PDS 24

4.6K 288 3
                                    

Hai...

Jangan lupa ⭐⭐

Dilarang memplagiat.

Sekian, terimakasih.

Selamat membaca.

***

Karna beberapa bahan masakan di apartemen Elin habis jadi Elin harus berbelanja mau tidak mau.

Tapi untuk hari ini bukan Xillo atau Evi yang menemani nya berbelanja tapi bayi kecebong ini yang bersikeras untuk ikut dengan nya mau tidak mau Elin menyetujui nya, dan sini lah mereka sedang memilih daging setelah selesai memilih daging mereka beralih ke rak bumbu.

Lalu terakhir setelah semuanya sudah dapat Elin ingin membelikan Evi dan teman-teman nya yang dirumah camilan.
Saat asik memilih camilan dia bertemu dengan jalang yang sangat malas dia temui.

"Muak banget gue liat lo dimana-mana" ucap Raya sarkas.

Elin diam tak menghiraukan bukan karna takut jangan lupa siapa Elin sesungguhnya, dia hanya malas meladeni orang ini.

"Udah sayang?" Itu suara Gidyon yang menghampiri nya.

"Hai Yon" Sapa Raya sok manis.

Gidyon sama sekali tak melihat gadis itu dia malah makin lekat menatap Elin bahkan lelaki itu menggenggam tangan Elin erat menariknya menjauhi perempuan yang dia benci itu.

Raya menatap nanar kepergian dua orang tadi tangannya mengepal erat marah, kesal, malu bercampur jadi satu.

"Awas lo gue gak bakalan tinggal diam liat aja nanti" Seringai Raya jahat.

Saat sampai di depan kasir Gidyon membantu Elin mengeluarkan belanjaan mereka untuk dihitung kasir didekat mereka ada tiga orang ibu-ibu yang memandang kagum pada kedua sejoli ini.

"Baru nikah yah de?" Tanya salah satunya, Gidyon dan Elin kompak menoleh menatap mereka bingung.

Gidyon yang cepat konek nya mengangguk sambil tersenyum tipis, ketiga ibu-ibu itu ikut tersenyum juga menatap mereka.

Elin hanya mampu menghela nafas kesal dia menatap Gidyon penuh peringatan namun Gidyon malah memandang nya dengan wajah tanpa dosa dan tatapan polos nya.

"Semoga langgeng yah kalian ngomong-ngomong istrinya udah hamil belum?" Tanya ibu yang kedua.

Gidyon menatap perut rata Elin sambil tersenyum malu-malu, dia menggeleng pelan wajah Gidyon memerah padam.

Dia jadi membayangkan betapa lucunya nanti para kecebong nya berenang didalam rahim Elin dan akan menjadi junior-junior yang tampan dan cantik seperti Daddy dan mommy nya.

"Semoga cepat isi yah, kamu sebagai laki-laki harus lebih ekstra lagi kalo mau cepat punya anak" Uap ibu yang ketiga.

Gidyon sudah tak sanggup lagi berbicara dia pergi dari sana meninggalkan Elin yang terdiam melihat tingkah Gidyon yang benar-benar aneh barusan seharusnya Elin lah yang merasa salah tingkah bukannya Gidyon yang malu begitu dasar lelaki aneh.

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang