PDS 21

5.3K 294 8
                                    

Hai...

Jangan lupa kasih ⭐⭐⭐ yah.

🚫NO PLAGIARISME AND SPOILER🚫

Sekian dulu,terimakasih.

Selamat membaca...

***

Setelah kejadian tiga Minggu yang lalu Gidyon lebih intens memperhatikan Elin. Bukan karna sang kekasih pelakunya hanya saja Gidyon seperti familiar dengan mata pembunuh itu.

Gidyon sudah berusaha untuk menghilangkan pikiran itu namun saat mengingat Lelaki yang mati dengan tidak wajar itu kadang membuat nya mual sendiri. Dia tidak habis pikir ada orang yang tega membunuh seseorang hanya demi uang apakah tidak ada perkerjaan lain yang lebih baik daripada membunuh.

Gidyon tak tau saja siapa pembunuh yang terus dia pikirkan itu.

"Yon". Panggil Dimas menyenggol lengan Gidyon.

Gidyon menoleh kesamping menatap Dimas seperti bertanya Dimas mengarahkan matanya melirik Elin yang baru turun dari motornya.

Gidyon hari ini memang tidak menjemput Elin karna gadis nya lah yang memintanya. katanya ingin pergi bersama teman nya Fika Gidyon mengizinkan nya karna tidak pergi bersama laki-laki lain.

Sudah jadi rahasia umum kalau Gidyon itu over posesif pada Elin dia bahkan melarang teman-temannya mendekati gadis nya itu, entah kenapa semenjak kejadian dikantin waktu itu Gidyon merasa dia harus membuat jarak antara Elin dan teman-temannya.

Elin sendiri masa bodoh dengan hal itu, dia tidak ada urusan dengan Gidyon ataupun teman-temannya Lelaki itu.

"Pagi sayang" sapa Gidyon tersenyum manis Elin menatapnya sebentar lalu menggangguk membalas sapaan Gidyon.

Gidyon berjalan berdampingan dengan Elin sedangkan Fika sudah lebih dulu pergi meninggalkan dua sejoli itu malas jadi obat nyamuk katanya, sampai didepan kelas Elin Gidyon menghadap menatap Elin lembut sambil mengelus rambut panjang kekasih nya.

"Belajar yang bener yah sayang, biar anak kita nanti pinter kayak papa mama nya" ucap Gidyon malu-malu kuping Lelaki itu memerah.

Dia salah tingkah sendiri setelah mengucapkan kata-kata tadi berbeda dengan Elin yang hanya diam saja malas menanggapi.

"AAKKHH APAAN NIH" Teriakan dari dalam kelas nya membuat Elin tersentak kaget sedangkan Gidyon langsung mencari arah teriak kan.

Elin dan Gidyon menghampiri Fika yang terdiam kaku menatap lantai kelas. Elin mengikuti tatapan Fika dan dia menemukan sebuah kotak yang isinya sudah berceceran. Gidyon mengambil kotak berwarna hitam itu dan melihat isinya.

Betapa terkejutnya Gidyon melihat isi dari kotak itu, boneka bayi berbentuk manusia itu tidaklah utuh.Seluruh bagian tubuhnya terpisah dari mulai mata yang hilang satu, dan dan kaki terputus juga kepala yang terpisah dari anggota tubuh,bahkan boneka itu berlumuran darah entah asli atau tidak tapi yang terpenting dari siapa untuk siapa.

Gidyon menatap tajam Fika.

"Dari siapa?" Tanya Gidyon dingin.

Fika menggeleng lemah sungguh diapun tak tau dari siapa tapi tadi ada secarik kertas dan kertas itu ditujukan untuk Elin.

Elin memungut kertas itu dan membacanya didalam hati.

Nasib lo bakalan kayak Boneka itu kalo lo masih berani deketin dia.

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang