22 : Awal Pembalasan

42.4K 4.6K 378
                                    


"Terus ngapain berangkat duluan? Lo gak bales chat gue lagi!"

Shanetta lalu berdiri dari duduknya lalu tersenyum kearah laki-laki itu, "maaf ya, aku berangkat duluan, ada tugas yang belum aku kerjain. Maaf juga lama bales chat kamu, janji gak bakal ngulangin!" kata Shanetta dengan senyum manis yang bisa membuat para jantan diabetes.

Ace hanya diam, Shanetta bersorak kemenangan dalam hati. Ternyata semudah ini menaklukan hati para buaya darat.

Dan misinya yang pertama berjalan mulus terselesaikan. Tak sia-sia dia berkutat dengan laptopnya semalaman hanya untuk membuat fakboy itu kalah. Shanetta menjalankan misi sesuai artikel yang dia baca.

Misi pertama menaklukan para buaya:
1. Jangan jadikan dia prioritas ✔

Ace diam sepersekian detik lalu detik selanjutnya Ace menarik kedua sudut bibirnya. "Jangan diulangin lagi ya cantik," katanya sambil mengusap-usap rambut Shanetta lembut.

Laki-laki itu memberi juga tatapan lembut sekaligus hangat dan detik itu juga senyuman luntur dari wajah gadis itu. Shanetta terhenyak dan dia langsung membuang muka ketika tatapan mereka berdua bertemu.

Dalam hati Shanetta menggurutu, "ngapain takut sih An? Kenapa gak dibalas aja?!"

Shanetta menghela nafas lalu kembali menatap mata laki-laki itu dan sialnya Ace malah semakin mendekatkan diri.

"Ini kita jadinya mau lomba tatap-tatapan?" tanya Ace masih dengan tatapan dalam nya.

Mendengar itu, Shanetta langsung memutuskan kontak mata. "Enggak! Udah sana kekelas! Bentar lagi bel."

Gadis itu sepertinya lupa, lawan nya bukan sembarangan. Harusnya Shanetta ingat bahwa Ace lebih ahli dalam soal percintaan dan rayu-merayu.

0o0

Jam pelajaran pertama kelas 11 ips 6 dihari ini adalah pelajaran bahasa Indonesia, mereka diberi tugas membuat puisi yang bertama tentang ibu. Dan semua murid diberi waktu 15 menit untuk membuat puisi tersebut.

"Gak usah nyontek!" ketus Ace sambil menutup bukunya ketika tau bahwa Yogas melirik bukunya.

"Suudzon mulu lo jadi orang!" balas Yogas.

Suasana kelas sampai ramai, bahkan kebanyakan murid tidak ada dibangkunya. Bu Feni—guru bahasa Indonesia memang membebaskan mereka, bahkan boleh keluar kelas asal tidak jauh dan yang terpenting tidak boleh mencari di internet.

Sengaja membebaskan mereka keluar, agar mereka mencari refrensi di luar kelas ketika melihat suasana sekolah. Padahal itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan ibu.

"Oke-oke, waktunya udah habis! Sekarang tinggal waktunya kalian membaca puisi buatan kalian!" Bu Feni berdiri memberhentikkan kegiatan anak-anak ketika waktu sudah habis. "Ayo duduk dibangku nya masing-masing!" suruh Bu Feni.

Yang diluar langsung masuk dan mereka duduk dibangku mereka masing-masing. Setelah melihat semua anak muridnya duduk rapih, bu Feni kembali bersuara.

"Oke, yang ibu panggil namanya, maju kedepan dan bacain puisinya ya?" Guru wanita itu berjalan kearah mejanya.

"Iyaa buu!" jawab siswa siswi.

"Sesuai nomor absen ya, dimulai dari nomor absen yang pertama," Bu Feni membuka buku absen. "Oke, Acer silahkan maju kedepan!" suruh Bu Feni setelah melihat buku absen dan nama Ace ada diurutan pertama.

FAKBOI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang