"Ketika Lia berpikir bahwa hanya ada kata 'kuat' maka yang akan datang adalah kekuatan untuk segera sembuh"
"saya sudah tau tentang kehidupan nona Lia tuan"
Farel mengangguk "ceritakan"
Roy mulai menceritakan semua tentang masa kecil Lia. Roy juga menceritakan mengapa ayah Lia memperlakukan Lia seperti itu.
~~~~~~~~~~
"dasar tua bangka" ucap kesal Farel setelah mengetahui semuanya "Roy tolong kamu putuskan kontak kerja dengan perusahaan tua bangka itu dan cabut semua sahamnya, jangan lupa buat tua bangka itu miskin secara perlahan lahan"
"baik tuan"
"apa ada yang ingin kamu katakan Roy"
Roy menganggukkan kepalanya "Alex sudah bertindak lebih cepat dari perkiraan kita tuan"
"sial, kita lakukan rencana besok"
"baik tuan, saya akan mempersiapkan semuanya"
Farel mengisyaratkan Roy agar pergi. Setelah Roy pergi, Farel memejamkan matanya sejenak.
Ternyata kehidupan Lia tidak semulus kelihatannya. Masa kecil Lia juga tidak seperti anak pada umumnya. Keluarga Lia sudah sangat keterlaluan hingga membuat Farel ingin mencabut hati mereka semua dengan tangannya sendiri. Jiwa psikopat Farel muncul ketika tau Lia di sakiti
Farel keluar dari perusahaan nya lalu menaiki mobilnya dan melaju ke apartemen nya
~~~~~~~~
ceklek
Terlihat lah Lia duduk di kasur dengan tangan yang sedang memainkan Hp Farel dengan wajah tersenyum
Farel menutup pintu kamar dengan hati hati lalu melangkahkan kakinya ke kasur lalu menaiki kasurnya
"liat apa hm, sampai senyum senyum gitu"
Lia menengok ke arah Farel lalu tersenyum lebar "ini liat dua botak yang gak besar besar" ucap Lia sambil memperhatikan hp Farel yang menampilkan video upin ipin
Farel menganggukkan kepalanya
Lia mematikan hp Farel lalu mengambilkan ke Farel "ini Lia kembalikan" ucap Lia sambil menyerahkan hp nya ke Farel
Farel mengambil hp nya lalu menaruh hp itu di meja
"kenapa lama?" tanya Lia
"maaf ya, Farel ada urusan" ucap Farel sambil mengusap kepala Lia yang sudah tidak di perban lagi karena dokter sudah melepasnya tadi pagi
"kak Farel tinggal sendiri?" tanya Lia
"iya"
"keluarga kak Farel mana?" tanya Lia lagi
"orang tua Farel meninggal"
"maaf ya, Lia gak tau" ucap Lia lalu mengusap panggung tangan Farel
"gapapa Lia"
Lia tersenyum manis
Lia menyukai sikap manis Farel selama satu hari ini. Farel tidak kasar lagi. Lia memandang wajah tampan Farel, apa lagi hidungnya yang mancung membuat Lia ingin menyentuh hidung Farel
"Farel ganteng deh"
Pipi Farel memerah mendengar pujian Lia. Bahkan Farel memalingkan wajahnya karena takut Lia melihat pipinya yang sedang memerah. Setelah beberapa detik, Farel mengembalikan ekspresi wajahnya seperti biasa agar Lia tidak curiga
KAMU SEDANG MEMBACA
don't hurt Lia (end)
Misterio / Suspenso"lo itu cuma milik gue Lia, cuma gue, gak ada yang boleh ambil lo dari gue" tekan Farel "sakit kak" lirih Lia dengan mata berkaca kaca "bilang kalo lo cuma milik David Farel Bramasta" ucap Farel lalu menjambak lebih kuat rambut Lia hingga membuat...