PDS 16

6.2K 344 25
                                    

Hai...

Jangan lupa VOTE (⭐).

Spam KOMEN.

🚫NO PLAGIARISME🚫

Sekian dulu,terimakasih.

Selamat membaca...

***

Elin hilangkan sementara tato ular di lehernya,tidak pakai Foundation karna itu hanya menyamarkan tidak menghilangkan tatonya.Elin memakai kulit buatan seperti karet dia menyesuaikan warna kulitnya dengan warna kulit palsu itu.

Dia memasang nya tadi pagi saat sebelum pergi ke sekolah. Dia sudah bisa memperkirakan apa yang akan terjadi saat dia bertemu dengan Harto atau Vanesha.Jadilah dia melakukan hal itu bukan karna takut ketahuan tapi ada sesuatu yang harus dia tuntaskan dia sekolah ini jadi dia tetap harus berhati-hati terutama pada dia.

Sampai diparkiran Fika pamit pulang duluan ikut angkot sedangkan Elin pulang bersama dengan Gidyon.Elin memasang helmnya yang diberikan Gidyon yang sudah diatas motornya.

Setelah memasang helmnya dia naik kejok motor belakang Gidyon. Sebelum pergi Gidyon mengklakson tanda dia pergi lebih dulu.Teman-teman nya memberikan jempol tanda iya.

Sekitar dua puluh menit perjalanan keduanya sampai disebuah taman yang indah dan sedikit pengujung karna hari ini bukan haru weekend jadi sepi.Gidyon mengajak Elin kedekat danau Mereka duduk di tepinya.Menikmati angin alam yang sejuk. Gidyon berusaha menetralkan jantungnya yang berdetak kencang.


Hari ini dia harus melakukan nya sebelum Elin pergi dan diambil orang lain.Gidyon bergidik ngeri membayangkan Elin bahagia tapi bukan bersamanya.

Dia seperti menyaksikan film horor terseram di dunia.

Tidak itu tidak boleh terjadi,Elin hanya akan hidup dan bahagia bersama dengan Gidyon selama nya.

Gidyon menarik napasnya dan membuang nya secara perlahan.
Memiringkan tubuhnya kearah Elin menatap gadis itu dalam.

Yang diperhatikan hanya diam menunggu kelanjutan dari Gidyon.

Ck.Tatap balik kek Lin malah diem aja.

Kesalnya.

"Lin,gue gue mau ngomong sesuatu yang serius sama lo" Gidyon menatap serius Elin.

Elin pun balik menatap Gidyon dengan raut santainya.

"Gu-gue mau e-lo ja-jadi PACAR GUE"Gidyon menekan dan mengeraskan suara nya didepan wajah Elin.

Elin yang mendengar itu diam menatap Gidyon yang menutup matanya tak berani membukanya.

Elin masih diam dia berdiri dari duduknya. Menyadari Elin tak kunjung menjawab ungkapan hatinya.Gidyon membuka matanya dan menatap Elin yang berdiri dengan tatapan dinginnya kepada Gidyon.

Buru-buru Gidyon berdiri menghadap Elin.

Kali ini saja Gidyon ingin agar tidak menangis dia akan menahan diri untuk tidak merengek pada Elin hari ini.Dia harus menjadi lelaki yang tidak manja hari ini.

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang