PDS 48

3.7K 212 0
                                    

Hai...

Jangan lupa buat selalu VOTE KOMEN dan SHARE yah.

Dilarang memplagiat ya.

Sekian dulu, terimakasih.

Selamat membaca.

***

Suara tembakan itu menggema di dalam kamar itu Elin memundurkan langkahnya lengan kiri dan perut bagian kanannya terkena tembakan lagi.

Gadis itu bukannya merasa kesakitan dia malah terkekeh sinis menatap darah yang mengalir di lengan kiri dan perut bagian kanannya Elin meluruskan pandangan nya menatap dingin dengan alis terangkat pada Vanesha.

Sedangkan Vanesha dia menjatuhkan pistol itu kelantai sambil meneteskan air matanya tangan perempuan itu bergetar seiring dengan tangisannya dia menggelengkan kepalanya menatap Elin penuh ketakutan. sedangkan Elin tetap diposisi nya menatap Vanesha dengan dingin dan berwajah datar saat Elin ingin menghampiri Vanesha dari arah luar terlihat Noval masuk kedalam bersama ketiga temannya.

Betapa terkejutnya ketiga teman nya Noval melihat kondisi didalam kamar yang sudah berantakan tak beraturan semua barang berserakan dimana-mana bahkan ada beberapa preman yang tergeletak dengan darah disekitar mereka.

Dan yang lebih membuat tercengang Elin lah pelaku dari pembantaian semua orang itu hanya dia sendiri tak ada siapapun yang membantu gadis itu ketiga temannya Noval bertanya-tanya sekuat apa Elin ini.

Noval menghampiri Elin Lelaki itu menatap Elin dengan tajam dan dingin tanpa banyak kata Noval menamparnya begitu kuat sudut bibir Elin sampai mengeluarkan darah segar.

Radit, Dimas, dan Max menatap kaget dengan apa yang dilakukan oleh Noval pada Elin belum juga diantara mereka bertiga bersuara kata-kata Noval membuat mereka diam.

"Gue bilang jangan sakiti mereka karna itu bagian gue" desisnya tajam.

Elin terkekeh namun kekehan itu benar-benar menyeramkan Elin menatap Noval dengan tajam dan juga tak kalah dingin.

"Itu sudah kewajiban saya tuan Hayden siapapun pengganggu harus di lenyap kan" sahut nya santai.

Elin menabrak kan bahu kirinya yang terkena tembakan tadi ke bahu kanan Noval lalu melangkah mengambil jaket juga pisau lipat nya. sebelum benar-benar pergi Elin berhenti diambang pintu tanpa berbalik gadis itu mengatakan sesuatu yang membuat seseorang berdiri dengan kaku dan tangan terkepal.

"Kembali lah Hayden tak ada gunanya memakai tubuh yang salah" Lirihnya namun mampu didengar orang-orang disekitar nya.

Setelah mengucapkan kata-kata itu Elin melangkah pergi meninggalkan keempat lelaki tadi dalam keheningan.

"Kalo Gidyon tau lo nampar Elin dia pasti bakal marah banget Val sama lo" ujar Radit sambil menggeleng kepala tidak habis pikir dengan tindakan tiba-tiba Noval tadi.

"Mana tadi keadaan Elin lebih parah dari kita lagi kalau sampe dia kenapa-kenapa gimana?" tukas Dimas dengan raut khawatir walaupun mereka tidak dekat dengan Elin tapi gadis itu sudah mereka anggap bagian dari mereka.

Sedangkan Noval lelaki itu memaki dirinya yang lain didalam hati mengumpati tindakan semena-mena yang barusan terjadi. Elin naik keatas motor nya rasa nyeri luar biasa dia rasakan darah dilengan kiri dan perutnya tak berhenti keluar Elin harus sampai markas secepatnya namun dia juga ingin mampir sebentar ke mini market membeli beberapa barang.

Elin menjalankan motornya dengan menggeram rendah menahan sakit dan juga agar dia tidak sampai jatuh dari motor akibat sakit bekas luka tembak itu.

Sesampainya dia di mini market yang buka 24 jam Elin bergegas masuk setelah memasang jaket maroon nya kembali dia mengambil obat-obatan dan juga beberapa kapas pembalut luka berserta betadine dan juga air mineral bergegas membayar nya dikasir.

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang