Hai...
Tolong tinggalkan jejak seperti ⭐⭐⭐ dan KOMEN juga SHARE yah.
Dilarang memplagiat.
Sekian dulu, terimakasih.
Selamat membaca.
***
Pulang sekolah hari ini Gidyon berniat mengajak Elin untuk bertemu dengan kedua orangtua nya. karna bunda nya Gidyon selalu menanyakan kapan Elin akan bertamu ke rumah mereka sebenarnya sudah lama Gidyon ingin memperkenalkan kekasih nya ini pada kedua orangtua nya.
Namun karna masalah yang terus datang membuat Gidyon menunda keinginan nya hingga masalah selesai, Gidyon dan Elin sudah di dalam mobil menuju kerumah lelaki itu Elin awal nya ingin menolak karna menurut nya hubungan mereka tidak perlu sampai segitunya.
Tapi karna Gidyon terus merengek ingin mempertemukan dia dan kedua orang tua lelaki itu dan Elin yang malas berdebat dengan nya akhirnya menyetujui saja keinginan Gidyon.sesampainya di rumah Gidyon langsung mengajak Elin keruang keluarga biasa nya bunda dan ayah nya jam segini berada disana menonton televisi.
Tapi ada yang aneh kenapa wajah kedua orang tuanya terlihat marah bunda nya juga menangis di rangkulan sang ayah, di sana terdapat dua orang paruh baya seumuran bunda dan ayah nya juga ada seorang perempuan muda yang sedang terisak di single sofa, tunggu itu Raya sedang apa gadis itu dan orangtuanya ke rumah dia.
"Suni kamu Gidyon kamu harus mempertanggung jawabkan apa yang telah kamu perbuat" ujar ayah nya marah.
Gidyon mengerutkan dahi bingung apa nya yang harus di pertanggung jawabkan memang nya dia berbuat apa sampai harus bertanggung jawab.
"Sebenarnya ada apa nih yah?" tanya Gidyon bingung dia masih menggenggam erat tangan Elin.
Elin pun hanya diam dengan wajah datar dan tenang memperhatikan orang-orang di sekitar nya ini terutama Raya yang sedang berakting dengan pintar nya.
Elin tertawa didalam hati sebentar lagi isakkan itu akan berubah jadi raungan tunggu saja.
ayah Gidyon melempar kan sebuah amplop yang di tangkap Gidyon dengan sigap Lelaki itu membuka isi nya dan melihat nya.
Bola mata Gidyon melebar melihat tespack juga hasil USG disana Raya di nyatakan hamil, jadi maksudnya Raya hamil anak nya ini tidak mungkin apa malam itu mereka sampai sejauh itu.
"Kamu harus tanggung jawab atau aku memilih mati" ujar Raya masih menangis sambil menatap Gidyon mengejek.
"Lah gila lo ya, gue gak ngapa-ngapain lo malam itu cuma kesalahpahaman doang kita gak mungkin sampai sejauh itu" elak Gidyon.
Dia memang tidak merasa menyentuh Raya walaupun dia tidak ingat semua yang terjadi malam itu tapi Gidyon bisa pastikan dia tidak melakukan hal itu dengan Raya.
"Jadi kamu pikir anak saya menjual diri nya begitu, ayah macam apa kamu yang tidak mau bertanggung jawab di dalam perut anak saya ada darah daging mu jadi nikahi dia secepatnya" Marah Shintia pada Gidyon.
Gidyon menatap Elin dengan memelas seperti lewat tatapan nya dia berbicara bahwa dia tidak salah sama sekali Elin hanya mengangguk saja membalas tatapan Gidyon.
"Apa buktinya kalo kita pernah ngelakuin hal itu?" tanya Gidyon meminta bukti.
"Bukti nya aku hamil anak kamu Gidyon kenapa sih kamu masih gak percaya apa karna perempuan itu kamu gak mau bertanggung jawab iya kan?" tuduh Raya menatap Elin benci.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}
Mistério / Suspense[FOLLOW, VOTE, KOMEN AND SHARE] 🙈 BELUM SEMUA PART DI REVISI HARAP MAKLUM JIKA ADA TYPO DAN KATA-KATA NYA MASIH ACAK.🙈 ••••••• JIKA ADA KESAMAAN TEMPAT MAUPUN TOKOH YANG ADA DIDALAM CERITA MOHON MAAF.CERITA INI BERDASARKAN HASIL KARYA IMAJINASI KU...