Hai...
Jangan lupa VOTE KOMEN dan SHARE yah.
Dilarang memplagiat ya.
Sekian dulu, terimakasih.
Selamat membaca.
***
Elin yang melihat ekspresi terkejut Vanesha terkekeh menyeramkan Elin memainkan pisau lipat yang sudah dipenuhi dengan darah itu dengan santai nya tak ada ekspresi jijik malah gadis itu tersenyum melihat tangannya juga pisaunya berlumuran darah.
Vanesha memundurkan tubuhnya sambil menggeleng takut dia sangat trauma dengan apa yang dilakukan Elin dulu dia tidak mau lagi merasakan kesakitan itu.
Elin berjongkok dan menangkap kaki kiri Vanesha ditatap nya kaki perempuan itu dengan seringai iblis nya Vanesha menggeleng kuat seolah menolak apa yang akan Elin lakukan nantinya.
"Enggak jangan Lin, please gue-gue bakal lakuin apapun yang lo mau asal jangan sakiti gue" mohon Vanesha.
Elin menatap Vanesha dengan alis terangkat satu seolah berkata benarkah dan seolah mengerti tatapan dari Elin perempuan itu menggangguk kan kepalanya dengan yakin.
"Tapi sayangnya..." jeda Elin sambil menelusuri kaki Vanesha dengan ujung pisaunya hingga membuat goresan memanjang dan sedikit mengeluarkan darah walaupun tidak banyak tapi itu cukup sakit.
"Penawaran itu udah lama jadi gak berlaku sekarang" tawa kecil Elin.
Kalau Gidyon mendengar tawa itu mungkin lelaki itu akan semakin jatuh cinta pada Elin namun tidak untuk orang lain yang mendengar nya Elin benar-benar seperti Demon sekarang mata gadis itu berbinar saat melihat darah.
Seperti bukan Elin tapi dia adalah Elin yang sebenarnya pembunuh bayaran yang selalu haus dengan darah.
"Kenapa lo kaget liat gue?" tanya Elin menatap dingin Vanesha.
"Gue udah pernah bilang jangan jadi penganggu karna kalo gue udah muak nyawa lo sebagai bayaran nya"
"AAKKHH" Elin menekan ujung pisaunya tepat dibagian paha kiri Vanesha membuat darah perempuan itu keluar begitu banyaknya.
Namun sisi iblis Elin sedang mengambil alih dirinya jadi hal seperti ini sangatlah biasa baginya malah sangat menyenangkan melihat Vanesha menjerit sakit didepannya. pintu yang semula ditutup oleh Elin di dobrak oleh seseorang dari luar.
BRRAAK...
Adrian muncul dengan wajah yang sudah banyak luka bekas tonjokan dan membiru Adrian tidak sendirian ternyata dia membawa beberapa preman berbadan besar kedalam kamar itu.
Lelaki itu menatap Elin nyalang sedang Elin dengan santainya gadis itu mencabut kasar pisaunya dari paha Vanesha membuat Vanesha menjerit lagi sambil sesegukkan.
"Brengsek lo, berani banget lo yah nyakitin cewek gue bakal gue habisin lo" ujar Adrian menggebu-gebu.
"Jangan lo semua bakalan mati kalo ngelawan pisikopat ini mending kita ngalah aja" larang Vanesha mengingat betapa mengerikan nya seorang Elin dalam menyiksa musuhnya.
"Gila ya lo mana mau gue ngalah sama jalang kayak dia" sarkas Adrian mengkode lima preman itu untuk menyerang Elin.
Elin mengangkat salah satu alisnya sambil terkekeh pelan dia melawan preman-preman itu dengan santai dan tetap tenang. lima preman itu dibekali dengan senjata seperti pisau, celurit dan juga pistol api dan Elin hanya bersenjata kan pisau lipatnya namun mampu menumbangkan lima preman berbadan kekar itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}
Mysterie / Thriller[FOLLOW, VOTE, KOMEN AND SHARE] 🙈 BELUM SEMUA PART DI REVISI HARAP MAKLUM JIKA ADA TYPO DAN KATA-KATA NYA MASIH ACAK.🙈 ••••••• JIKA ADA KESAMAAN TEMPAT MAUPUN TOKOH YANG ADA DIDALAM CERITA MOHON MAAF.CERITA INI BERDASARKAN HASIL KARYA IMAJINASI KU...