Elikka sudah kembali dirumah, tadi Elikka pulang bersama Joe karena saat pergi tadi dia naik mobil Kenia. Shanetta masih berada dirumah Ace, tadi mereka memperbincangkan apa saja hingga langit menggelap. Mamanya pun sudah tau jika ia ada dirumah Ace, dan Mamanya mengizinkan.
Sekarang keempat orang itu, Joe, Elikka, Ace dan Shanetta sudah ada dimeja makan. Mereka akan makan malam bersama, khusus dan spesial karena malam ini ada Shanetta. Agashatya belum pulang, ia akan lembur malam ini karena saat pernikahan Karesya beberapa hari lalu ia cuti satu hari. Akhir-akhir ini Shatya banyak pekerjaan yang harus cepat diselesaikan. Maka dari itu, walau tidak masuk satu hari, pekerjaannya sangat menumpuk.
Sedangkan Allisya ada diapartemennya, jika bukan weekend atau ada kepentingan lain, perempuan itu tidak akan pulang. Apalagi dia sedang menyiapkan skripsi.
Makanan yang dihidangkan dimeja benar-benar banyak dan mengunggah selera. Bahkan Shanetta pusing, ingin makan yang mana karena semuanya benar-benat menggoda. Padahal yang makan hanya empat orang tapi makanan disediakan sudah seperti dirumah makan padang, tinggal pilih.
"Kalo makan kakinya yang bener!" sindir Elikka pada putranya, lagian Ace jika makan sudah seperti bapak-bapak diwarteg, kakinya diangkat satu. Bahkan Shanetta juga keget ketika melihat bule satu itu yang melokal sekali.
Terlihat lagi Indonya ketika Ace makan menggunakan tangan.
"Bagus kayak gitu Ace, penerus bapack-bapack warkop!" sahut Joe sambil mengacungkan jempolnya. Joe memang selalu mendukung apapun yang ingin anak-anaknya lakukan.
Disebelah Joerell, Elikka sudah bersiap untuk memukul suaminya dengan centong sayur, "bagus! Bagus! Bagus apanya! Kayak gitu gak ada attitude nya sama sekali!" Elikka kembali menyimpan centong ditempat semula ketika menyadari bahwa centong sayur lebih mahal daripada otak suaminya.
"Please! Kita lagi makan, gak usah ngomong, kayak gitu gak ada attitude nya sama sekali," pria itu membalikan perkataan istrinya. Ditempatnya Elikka mendengus.
Sedaritadi Shanetta hanya memerhatikan sepasang suami istri itu, begitu lucunya mereka. Shanetta kira, keluarga Ace itu berbicara menggunakan bahasa inggris, karena kedua orangtuanya bule.
Sama seperti gadis disebelahnya, Ace juga tak berbicara sama sekali. Hanya suara Joe dan Elikka yang mengisi ruangan ini.
"Maaf ya Netta, kita kalo makan selalu berisik. Harap maklum aja ya," Joe meminta maap.
Shanetta hanya tersenyum membalas perkataan Joe.
"Walau gak full team, biasanya bapak sama anak ini yang selalu berisik," Elikka tersenyum pada Shanetta, tangannya merayap mengambil centong sayur lagi. Wanita itu lalu berdiri, "maapin juga ya kalo sikap Ace gak sopan, kalo Ace kurang ajar, SALAHIN AJA BAPAKNYA!" sambung Bunda seraya memukul kaki Ace dengan centong dengan keras.
"ARGHHHAW! Sakit atuh, ai si ibu," Ace mendecak kesal seraya menurunkan kakinya.
"Lagian dibilangin susah banget!"
Ace tak menghiraukan perkataan ibunya lagi, dia fokus pada lutut yang digetok Elikka tadi. Bukan lebay, tapi ini beneran sakit, bahkan tadi Elikka memukul hingga terdengar suara.
"Gak enak kayak gitu, duduk kayak gini tuh keren!" Ace kembali mengangkat kakinya.
"Kamu kayaknya pengen banget ya Mami jejelin ikan mas?" Bunda yang sudah jengah dengan anaknya.
"Jangan ikan mas, ayam bakar aja ini," Ace malah menawar sambil menunjuk sepiring ayam bakar yang belum dimakan sama sekali.
"Kemauan kamu itu!" cibir Elikka kembali melanjutkan kegiantan makannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FAKBOI (END)
Roman pour AdolescentsUDAH PERNAH NGUBAH PAKBOI JADI BUCIN BELUM? KALO BELUM COBAIN DEH, RASANYA.... AH MANTAP! *** "Pacaran yuk?" ajak Ace tanpa beban. Terlalu to the point. Shanetta langsung menoleh kearah Ace, ini seriusan? "Jawab dong An, bukan malah liatin aku gitu...