32. bingung

15.9K 1.4K 339
                                    

"Tetap bertahan. Bahkan kemajuan yang sangat lambat lebih baik daripada tidak ada kemajuan"

Lia memalingkan wajahnya saat Leo dan Farel ingin menyodorkan obat untuk pereda nyeri

"enggak mau pahit" ucap Lia sambil menutup mulutnya dengan tangannya

Farel menaikkan satu alisnya seperti isyarat kepada Leo. Leo tersenyum miring lalu mendekati Lia dan memegang kedua tangan Lia dengan satu tangannya

Sedangkan Farel langsung mengapit kedua pipi Lia dengan tangannya agar Lia membuka mulutnya. Sedangkan tangan satunya memasukkan obat itu ke mulut Lia lalu meminum ke dalam mulut Lia

Hingga akhirnya obat itu tertelan baru mereka melepaskan Lia. Mata Lia berkaca kaca karena merasa pahit di mulutnya

"huaa pahit banget"

"biar sembuh Lia" ucap Leo yang di anggukan oleh Farel

"kalian berdua jahat" ucap Lia sambil menunjuk Farel dan Leo

Mereka menaikkan satu alisnya "buat kepentingan kesehatan kamu juga baby"

"sudah sekarang Lia tidur siang"

Lia menatap benci ke arah Farel dan Leo. Lia berfikir kenapa bisa mereka sekarang jadi kompak seperti ini? Kalo kayak gini kan Lia yang rugi harus nurut bukan mereka lagi yang nurut ke Lia

"gak mau kalian berdua jahat, pergi sana" ucap Lia sambil tangannya mengusir Leo dan Farel "huss huss pergi kalian berdua"

"oh mau di cium" ucap Farel mendekat ke Lia

Lia langsung menutup wajahnya dengan bantal "kak Leo tolong Lia, Lia mau di cium huaa" ucap Lia dengan wajah di tenggelamkan di bantal

Mereka malah sudah di sisi kanan dan kiri Lia. Sama sama mereka berdua mengangkat wajah Lia dan mencium habis wajah Lia. Leo sebelah kiri dan Farel sebelah kanan

Lia menaruh tangannya di wajah Farel dan Leo "sudah, muka Lia jadi bau kalo di cium terus"

Lia berbaring dan langsung tidur dengan wajah di tutupi menggunakan selimut

Farel dan Leo terkekeh melihat Lia. Sangat mengemaskan pikir mereka melihat tingkah Lia

Leo melihat ke arah Farel "bocah sialan pergi kamu dari sini"

Farel menghentikan terkekeh nya "eh pak tua harusnya kamu yang pergi"

"enak aja saya ini calon suaminya Lia"

"tapi saya pacarnya"

Leo tersenyum miring "cuma pacar tapi sudah sok sok an. Saya ini lebih kaya dari kamu"

"dih kaya mah iya tapi hasilnya gak benar, bisa bisa Lia makan makanan haram dari kamu"

"alah bilang aja kamu iri bocah, harta kamu kan gak sebanyak punya saya" ucap bangga Leo

"percuma kalo kaya tapi hasil gak benar"

"yang terpenting saya tetap yang paling kaya jadi dengan mudah saya bisa hancurkan kamu"

"enghh berisik" ucap Lia terusik dengan pertengkaran mereka berdua

Leo berjalan mendekati kasur Lia lalu duduk di pinggir kasur itu. Tangan Leo mengusap kepala Lia "stt tidur ya, maaf udah berisik"

Lia mengangguk pelan lalu kembali memejamkan matanya

Farel menatap Leo yang mengusap rambut Lia dengan tangan yang di lipat di dadanya. Untuk sekarang mungkin Farel harus fokus ke Lia terlebih dahulu, masalah mengambil Lia itu bisa nanti. Karena yang terpenting Lia harus bisa kembali pulih lagi

don't hurt Lia (end) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang