60 : merenungkan diri

40.9K 6.3K 10.4K
                                    

AYO SPAM TIAP PARAGRAF LAGI BIAR CEPET-CEPET UPDATE!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

AYO SPAM TIAP PARAGRAF LAGI BIAR CEPET-CEPET UPDATE!!!

.
.
.

HAPPY READING....

.
.
.

Hampir seminggu Ace merenungkan diri, mencari jawaban, apakah dia benar-benar menyukai gadis itu?

Semua sosial media Shanetta, Ace blokir balik. Laki-laki itu menjauh, berusaha untuk tidak mencari gadis itu. Ace sendiri masih tidak mengerti dengan dirinya sendiri, apa sebenarnya yang ia mau?

Dia ingin Shanetta, tapi dia juga masih ingin bersenang dengan perempuan-perempuan lain.

Tak sekali dua kali Ace menyangkal perasaannya, ini hanyalah rasa suka biasa terhadap seorang teman, tapi ternyata rasanya lebih dari itu. Ace merasa nyaman berada di dekat gadis itu, Ace merasa seperti dia menemukan rumah baru untuk singgah.

Tapi sayangnya, Ace terlalu takut untuk jatuh cinta hingga dia menyangkalnya beberapa kali padahal rasa itu sudah ada.

"Ade! Bunda liatin akhir-akhir ini kamu ngelamun mulu ya!" Elikka menyadarkan lamunan Ace.

"Iya bener Bun, ngelamun mulu kayak yang gak punya duit," sahut Agashatya.

"Emang gak punya," balas Ace. "Gue dapet duit darimana coba?"

"Kamu kenapa? Sakit?" Tanya Elikka dengan lembut.

"Enggak apa-apa kok Mi, lagi pengen ngelamun aja," jawab Ace.

"Bunda tau gak? Si Ade ngerokok tengah malem dari jam satu sampai jam tiga di balkon—" Shatya mengadu tapi Ace dengan cepat menyela.

"Eh apaan—" saat Ace menyela, Shatya memotong balik perkataan adiknya.

"Eh apa?! Gue juga tau ya! Emang gue gak ngeliat? Gue liat Broo! Lo ngerokok kayak orang yang lagi putus cinta, duduk di balkon, lampu balkon dimatiin udah kayak orang yang lagi depresot," potong Shatya.

"Sotau lu! Orang gue kemaren tidur jam delapan," Ace membantah.

"Bacot! Dimana ada tidur jam delapan! Emang pernah Lo tidur secepet itu?" Tanya Shatya. Itu sungguh mustahil, karena kebanyakan laki-laki tidak bisa tidur secepat itu walaupun akan sekolah.

"Pernah lah!"

"Kapan?"

"Waktu kecil," jawab Ace.

"Tuh bunda liat, kerjaan nya gadang mulu sambil ngerokok," adu Shatya lagi pada Elikka.

"Heh heh heh! Gak usah nyebar fitnah ya!" Kata Ace sambil menunjuk abangnya, matanya mengisyaratkan Agashatya untuk diam jangan sampai bocor. Tapi sepertinya Agashatya tidak bisa diajak kompromi untuk saat ini.

FAKBOI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang