"mengingat semuanya kembali yang dulu pernah kita usahakan untuk melupakan nya, sangat lah sakit. Apa lagi bila itu tentang trauma kita"
Rafael tersenyum senang saat melihat tempat di mana Lia berada sekarang. Entah lah ada seseorang yang mengirimkan alamat ini, tujuannya untuk apa juga Rafarel tidak tau
Setidaknya Rafael sudah mengetahui keberadaan Lia. Rafael melihat ke arah jam dinding, menunjuk pukul sepuluh malam. Rafael berdiri dan mengambil pistol kesayangan miliknya
Bahkan pistol ini tidak pernah di suruh oleh Farel. Walaupun mereka satu tubuh, Farel tetap menghormati Rafael, Farel tau betul bahwa Rafael tidak suka seseorang memegang pistol kesayangan miliknya itu
Rafael juga menyarankan kepada Leo agar menyiapkan sedikit bantuan untuk besok. Mungkin bila nanti dia dan Leo sekarat, mereka masih bisa hidup
Rafael melihat ke arah pistol itu dengan tatapan aneh. Rafael berjalan ke tempat duduknya tadi lalu kembali duduk. Rafael mengambil sebuah pulpen dan kertas kecil, menuliskan beberapa kata yang ada di pikirannya saat ini
Berbagi rasa tidak enak menyelimuti Rafael. Entah itu untuk dirinya atau Farel. Rafael melihat ke arah kalender. Hari ulang tahun mereka sebentar lagi, mereka akan berumur sambilan belas tahun. Rafael tersenyum saat mengingat pertemuan dirinya dan Farel
Flashback....
"hei bocah, kamu lagi ngapain di sini? "
"coba liat ke cahaya itu" ucap Farel kecil "kita mau ke surga, kamu juga mau ikut aku? " lanjutnya
Anak laki laki itu menegang tangan Farel. Ya itu Rafael. Rafael menggelengkan kepalanya "jangan, kamu belum bisa ke sana"
"kenapa? " tanya polos Farel "Farel mau ke sana, mau ketemu mama" lanjutnya lagi
Rafael merangkul pundak Farel "kita kan kecelakaan sama sama, kamu masih beruntung bisa hidup. Jadi jangan di sia sia kan, cuma aku yang bisa ke sana"
"kenapa? Kenapa aku ga bisa? Padahal aku mau banget ke sana"
Rafael tersenyum manis "aku aja mau hidup loh tapi gak bisa"
Farel melihat ke mata indah milik Rafael
"aku pengen berbuat baik ke orang orang tapi belum bisa hehehe, udah di panggil aja sama tuhan" ucap Rafael yang membuat Farel sedikit kasihan
"ngimana kalo kita bagi tubuh aja, kalo Farel capek. Kamu bisa ambil alih tubuh Farel"
"emang gapapa? "
Farel mengangguk "gapapa kok, Farel malah senang kalo ada yang mau gantiin Farel"
Flashback end..
"enggak terasa rel, dulu lo baik banget ya mau bagi tubuh lo sama gue tapi gue malah berbuat gak baik sama tubuh lo. Gue juga udah melupakan tujuan awal gue, buat jadi orang baik"
"harusnya waktu itu gue nolak, lo benar rel. Lebih baik gue mati pas itu. Sampai sekarang dosa gue udah numpuk baru gue mau mati lagi"
"oh ya rel, gue cinta banget sama Lia hehehe. Lo tau kan dia mirip orang pertama yang gue cintai, cuma gue yang cinta sama dia bukan lo"
Rafael menghela nafas panjang "gue gila kalo ngomong sendiri kayak gini"
...
"jadi kamu minta ayah buat bunuh mereka? "
El mengangguk "tapi buat yang ini biar El aja yang urus" ucap El sambil menunjuk ke arah foto Farel
KAMU SEDANG MEMBACA
don't hurt Lia (end)
Mystery / Thriller"lo itu cuma milik gue Lia, cuma gue, gak ada yang boleh ambil lo dari gue" tekan Farel "sakit kak" lirih Lia dengan mata berkaca kaca "bilang kalo lo cuma milik David Farel Bramasta" ucap Farel lalu menjambak lebih kuat rambut Lia hingga membuat...