PDS 1

61K 2.7K 38
                                    

Hai...

VOTE DAN KOMEN YAH.

🚫NO PLAGIARISME🚫

Sekian dulu terimakasih.

Selamat membaca...

***

Rintik hujan gerimis malam ini menemani seorang gadis cantik, bak dewi Yunani didalam gang sempit dan bau. Dia Menggunakan hoddie dan jeans dengan warna senada dengan sepatu nya.

Namun langkah kaki nya terhenti sejenak, karena handphone yang berada di saku hoddie-nya bergetar dan ternyata ada sebuah panggilan masuk.

Sebelum menjawab telpon, gadis itu membuka tudung hoddie yang menutupi sebagian wajah dan rambutnya lalu membuka slayer bergambar burung Phoenix miliknya.

"Kau sudah bereskan tikus pengganggu itu?" tanya orang di seberang sana.

"Sudah," jawab nya singkat.

"Bagus! aku transfer uangnya ke rekening-mu dan pastikan jejaknya tak akan terlacak kau mengertikan" ujar pria disana sekali lagi.

"Ya, semuanya sudah beres" sahutnya, lalu mematikan telpon itu.

Lalu, ia kembali berjalan menuju motor besar berwarna tosca. Belum naik ke motor, dia mendapat panggilan lagi yang membuat nya menggeram kesal.

"Sialan! siapa lagi sih?" umpatnya tapi tak urung ia mengambil handphone berlogo apel tergigit keluaran terbaru itu. Saat melihat sang penelepon dia menormalkan ekspresi dan berdeham sebentar.

"Halo tan, ada apa?" tanya nya setelah mengangkat telpon itu.

"Nov, sekarang kamu dimana? Maaf sebelumnya kalo Tante ganggu kamu. Tapi, Tante gak tau harus minta tolong ke siapa lagi, selain kamu." Terdengar diseberang sana suara Tante nya yang gemetar dan cemas.

"Gak apa-apa Tan, selagi aku masih bisa bantu. Masalah Aslan lagi?" tebaknya tepat.

"Iya. Tuh anak udah malam, tapi belum pulang juga. Kan besok pagi papanya udah pulang, Tante khawatir takut terjadi apa-apa. Tante minta tolong sama kamu untuk nyariin Aslan. Terus suruh pulang. Sekali lagi, maaf banget Tante ganggu kamu." Lagi, Rika harus merepotkan keponakannya ini. Tapi putranya itu hanya mau patuh dan tunduk pada gadis ini saja.

"Kasih aku waktu 25 menit Tante, Aslan pasti pulang dengan selamat"

Setelahnya dia bergegas menuju suatu tempat, yang mana disanalah sepupu brengsek nya itu berada.

•••

Arena Balap.

"Wooooouuuww!!"

"Kita menang lagi, woi! Aspal, udah deh. Kalah, ya kalah aja. Gak usah nantangin Bos kita lagi. Semua juga tau, lo nggak akan pernah bisa menang. Kenapa juga lo nggak kapok-kapok, hah?" ujar Radit, si kaleng rombeng ada-ada aja kalimat yang keluar. Bikin darah tinggi aja.

"Diem, Lo!" tunjuk Aslan, Sialan! kalah lagi, kalah lagi.

"Lo semua tuh pakai cara curang. Sampah, Cuih!" Aslan meludah tepat didepan sepatu sang pemenang.

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang