Walaupun malas, Ace tetap berangkat ke sekolah karena tidak kuat mendengar ocehan sang bunda. Terlebih lagi Ace ingin kabur saat terus dimintai penjelasan tentang luka yang ada diwajahnya.Tentu saja luka itu tidak hilang secepat itu dan karena posisi lebam itu kebanyakan di wajah, mau sekeras apapun Ace menyembunyikan, pasti bakal ketauan juga.
Dengan lesu Ace berjalan melewati lorong demi lorong untuk sampai ke kelasnya. Sampai akhirnya, ia berpapasan dengan Shanetta. Gadis itu keluar dari kelasnya sendirian.
Ketika mata mereka bertatapan, mereka langsung menghentikan langkah kaki masing-masing.
Setelah lama melakukan kontak mata, Ace memutuskan lebih dulu. Laki-laki itu berjalan mendekati Shanetta.
"Ace," panggil Shanetta ketika laki-laki itu mendekat.
"Aku bakal jelasin semuanya dan buktiin ke kamu kalo aku beneran serius," kata Ace tiba-tiba. Cowok itu menatap gadis didepannya lekat-lekat lalu dia memegang bahu Shanetta. "Tapi enggak sekarang, aku lagi pengen sendiri. Mau nenangin diri dulu."
Ace kembali menegakkan tubuhnya setelah mengucapkan itu.
"Kamu kenapa?" Tanya Shanetta.
Jelas terlihat dari sorot matanya, bahwa laki-laki itu sedang lelah dan capek. Walaupun Shanetta tidak tau alasannya, sepertinya laki-laki itu memang membutuhkan waktu sendiri.
Laki-laki itu menari kedua sudut bibirnya, memperlihatkan senyumnya yang manis. "Gak papa, aku bakal buktiin semuanya. Kalo aku gak main-main, tapi hari ini aku capek banget."
"Yaudah aku ke kelas," kata Ace sambil mengusap kepala Shanetta. Lalu laki-laki itu melangkah pergi.
"Ace," panggil Shanetta ketika cowok itu menjauh.
Ace langsung menghentikan langkahnya lalu membalikkan tubuhnya menghadap Shanetta lagi.
"Kalo capek istirahat, jangan dipaksa."
Mungkin sekarang Ace ada di fase ke lelahan atau ingin menyerah dengan semuanya. Karena tidak semua orang yang terlihat bahagia itu selalu bahagia. Dia mungkin sering membahagiakan orang lain dengan leluconnya atau sering membuat orang lain tertawa. Tapi belum tentu dia bisa membuat dirinya tertawa dan bahagia.
Pelawak juga pasti butuh istirahat.
0o0
"Kenapa muka Lo bahagia banget, Ben?" Ace bertanya seraya berjalan menuju kursinya. Ada ekspresi beda dari wajah Beno, teman sekelasnya hari ini.
"Bahagia? Yang kayak gini dikatain bahagia?" Tanya Beno dengan sabar, berusaha menahan kekesalannya. Padahal terlihat sangat jelas, tidak ada ekspresi senang yang terpampang di wajah laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKBOI (END)
Teen FictionUDAH PERNAH NGUBAH PAKBOI JADI BUCIN BELUM? KALO BELUM COBAIN DEH, RASANYA.... AH MANTAP! *** "Pacaran yuk?" ajak Ace tanpa beban. Terlalu to the point. Shanetta langsung menoleh kearah Ace, ini seriusan? "Jawab dong An, bukan malah liatin aku gitu...