Serentak kumpulan motor itu terhenti ketika didepannya lampu merah menyala. Selama lampu merah menyala, mereka diam. Dan setelah lampu hijau menyala barulah mereka melanjutkan membrisikan jalan."TERPESONA! AKU TERPES-"
Brukhh!!
Kumpulan motor yang akan melanjutkan perjalanan seketika terhenti ketika melihat pemandangan didepan.
Sedetik setelah ia melaju dengan kecepatan tinggi, Ace merasa tubuhnya melayang bersamaan dengan bunyi keras yang terdengar, pegangan pada stang motornya terlepas, tanpa sadar tubuhnya terpental.
Dan setelah itu Ace merasa ada benda berat yang menindih kakinya. Dia masih sadar dan matanya melirik sekitar kearah teman-temannya, bukan hanya Ace yang jatuh tapi ada Haikal juga yang tadi melaju berdampingan. Haikal ikut tertabrak.
Yang ada disekitaran situ apalagi para teman-temannya langsung turun dari motor dan membantu kedua temannya yang crash.
"Hati-hati dong bu kalo bawa motor!" Agan marah pada seorang wanita yang menabrak kedua temannya. Jelas-jelas lampu merah disamping sana masih menyala, tapi si ibu malah nerobos begitu aja.
Si ibu ikut jatuh, setelah kejadian itu, sangat jelas terlihat bahwa wanita itu kaget dan takut. Ace dan Haikal maupun ibu-ibu itu dibangunkan.
Rasanya Ace belum bisa bergerak, satu kaki nya tertindih motornya sendiri dan tadi punggungnya menghantam jalanan yang sangat keras. Sedangkan Haikal hanya jatuh bersamaan dengan motornya, karena yang tertabrak pertama adalah Ace, makanya Ace lebih parah. Haikal hanya terbawa kerena ada disamping Ace yang menyebabkan seperti tabrakan beruntun.
"Disana masih lampu merah bu! main kebut-kebutan aja," Daeran tak habis pikir dengan ibu-ibu ini, bisa-bisanya seorang wanita kebut-kebutan dimalam hari.
"Saya tadi buru-buru," kata ibu tersebut, badan nya terlihat getar.
"Buru-buru juga, gak usah ngelanggar aturan lalu lintas kali bu," ujar Reza, ibu-ibu kenapa suka seenaknya sendiri? Sudah seperti jalanan miliknya seorang.
"Terus ini nasib temen saya gimana?" tanya Agan, Agan orang yang sangat emosional, makanya dia yang terlihat paling emosi dsini.
"Ba-bawa ke rumah sakit! Saya akan tanggung jawab!" kata Ibu itu. Dia takut dia bawa kejalur lebih lanjut jika tidak bertanggung jawab. Apa lagi ketika melihat style-style para remaja itu yang terlihat seperti orang kaya dan motor-motor yang dipakai terlihat mahal semua.
"Yaiyalah tanggung jawab!"
"Lain kali taati aturan lalu lintas," kata bapak-bapak yang membangunkan motor si ibu yang bagain depannya agak hancur. "Ibu nya juga Dehaan ingin menuntun Haikal.ut, si ibu menggelang.
"Ayo lebih baik temannya dibawa kerumah sakit ingin" kata sang pengendara motor yang lain.
"Bisa jalan gak maneh?" tanya Yogas.
"Menurut maneh kumaha?" tanya Ace agak kesal, bisa-bisanya temannya itu bertanya. Padahal sudah terlihat bahwa keadaannya tidak baik-baik saja. "Getihan suku aing ieu," sambung Ace sambil menunjuk kakinya. Rasanya badannya sakit semua.
(Menurut lo gimana? Berdarah kaki gue ini.)
"Lo gimana Kal? Bisa jalan gak?" tanya Dehaan ingin menuntun Haikal.
"Bisa sayang, kapan?" Bukan Haikal yang menjawab, melainkan Egi. Ia ingin sedikit mencairkan suasana yang tegang ini.
"Bisa, cuman tangan gue perih njing," kata Haikal seraya memukul tangan Dehaan dengan tangan yang satunya. Ia merasa tangannya berdarah dibalik hoodienya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKBOI (END)
Ficção AdolescenteUDAH PERNAH NGUBAH PAKBOI JADI BUCIN BELUM? KALO BELUM COBAIN DEH, RASANYA.... AH MANTAP! *** "Pacaran yuk?" ajak Ace tanpa beban. Terlalu to the point. Shanetta langsung menoleh kearah Ace, ini seriusan? "Jawab dong An, bukan malah liatin aku gitu...