=48=katanya jum'at berkah? Tapi kok malah sial?
"Putus cinta nangis? Sialan! Mereka tidak tahu rasanya ngilangin sendal milik bapak sendiri di masjid, pulang-pulang kena amuk bapak karena sendal kesayangnya di colong nini-nini."
_Hafid Abyan mendadak dramatis_
•••🐯•••
Anya memasuki kelasnya dengan penuh semangat. Senyumnya yang lebar dan langkahnya yang riang membuat semua orang di dalam kelas menatapnya dengan heran, sebelum perhatian mereka beralih kepada Kenzo yang baru saja tiba."Eh, Bu Ketu, ada apa? Tumben keliatan girang banget?" tanya Denish sambil menatap Kenzo yang baru saja duduk di tempatnya, matanya berbinar penuh rasa ingin tahu.
Kenzo memutar badannya ke belakang. "Cuma dikasih hape gue aja," jawabnya santai.
Denish, Aksa, Lingga, Aril, dan Noah hanya mengangguk, menandakan bahwa mereka memahami situasi itu.
Di sisi lain, Diva, cewek yang duduk bersebelahan dengan Anya, menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Sst..." Anya tidak menoleh, fokus pada ponsel Kenzo yang ada di tangannya. Dengan cepat, ia membuka semua media sosial Kenzo: WhatsApp, Line, Instagram, Twitter, dan lain-lain, seolah dunia luar tak ada artinya.
"Nya..." panggil Diva, suaranya pelan namun cukup untuk menarik perhatian Anya.
"Hmm?" Anya menjawab tanpa mengalihkan pandangannya.
"Lo kenapa sih? Dari tadi gue di-cuekin," kesal Diva, nada suaranya mulai meninggi.
Anya melirik Diva dan memperlihatkan layar ponsel Kenzo yang memancarkan gambar-gambar ceria. Mata Diva membelalak tak percaya. "Selfie yuk!" ajak Anya, senyumnya merekah.
Diva segera duduk di meja, merampas ponsel dari tangan Anya, lalu mengarahkan kamera ke wajahnya dan Anya, berpose dengan gaya cewek-cewek yang sering dilakukan.
"Gila sih, Nya! Muka gue glowing parah!" seru Diva, tak bisa menyembunyikan kekagumannya saat melihat pantulan wajahnya di layar ponsel.
"Yuk, lagi!" Diva meminta, baru saja ia berpose ketika Bu Mia, guru bahasa Indonesia, masuk ke kelas. Kehadiran Bu Mia membuat Diva membatalkan niatnya untuk ber-selfie lagi. Dengan cepat, Diva menyerahkan ponsel itu kembali kepada Anya dan duduk kembali di tempatnya. Sementara itu, Anya segera menyimpan ponsel Kenzo di saku rok, takut jika ketahuan bermain ponsel saat pelajaran.
"Anya, Fely, tolong bagikan kertas ujian ini," perintah Bu Mia. Anya dan Fely hanya mengangguk lalu berjalan mengambil tumpukan kertas ujian dan membagikannya satu per satu kepada murid di kelas.
"Jangan nyontek," bisik Anya ke telinga Kenzo saat ia menyerahkan kertas ujian itu. Kenzo hanya terdiam, senyumnya mengembang ketika Anya kembali ke tempat duduknya, merasa puas karena semua kertas telah dibagikan.
"Ini ujian terakhir kalian, kalian harus serius!" ujar Bu Mia, suaranya tegas dan mengingatkan.
"Baik, Bu!" seru mereka serentak, suara mereka bergema di dalam kelas.
Nomor demi nomor telah dikerjakan Kenzo, dan menit demi menit berlalu. Saat ia sampai di nomor terakhir, Kenzo menghentikan penulisannya, meletakkan pulpen di atas kertas ujian, lalu menyentuh pundak Aril yang duduk di depannya, membuat Aril menoleh.
"Kamar mandi kuy, mumet banget gue," ucap Kenzo pelan, khawatir Bu Mia mendengarnya.
"Kuy," jawab Aril, sepertinya dia juga sudah merasa bosan dengan kertas ujian yang membosankan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)
Teen Fiction⚠️17+ HIGHEST RANK# #03 gengster 12.05.21 #01 sma 06.07.21 #02 loveable 20.07.21 #01 gengster 10.07.21 #03 humor 17.07.21 #02 loveableredaksi 30.07.21 #31 perjodohan 30.07.21 #01 2021 31.07.21 #02 couplegloas 10.08.21 #01 gangster 29/10/21 #01 nikah...