24 : mengenal ips enam

42.5K 4.3K 247
                                    

IG: anishaty

*part ini khusus untuk anak-anak ips 6🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


*part ini khusus untuk anak-anak ips 6🙏

0o0

Kalian tau seberapa gilanya kelas sebelas ips 6?

Kumpulan orang-orang pecicilan yang tidak tau malu. Apalagi semua kegilaan mereka diketuai oleh, Ace. Semua guru tidak heran lagi jika sudah menyangkut 11 ips 6, dari awal mos pun sudah seperti itu. Walau saat itu mereka dapat komentar pedas dari beberapa kakak kelas karena baru saja masuk sudah banyak tingkah.

Dan kalian tau kegilaan apa yang dilakukan mereka hari ini?

Mereka menggontong motor dari parkiran sampai kelas mereka. Hampir semua cowok-cowok ips 6 menggotong karena terlalu berat dan susah untuk menaiki tangga. Entah fungsi motor itu untuk apa.

Kelas mereka diistirahatkan lebih dulu alasannya karena hari ini untuk pelajaran pai hanya mengumpulkan tugas minggu kemarin.

"Mengakak ih muka kamu Dehaan," celetuk salah satu gadis teman sekelas mereka.

"Ayo atuh gays semangat!" para ciwi-ciwi jadi sporter.

"Itu dikit lagi, semangat-semangat gays!"

"Yuk samangat yuk bebep-bebep q!"

"Ini motor siapa sih? Gubrakgin aja yu!" ajak Ace, yang punya langsung melotot tajam kearah laki-laki itu.

"Enak aja lu bangsad!"

Dengan jerih payah mereka, akhirnya mereka sampai dilantai tiga. Mereka menghembuskan nafas lega, capek juga ternyata membawa motor dari parkiran sampai lantai tiga.

"Bawa atuh buru Yan," suruh Ace pada sang pemilik. Ian yang disuruh langsung menyalakan motornya, Ace duduk di belakang temannya, sebagai percobaan.

"Untung motor nya buka motor mbeer," sahut Yogas, motor mberr adalah motor yang kenalpot nya berisik.

"Jalan mang, ke kelas ips 6!" pinta Ace.

"Siap! Gocengnya!" sahut Ian sembari menggas motornya.

Sebenarnya mereka satu lorong dengan kelas dua belas, walau mungkin nanti mereka dapat cibiran mereka sudah kebal. Dan lama-kelamaan mereka pun capek mungkin, jadi jarang mengikut campurkan urusan kelas sebelas lagi.

Guru-guru pun sudah tak ambil pusing dengan kelas sebelas akhir itu. Bahkan saking capeknya menasehati guru itu menjadi pendiam jika berhadapan dengan ips 6. Makanya itu mereka tidak dapat teguran.

"Astagfirullah, kalian mah suka beneran kalo ngomong teh."

"No komen ah no komen!"

"Gue pinjem nanti motornya pokoknya!"

"HEH KALIAN NGAPAIN BAWA MOTOR KESINI?" guru tiba-tiba muncul dari kelas yang baru saja akan mereka lewati. Untung saja Ian langsung mengerem, jika tidak mungkin tertabrak.

FAKBOI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang