50. pilihan

6.5K 626 70
                                    

Semua acara sudah selesai hanya tinggal bersenang senang. Seperti makan, berdansa, dan juga menyanyi di acara itu

Sangat berbeda dengan Farel yang sedari tadi ingin pulang tapi Lia tidak mau karena katanya 'di sini enak loh bisa makan banyak'

"Lia ayok pulang"

Lia menggelengkan kepalanya. Lia melingkarkan kedua tangannya di perut Farel. Lia mengerjapkan matanya berkali kali

"bentar aja ya? Lia belum rasain es krim sama ayam goreng"

Farel menepuk dahinya. Hanya karna ini?

"ya sudah sekarang kita pulang nanti di rumah, Farel belikan es krim sama ayam goreng sebanyak yang Lia mau"

"beda dong rasanya, engga sama"

David mendekat dan memberikan kotak cincin ke Farel "lamar Lia, ini cincinnya"

Farel mengambil kotak cincin itu dan tersenyum "makasih yah"

Lia melepaskan pelukannya dari Farel "itu apa kak? "

Farel tersenyum dan berdiri. Begitu juga dengan Lia. Farel berjongkok di depan Lia hingga sebuah lampu mati dan hanya fokus ke Lia dan Farel

Farel memegang tangan Lia "Lia mungkin aku belum bisa jadi yang kamu mau tapi aku bisa bersumpah bahwa hanya kamu wanita yang aku cintai setelah ibuku"

Lia tersenyum manis

Farel mengeluarkan cincin itu "maukah Lia jadi pendamping hidupku selamanya? "

Lia mengangguk senang "mau mau"

Farel memasang kan cincin itu di jari manis Lia dan tidak lupa mengecup nya. Farel berdiri dan meletakkan tangannya di pinggul Lia

"Farel cinta Lia" ucap pelan Farel

"Lia juga cinta kak Farel"

Sedangkan El melihat itu dengan sakit hati. El tersenyum tipis lalu berbalik badan dan pergi

David yang melihat El pergi segera mengejar El

...

El masuk ke bilik toilet dan menutup pintunya. El memegang dadanya yang terasa sangat sesak. Tentu saja sakit bila melihat orang yang di cintai nya di lamar oleh saudaranya sendiri

El mengeluarkan air matanya

"aku enggak kuat Lia, ini susah. Lebih susah dari yang aku bayangkan"

El menyandarkan tubuhnya di dinding. El memejamkan matanya rapat rapat hingga suara seseorang membuat El menghapus air matanya

"El, ayah tau ini sakit tapi ayah tidak bisa berbuat apa apa. Ayah minta maaf, lagi lagi ayah hanya memikirkan Farel"

El membasuh mukanya dengan air dan sedikit merapikan rambutnya. El membuka pintu

"aku tidak apa apa yah, ini soal kecil. Seharusnya ayah jangan minta maaf, semua ini bukan salah ayah" ucap El lalu tersenyum tipis

David langsung memeluk putranya "jangan berbohong El"

El kembali meneteskan air matanya "kenapa rasanya sakit? "

"karna kau begitu mencintai Lia"

El menghapus air matanya dan melepaskan pelukan David "sekarang lebih baik kita kembali ke sana yah"

don't hurt Lia (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang