Bugh!
Kelima cowok yang sedang duduk di kamar hotel itu serentak menoleh ketika bola basket tiba-tiba menghantam tengkuk Kenzo. Meski tidak terlalu sakit, Kenzo tetap mengaduh pelan.
"Bangsat, siapa yang—"
"Gue. Kenapa? Mau marah?" potong seorang cewek yang mendekat dengan langkah mantap, kedua tangannya terlipat di depan dada.
Kenzo berdecak ketika melihat siapa yang melempar bola. "Ini kamar cowok. Gak sepatutnya lo ada di sini, Ocha."
"Pak Nurdin udah ngatur di mana kamar cewek, di mana kamar cowok. Cewek gak pantas masuk ke kamar cowok!" Aksa menimpali tegas.
Lagi pula, Pak Nurdin sudah memberikan instruksi jelas: cewek tidak boleh masuk ke kamar cowok, dan sebaliknya.
Ketua cheerleaders itu hanya tersenyum sinis. "Lo pikir gue peduli?"
Aksa memutar bola matanya dengan malas. "Terserah."
"Kalian gak latihan? Besok, loh, tanding basketnya. Kalo kalian kalah cuma karena malas-malasan gini, bisa malu SMA Garuda."
"Lo pikir gue peduli? Pikir-pikir aja kali, ini udah malam, Cha. Kita juga butuh istirahat," sahut Lingga, suaranya terdengar datar, tapi jelas terganggu. Ternyata bukan hanya Kenzo dan Aksa yang kesal, Lingga juga.
"Tapi kan—"
"Mau kita menang atau kalah, itu udah takdir," cela Noah, santai.
Cowok yang sedang berbaring di atas kasur hotel itu langsung duduk bersila. "Kita lihat aja besok, siapa yang akan menang: sekolah kita atau Saebon!" seru Aril, penuh semangat.
Ocha berdecak, lalu mengangkat bahu. "Terserah," ucapnya sebelum melangkah keluar kamar.
Begitu pintu tertutup, Aril kembali menjatuhkan tubuhnya ke kasur. "Gila tuh anak, gak kira-kira aja ngajak latihan tengah malam begini."
"Emang, bukannya latihan malah ngejongkeng di tengah lapangan," Lingga menimpali, terkekeh.
Siapa juga yang mau latihan di malam hari? Malam itu buat tidur dan istirahat, buat ngumpulin energi buat besoknya. Emang kita ini robot apa? Robot aja butuh istirahat biar gak drop pas dipakai lagi. Sama kayak manusia.
Banyak orang yang mau dimanusiakan, tapi lupa cara memanusiakan manusia.
°°°
Jam weker di atas nakas berdering terus menerus, membuat dua manusia—titisan magadir dan titisan bidadari pencabut nyawa—langsung terusik dari tidurnya. Anya meraba-raba nakasnya, dan hap! Ia menangkap jam yang sedang bergoyang itu lalu mematikannya.
Titisan magadir itu bukannya bangun, tapi malah menarik kembali selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Sementara itu, Anya—cewek titisan bidadari pencabut nyawa—langsung terbangun sepenuhnya. Ia menyenderkan punggungnya ke dashboard ranjang, lalu menutup mulutnya karena menguap lebar.
Ting!
Notifikasi dari ponselnya terdengar. Anya yang sedang menguap itu langsung menggelengkan kepalanya, berusaha cepat-cepat mengumpulkan nyawanya kembali. Ia segera mengambil ponselnya yang berada di atas nakas, dekat jam weker.
"Bu Mia? Tumben ngechat, gabut kayaknya," gumam Anya, lalu menekan tombol room chat bertulisan "Bu Mia (B. Indo)".

Anya terkekeh saat membaca pesan dari Bu Mia. "Keyboard Bu Mia kayaknya bermasalah," gumam Anya.Setelah mengirimkan pesan pada Bu Mia, Anya menekan tombol home untuk kembali ke layar utama ponselnya, lalu mencolokkan charger ke ponselnya untuk mengisi daya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KENZO:TIGERISHCREWS (TAMAT)
Teen Fiction⚠️17+ HIGHEST RANK# #03 gengster 12.05.21 #01 sma 06.07.21 #02 loveable 20.07.21 #01 gengster 10.07.21 #03 humor 17.07.21 #02 loveableredaksi 30.07.21 #31 perjodohan 30.07.21 #01 2021 31.07.21 #02 couplegloas 10.08.21 #01 gangster 29/10/21 #01 nikah...