempit, udara semakin menyesakkan.

Anya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mulutnya tidak bisa bicara, seketika bungkam, tidak mampu mengeluarkan sepatah kata pun. Bukan karena tidak tahu jawaban, melainkan takut untuk menjawab. Ketakutan menguasai dirinya, membuat lidahnya kelu dan tubuhnya kaku.

Kenzo gemas sendiri dibuatnya. Ia mencengkeram dagu Anya, mengarahkan kepalanya dengan paksa. Tanpa meminta persetujuan dari Anya, cowok itu meraup kasar bibir ranum milik Anya, menggigit bibir mungilnya hingga Anya meringis kesakitan.

Anya terisak, tubuhnya gemetar di bawah tekanan Kenzo. Cowok yang di depannya ini bukan Kenzo yang ia kenal. Kenzo yang biasanya jahil dan menyebalkan mendadak berubah menjadi sosok asing yang menakutkan. Anya merasa kehilangan sosok Kenzo, digantikan oleh seseorang yang penuh dengan kemarahan dan kekerasan.

Dengan air mata yang terus mengalir, Anya berusaha melawan. Dia memukul dada Kenzo dengan kedua tangannya, meski tenaganya tak seberapa. Sesekali, dia terisak pelan, mencoba mencari celah untuk bisa bernapas. Namun, Kenzo tampak tak peduli, terus melanjutkan tindakannya tanpa belas kasihan.

Akhirnya, Kenzo menyudahi ciuman kasarnya ketika napasnya mulai habis. Dia menatap Anya dengan sorot mata yang sulit diartikan, campuran antara amarah dan kegelisahan. Tidak puas hanya dengan itu, Kenzo beralih ke rahang putih Anya, menghisap dan menggigitnya kecil. Anya meringis, rasa sakit di rahangnya menambah beban emosional yang sudah ia rasakan.

KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang