68. Musuh David

7.4K 467 153
                                    

Lia melambaikan tangannya saat Farel mau naik ke mobil. Lia tidak ikut mengantar Farel ke bandara karena Farel tidak mau ada yang menyakiti Lia di sana

Melihat Mobil Farel sudah pergi. Lia di antar masuk kembali bersama pelayan. Sebenarnya ini kebebasan untuk Lia karena Farel tidak akan melarangnya melakukan apapun

Ya benar sekali. Lia bisa mencoba mie pedas keluaran terbaru. Lia tersenyum lebar mengingat hal ini
Lia mendekat ke pelayan

"bibi tolong bikinkan mie pedas yang Lia minta pas itu ya... "

Pelayan itu tersenyum tipis "nyonya Lia hal itu di larang tuan Farel"

Lia cemberut "sekarang kak Farel sudah tidak ada"

Pelayan itu menghela nafas "baiklah tapi nanti bila tuan Farel marah bukan salah saya"

Lia tertawa "oke oke makasih banyak bibi" ucap Lia lalu memeluk pelayan itu

"nyonya jangan"

Lia tidak mempedulikan ucapan pelayan itu. Lia terlalu senang karena bisa makan pedas setelah sekian lama

...

Farel terkekeh kecil melihat kelakuan Lia di layar tablet. Lia sangat lucu bila di seperti ini. Farel tidak mungkin membiarkan Lia begitu saja. Farel akan selalu memperhatikan Lia sesering mungkin

"tuan"

Farel menengok ke Roy

"ini semua bukti bahwa benar dugaan tuan tentang mereka. Mereka yang mengambil uang dan memalsukan laporan keuangan"

Farel mengangguk "bagus Roy"

Roy tersenyum tipis

Farel mematikan tablet nya. Farel mengambil laptop dari Roy dan memberikan tablet itu ke Roy

"kamu tidak ada niat menjalin hubungan? "

Pertanyaan Farel membuat Roy tersenyum kaku "belum ada tuan"

"lakukan hal yang kamu ingin lakukan Roy. Hidup mu adalah milik mu"

Roy mengangguk "terima kasih tuan"

...




Reyhan memegang kuat bahu Hiza. Membuat Hiza ketakutan karena Reyhan seperti marah besar karena Hiza bermain dengan teman lawan jenisnya

"abang sudah bilang Hiza, JANGAN MAIN DENGAN LAKI LAKI"

Mata Hiza memerah karena di bentak Reyhan

"punya telinga, bisa mendengar. Kenapa masih di lakukan apa yang abang suruh jangan lakukan. Hiza dengarkan? "

Hiza diam. Air matanya sudah turun karena ketakutan. Hiza tidak mengira Reyhan akan semarah ini kepadanya

Melihat air mata Hiza membuat Reyhan tersadar hingga akhirnya memeluk Hiza. Tangan Reyhan mengusap rambut Hiza

"maaf Hiza, abang cuman tidak mau kamu kenapa napa bila dekat sama mereka"

Padahal sejujurnya Hiza lebih berbahaya bila di dekat Reyhan. Reyhan hanya kurang kasih sayang dari ibunya yang membuat Reyhan mencari perempuan lain agar menggantikan posisi ibunya

don't hurt Lia (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang