PDS 37

3.9K 240 2
                                    

Hai...

Jangan pelit buat VOTE, KOMEN & SHARE yah.

Dilarang memplagiat ya.

Sekian dulu, terimakasih.

Selamat membaca.

***

"Vanesha sekarang ada di mall lo tau kan flat mobil nya berapa dia pake mobil warna merah" ujar Lusiana menjelaskan.

"Oke serahin aja ke gue makasih Lus Lo udah bantu gue" ungkap nya.

"Sama-sama, jangan sampai gagal satu lagi habis lo udah melakukan tugas itu o harus langsung naik ke mobil gue kita langsung pergi dari sana"

"Terus mobil gue ini gimana kalo gue ikut lo ?" tanya Raya menatap mobilnya.

"Tinggalin aja entar ada anak buah gue yang ngambil nih mobil dan di antarkan ke rumah lo" jelas Lusiana.

Raya mengangguk setelah sedikit berbincang dengan Lusiana tadi mereka pergi ketempat yang berbeda Lusiana pergi menuju apartemen Elin sedangkan Raya pergi menuju mall.

Setelah kepergian Raya, Lusiana menelpon seseorang.

"Van gue udah nyuruh dia nyamperin gue, ini gue otw bawa dia ke elo" ujar Lusiana menelpon Vanesha di seberang sana.

"Oke gue tungguin l di sini oh iya Puspa masih di mall bareng Nina" tanya Vanesha.

"iya gue suruh buat beli barang-barang buat ngerayain keberhasilan kita nanti malam" ucap Lusiana.

Setelah perbincangan barusan Lusiana mematikan sambungan telpon lalu bergegas menuju ke apartemen Elin.

Raya baru saja keluar dari taksi yang dia tumpangi ke mall besar ini, dia bergegas menuju ke arah basement dan mencari mobil Vanesha sekaligus melihat flat nya.

Dan ketemu itu dia mobil nya flat mobilnya pun sama dengan yang di beri tahukan oleh Lusiana tadi. buru-buru Raya mengambil cutter di dalam tas selempang nya lalu berusaha untuk memasukkan tangannya ke bawah mobil.

Ngomong-ngomong cutter ini bukan sembarang cutter benda kecil ini milik Lusiana perempuan itu meminjamkan nya sebentar untuk hal ini.

Cutter ini bisa memanjang juga bisa memotong sesuatu di lengkapi dengan laser kita cukup menyetelnya di bagian pegangan cutter itu. akan di arahkan kemana mata pisaunya maka laser di bagian ujung pisau akan mengarahkan nya lalu mata pisaunya akan memanjang dan memotong sesuai apa yang kita arah kan tadi.

Cttak...

Suara kabel rem mobil terpotong selesai sudah misi nya dia tinggal menunggu Lusiana menjemput nya perempuan itu mengatakan Raya harus menunggu nya di dekat basement.

Jadi gadis itu berjalan menuju pintu keluar basement bersembunyi di dekat lift agar Vanesha tidak tau dia ada disini.
sementara itu Lusiana sedang bertengkar dengan Elin di basement apartemen Elin de samping mobil Lusiana.

•••••

"Lo itu pengkhianat mau apa lagi lo ketemu gue ha" marah Elin pada Lusiana.

"Gue mau lo turun jabatan juga berhenti untuk sok jagoan ngerti lo" tantang Lusiana.

"HAHAHA, apa lo bilang sok jagoan lo aja yang lemah gak bisa ngelawan gue udah lah ngurusin lo gak ada untung nya mending gue masuk lagi ke apartemen gue"

Elin berbalik hendak meninggalkan Lusiana namun belum juga dia melangkah Lusiana sudah memukul kepala Elin dengan tongkat baseball.

Elin pun jatuh pingsan setelah itu, Lusiana menyeret Elin memasukkan gadis itu kedalam mobilnya bagian belakang.
lalu menjalankan mobil untuk menjemput Raya di dekat basement mall.

Sesampainya di sana Lusiana menurunkan sedikit kaca mobil nya lalu mengklakson Raya memberitahu perempuan itu kalau dia datang menjemput nya.

Raya masuk kedalam mobil dan mereka pun melanjutkan perjalanan.
Lusiana sampai ditempat dia janjian dengan Vanesha, gadis itu menunggu nya di gedung tua tak terpakai jauh dari kota.

Lusiana menyeret korban mereka yang telah di tutupi dengan kain hitam di kepalanya membawa masuk perempuan yang tak sadar kan diri itu menuju tempat eksekusi.

BRAAKK...

Lusiana menghempaskan tubuh korban kelantai yang kotor dan bau itu.

"Nih mau kita apain?"tanya nya pada Vanesha.

Vanesha berdiri dari duduknya melangkah dengan wajah berseri-seri kesenangan. akhirnya penantian nya untuk mengalahkan Elin hari ini bisa dia wujudkan sekarang waktunya dia melakukan eksekusi terhadap perempuan sombong itu.

"Dah mati nih Elin nya mau kita kubur dimana?"tanya Lusiana.

Vanesha nampak berpikir sebentar dimana tempat yang pas untuk menguburkan mayat Elin agar tak ada yang mengetahui nya.

"Kita kubur di belakang tempat ini aja ada tanah lapang yang cukup untuk nguburin dia" ujar Vanesha di angguki Lusiana.

Vanesha melepaskan ikatan pada tubuh dan tangan mayat di depan nya lalu menyeret nya menuju tanah lapang di belakang gudang ini.

Vanesha mulai menggali tanah sedangkan Lusiana membereskan yang terjadi di dalam sana mereka membagi tugas agar cepat pergi dari sini.Cukup lama Vanesha menggalinya dan lubang yang dia gali sudah cukup untuk menguburkan mayat ini akhirnya Vanesha pun menggulingkan mayat itu kedalam sana.

Setelah mayat Elin sudah di masuk kedalam lubang yang dia gali Vanesha buru-buru menimbun nya lagi Dengan tanah namun belum selesai dia menimbun mayat itu dengan tanah.Datang segerombolan orang berbaju seragam lebih tepatnya polisi sekitar sepuluh orang Vanesha terkejut bukan main apa-apa ini siapa yang melaporkan nya kepolisi.

Raya atau Lusiana atau jangan-jangan Puspa dan Nina.

"Angkat tangan, anda ditahan karna telah melakukan pembunuh kepada seorang perempuan yang menewaskan dua nyawa sekaligus" ujar salah satu polisi sambil menodongkan pistol ke arah Vanesha.

Perempuan itu mengangkat kedua tangannya dan menaruhnya di samping kedua telinganya Vanesha bingung menewaskan dua nyawa bukan kah dia hanya membunuh Elin.

Apa jangan-jangan Elin hamil dan dia baru saja membunuh Elin berserta calon bayi nya apa yang melaporkan nya adalah Gidyon tidak mungkin lelaki itu tidak mungkin tau rencana nya ini lalu siapa.

Saat Vanesha berusaha mencerna semua yang terjadi dia di sadarkan saat tangannya di borgol oleh polisi. empat orang polisi lain nya berusaha menggali tanah yang sudah setengah tertutup tadi untuk mengambil mayat tadi tim medis pun juga sudah berdatangan mereka membantu polisi untuk mengangkat mayat.

Vanesha terus menatap mayat itu dan dia baru menyadari satu hal Elin memiliki bentuk tubuh yang benar-benar ideal paha gadis itu tidak terlalu besar bahkan bisa dibilang kecil.

Pinggang itu bukan pinggang Elin bahkan dari kulit nya pun juga bukan warna kulit perempuan itu Elin memiliki kulit-kulit wanita Eropa tapi ini bukan apa dia telah salah membunuh orang.

Vanesha benar-benar di buat takut juga cemas bahkan dia tak bisa berkata-kata saat salah satu tim medis membuka penutup kain hitam yang membungkus kepala mayat itu.

Vanesha melebarkan matanya saat melihat siapa yang telah dia bunuh itu bukan Elin tapi RAYA. mengapa bisa dia tidak mengenali tubuh Raya sama sekali apa ini alasan mengapa Lusiana tidak memperbolehkan diri nya untuk membuka penutup kepala itu.

Apa mungkin selama ini dia di tipu oleh Lusiana dan juga Elin mereka sengaja bertengkar agar dapat membodohi nya.

Dan benar saja di sudah di bodohi oleh kedua perempuan ular itu sialan akan dia balas nanti mereka berdua lihat saja.

***

Duh mba Vanesha salah sasaran pembunuh bayaran mau di ilangin nyawanya ya yang ada kamu yang kehilangan kehidupan mu.

Jangan pelit-pelit dong kasih ⭐⭐ dan KOMEN boleh juga SHARE ke teman-teman kalian.

👋👋👋

🖤🤍

By:A2W.

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang