12. kehamilan Karin

34.6K 2.4K 72
                                    

"Hujan tak pernah tau untuk apa ia jatuh. Tapi air mata selalu tau utnuk siapa ia jatuh"



Farel memeluk tubuh mungil Lia. Kepalanya mendusel dusel di celuk leher Lia

"ih geli kak"

Bukannya berhenti Farel malah semakin menduselkan kepalanya di celuk leher Lia. Aroma alami dari tubuh Lia membuat Farel candu

"udah kak, geli" ucap Lia sambil mendorong pelan dada Farel agar menjauh

Farel mengecup leher putih Lia lalu kembali duduk. Rasanya masih tidak mau berpisah dengan aroma tubuh Lia tapi karena Lia sepertinya sudah mulai risih. Akhirnya Farel menghentikan kegiatannya

"Lia"

"apa kak?"

"jangan dekat dekat sama Reyhan ya"

"iya"

"kalo ada Reyhan langsung pergi aja"

"iya"

"kalo Reyhan macam macam teriak ya"

"iya"

"kalo Reyhan ajak balikan jangan mau"

"iya kak"

"kalo Rey... "

"iya kak Farel, Lia paham"

Farel tersenyum senang lalu menarik Lia ke dalam pelukannya "jangan tinggalin Farel"

Lia membalas pelukan Farel "iya kak Farel"

Farel tersenyum tulus. Entah kenapa setelah kehadiran Lia di hidupnya membuat Farel lebih banyak tersenyum. Senyum yang hilang saat orang tua Farel meninggalkan dirinya kini telah kembali. Sikap manis yang tidak pernah muncul dalam diri Farel kini malah sering muncul karena Lia

Lia membawa pengaruh baik bagi Farel. Banyak yang berubah dalam dirinya Farel. Biarpun Farel kadang kasar kepada Lia tapi percayalah Farel melakukan itu agar Lia tidak pergi dari hidupnya. Bila orang lain lihat perlakuan Farel terhadap Lia mungkin mereka mengira Farel hanya terobsesi kepada Lia

"Lia mau tidur, kak Farel pergi sana" ucap Lia lalu melepaskan pelukannya

Cup
Farel mengecup kening Lia

"ya udah Farel pergi" ucap Farel lalu berdiri dan pergi dari kamar Lia

Lia membaringkan badannya lalu menarik selimut dan mulai memejamkan matanya

Selamat malam kak Farel. Batin Lia

...


"pergi Lia bilang pergi" ucap Lia bergetar "pergi Rey"

Lia berjalan mundur saat Reyhan terus jalan maju. Tubuh Lia bergetar hebat saat dirinya sudah tidak bisa berjalan mundur lagi karena di belakangnya sudah tembok. Tubuh Lia merosot ke bawah saat melihat Reyhan hampir menciumnya

Reyhan tersenyum smirk melihat Lia bergetar ketakutan. Sekarang Reyhan jongkok di depan Lia

Tes tes
Air mata Lia sudah turun

"hiks hiks pergi"

Reyhan mengusap pipi Lia dengan lembut "lo gak bakal bisa lari lagi dari gue"

Lia teringat ucapan Farel 'kalo Reyhan macam macam Lia teriak ya'

"TOLONG TOLONG KAK FAREL TOLONG LIA... " belum selesai Lia teriak mulut Lia lebih dulu di bungkam oleh Reyhan dengan tangannya

don't hurt Lia (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang