IG: anishaty
"Ekhem," deheman seseorang mengalihkan perhatian keduanya.Mereka dengan kompak mendongak dan ternyata yang tadi berdehem didepannya adalah Favian.
Melihat kakak kelasnya disini, Ace berdecak.
"Mau di sambungin lagi baku hantamnya? Lumayan buat episode besok," ujar Ace agak sinis.
Favian mendecih, "cih, kekanakan."
"Oh masa?" Ace malah bertanya seraya meledek, dia semakin mendekatkan tubuhnya dengan Shanetta, "gua kekanakan? Masa?" Ace memeluk Shanetta dari samping, meledek laki-laki itu dengan sifat tengilnya.
"ERGHH! jauhin tangan lo dari Shanetta!" Favian menggeram dengan tangan yang aka memukul Ace, tapi tertahan diudara.
"Liat siapa yang kekanakan? Baru gitu aja udah emosi. Apalagi nanti kalo liat undangan pernikahan gue sama An, bakalan kejang-kejang lo?" tanya Ace dengan tawanya, agak konyol emang perkataanya.
Perlahan lengan Favian yang mengepal diudara menurun, dia lebih mengepalkan lengannya kuat-kuat guna menahan emosinya yang membara.
"Yaudah, yuk An, kita pergi," ajak Ace lalu mereka berdua pun pergi meninggalkan Favian sendiri yang masih dikelilingi emosi. Ace sengaja menabrak bahu Favian ketika lewat.
Jangan ditanya, sifat tengilnya kadang sampai ubun-ubun.
0o0
Suasana sekolah sudah sangat sepi, hanya ada anak ekstrakuliker dan beberapa murid yang belum pulang. Shanetta duduk dikursi yang ada dipinggir lapangan, dia tidak sendiri. Ada beberapa cewek yang sama seperti Shanetta, sedang menemani pacarnya latihan.
Sesekali ia juga berbincang dengan cewek-cewek itu. Ace sedang streching dengan kawan-kawan seeskulnya, tapi pandangan laki-laki itu tak lepas dari salah seorang gadis yang duduk dipinggiran sana. Awalnya Shanetta meladeni Ace, dia menatap balik laki-laki itu, tapi lama-kelamaan Shanetta mengalihkan pandangannya.
Dia salting jika harus terus ditatap sedalam itu oleh laki-laki itu. Kelebihan Ace yang paling menonjol adalah tatapan matanya, dia mempunyai sepesang matanya yang tajam. Tetapi teduh dan menenangkan dan maka dari itu banyak perempuan-perempuan yang jatuh hati dengan tatapan lembut, teduh, nyaman, dan tegas itu dalam satu waktu.
Seolah tatapan itu bisa membunuh dan mencekik mereka.
"Nemenin si Acey ya?" tiba-tiba suara pembina futsal membuyarkan pikiran Shanetta. Dia mendongak menatap pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKBOI (END)
Novela JuvenilUDAH PERNAH NGUBAH PAKBOI JADI BUCIN BELUM? KALO BELUM COBAIN DEH, RASANYA.... AH MANTAP! *** "Pacaran yuk?" ajak Ace tanpa beban. Terlalu to the point. Shanetta langsung menoleh kearah Ace, ini seriusan? "Jawab dong An, bukan malah liatin aku gitu...