78 : Rumah Sakit

28.9K 4.7K 1.6K
                                    

Ini adalah saat yang tepat untuk keluar dari rumahnya, Ace sudah mempunyai ide gila yang mungkin saja jika gagal malah akan memperumit semuanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini adalah saat yang tepat untuk keluar dari rumahnya, Ace sudah mempunyai ide gila yang mungkin saja jika gagal malah akan memperumit semuanya. Laki-laki itu berjalan setengah berlari menuju area kolam renang dan tanpa aba-aba, dia melompat ke dalam kolam tersebut.

Jadi, laki-laki itu akan pura-pura pingsan, sakit, atau tenggelam atau apapun yang bisa membuatnya masuk rumah sakit. Karena hanya itu satu-satunya cara sekarang. Sebenarnya dia bisa saja kabur dari rumah, JIKA keamanan rumahnya tidak seketat sekarang.

"Aing kayaknya harus pura-pura pingsan deh biar masuk rumah sakit," monolognya dalam hati.

Ace menenggelamkan dirinya selama beberapa detik lalu kembali menarik diri keatas permukaan air sembari mengusap rambutnya ke belakang.

"Tapi gimana ya caranya biar si mami tau kalo gue pingsan di kolam renang?" Tanyanya dalam hati. Ia berusaha memutar otaknya agar berpikir, pandangannya mengedar ke sekitar mencari objek yang bisa membuat rencananya lebih nyata.

Tiba-tiba tukang kebun dirumahnya—Mang Supri, berjalan menghampiri kolam.

"Aduh A, ini seblaknya di tumpahin gini," Mang Supri berjalan ke arah tumpahan seblak. Pria itu lalu memunguti mangkuk dan sendok yang berserakan dimana-mana.

Melihat mang Supri, ide gilanya kembali muncul, laki-laki itu tersenyum miring.

"Katanya pencinta seblak, tapi kok ini di tumpahin ai si Aa," guman mang Supri.

"Mang!" Panggil Ace.

"Kenapa A?"

"Maaf atuh mang, ambilin susu kotak rasa coklat di kulkas, terus sama cemilannya apa aja terserah," perintah Ace.

"Buat apa?"

"Buat dimakan atuh mang."

"Tapi kan lagi berenang A."

"Iya sengaja mang, mau chill dikolam renang ceritanya," jawab Ace.

"Oh yaudah atuh bentar ya," sahut Mang Supri lalu pria itu berjalan sambil membawa mangkuk dan sendok bekas seblak untuk pergi mengambil jajanan untuk Ace.

Mang Supri memasuki rumah besar itu melalui pintu belakang, dia berjalan menuju dapur. Di dapur ternyata ada teman dan majikannya yang sedang berbincang.

"Ace ada dibelakang mang?" Elikka bertanya ketika melihat tukang kebunnya.

"Iya teh, ini kayaknya abis makan seblak terus lagi berenang sekarang," mang Supri menunjukkan mangkuk bekas seblak tersebut. Mang Supri berjalan menuju wastafel untuk menyimpan mangkuk kotor itu.

"Katanya si Aa pengen susu kotak sama cemilan, mau chill cenah," ujar Mang Supri.

Elikka tertawa kecil, "yaudah mang ambil aja."

FAKBOI (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang