PDS 63

3.6K 180 0
                                    

Hai...

Jangan lupa buat VOTE KOMEN dan SHARE banyak-banyak yah.

Dilarang memplagiat ya.

Sekian dulu, terimakasih.

Selamat membaca.

***

Saat Elin sudah berada dilantai dua gudang ini dia sempat terdiam sejenak melihat keadaan di sini, dilantai dua ini terlihat lebih nyaman dan bagus dibanding kan dengan lantai satu yang kotor dan bau.

Disini terdapat empat single sofa dan ditengahnya ada meja persegi empat yang terbuat dari kaca, untuk ukuran gudang penyimpanan alat nelayan seperti nya tidak akan sebagus ini, Elin tidak langsung melangkah maju namun dia mengambil satu dari banyak nya peluru yang tersimpan di dalam senapannya.

Elin melempar kan satu peluru itu kedepan yang langsung menghadap lorong besar yang cukup terang di hadapannya, dan tak sampai beberapa detik peluru yang dia lempar tadi hangus dan tak berbentuk lagi dilantai.

Penyebabnya yaitu laser berwarna hijau yang telah menyala dan berada tepat di depannya, gadis itu tersenyum tipis dia tau tempat ini walaupun terlihat kumuh dan kotor tapi berbahaya. dia mengendarkan pandangan nya ke berbagai sisi ruangan dan matanya berhenti tepat di lukisan abstrak di dinding lorong.

Bukan karna lukisan abstrak itu menarik hanya saja di dekat lukisan itu terdapat tombol untuk mematikan laser ini. Elin menatap laser laser itu dan mengikuti arah panah cahaya laser itu dia harus cepat dan berhati-hati jika tidak ingin mati terbakar karna laser beracun ini.

Elin meregangkan tubuhnya sebentar lalu mulai melangkah perlahan memasuki area laser itu.

•••••••

Gidyon dan teman-teman nya sudah membereskan para bedebah tadi dan hendak beranjak dari sana, sebelum pergi menyusul Elin Gidyon terdiam sebentar.

"Masih belum ada kabar kemana perginya Noval?" tanyanya pada siapapun yang ada disana.

"Kagak Yon, terakhir pas lo nerima telpon dari Aslan itu dan cabut kesini kita udah gak bareng sama Noval lagi"
ujar Max.

Gidyon menghela nafas berat, lelaki itu mempertanyakan kemana perginya temannya yang satu itu Noval bahkan tidak memberi tahu siapa pun kemana dia akan pergi.

Saat di parkiran beberapa waktu lalu.

DDRRT...

Getaran di kantong celana Gidyon menghentikan tawa teman-teman nya Gidyon menaik kan satu alisnya menatap nama si penelepon.

"Siapa?" tanya Dimas.

"Aslan" jawab Gidyon tapi tak urung lelaki itu mengangkat telpon nya.

"Hm?" deham Gidyon.

"Lo masih di sekolah kan?" tanya Aslan diseberang sana.

"Menurut lo, buru gue gak ada waktu kalo gak penting" pungkas Gidyon.

Aslan berdecih di seberang sana mendengar ucapan Gidyon barusan.

"Lo bilang mau bantuin Elin dalam misinya kali ini kan, kalo iya pergi ke markas gue bawa anak buah lo sebanyak yang bisa, ambil senjata di dalam markas gue di dekat tangga password lemari senjata gue tanggal lahir Elin."

"Terus langsung pergi ke pelabuhan karna Elin lagi menuju kesana sendirian gak ada satupun dari kita yang ngawal dia dan tugas lo--"

Belum selesai Aslan berbicara Gidyon memotong perkataan lelaki itu membuat nya kesal lagi.

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang