PDS 38

3.9K 237 1
                                    

Hai...

Jangan lupa VOTE, KOMEN & SHARE yah.

Dilarang memplagiat ya.

Sekian dulu, terimakasih.

Selamat membaca.

***

"Pak bukan hanya saya yang membunuh perempuan itu tapi ada satu lagi teman saya pak nama nya nama nya Lusiana" ucap Vanesha tidak ingin hanya diri nya yang di salahkan.

Polisi hanya diam saja mereka membawa Vanesha masuk kedalam mobil lalu di susul tim medis yang membawa sekantong mayat di dalam katong jenazah.

Vanesha histeris sekali dia melihat bayangan tadi menatap nya di balik gudang dia yakin itu Lusiana pasti tapi sayang tak ada yang mempercayai nya.

Mobil polisi dan ambulans sudah pergi menjauh kini waktunya sang penguasa juga ajudan nya keluar dari persembunyiannya.Lusiana tersenyum lebar sedang Elin hanya menyeringai tipis mereka berdua bertatapan seperti saling berkomunikasi lewat mata satu sama lain.

Flashback on.

Saat keluar dari ruang kepala sekolah Elin sudah mulai menyusun rencana untuk para Hyena itu dia akan membuat mereka saling menyerang satu sama lain tanpa harus menyentuh mereka semua secara fisik.

Sepulang sekolah Elin memanggil Lusiana untuk berdiskusi soal itu juga soal file tersembunyi yang dia dapatkan dari PC Harto.

"Jadi mereka mau menghancurkan lo lewat hal menjijikkan begitu mereka gak tau lo siapa Lin lagian rencana mereka apa gak terlalu mudah kita baca"

"Gak sia-sia kita besar di dunia gelap jadi tau rencana begini tuh murahan banget bahkan lo gak perlu mengotori tangan lo aja mereka udah bakalan hancur sendiri" ujar Lusiana.

Elin mengangguk membenarkan ucapan perempuan itu.

"Rencana lo apa nih sekarang?" tanya nya menatap Elin.

Yang ditanya tersenyum iblis rencana yang dia susun tadi siang akan segera dia realisasi kan sebentar lagi.

"Ikuti alur nya, ingat lo harus masuk kedalam wilayah para Hyena itu jadi lah rubah licik seperti biasanya jangan biarkan mereka berpikir sendiri"

"Kontrol rencana mereka buat mereka melakukan segala perintah lo hasut mereka satu sama lain agar saling membenci dan mencelakai dengan begitu kita gak perlu terlalu repot menghabisi mereka semua". ujar Elin menjelaskan Lusiana mengangguk menyetujui rencana Elin masalah menjadi rubah licik itu adalah hal yang paling Lusiana sukai.

Lusiana memang terkenal di dunia gelap sebagai fox tongue atau lebih tepatnya mulut dan sifat Lusiana mirip sekali rubah.

Perempuan ini sangat pandai memanipulasi keadaan juga pandai bermain kata, di berikan kelebihan berwajah cantik dan bermulut manis.
Lusiana selalu mampu mendapatkan informasi apapun dari berbagai musuh tuan besar.

Lusiana sangat pandai dalam hal menipu siapapun tanpa ada yang tahu kalau dia seorang penipu yang handal bahkan orang-orang yang dia tipu baru akan sadar setelah mereka sudah terjebak di lingkaran hitam mereka sendiri.

Satu hal yang harus kalian tau Lusiana bukan lah seorang pengkhianat memang benar seharusnya Lusiana lah yang menjadi pemimpin tim mereka.

Namun perempuan itu menyerah kan kepemimpinan nya pada Elin secara suka rela karna menurut Lusiana Elin lebih pantas menyandang gelar pemimpin dibandingkan dia.

Mereka sudah bersama bertahun-tahun tidak semudah itu Lusiana akan mengkhianati tim nya hanya karna kekuasaan..

Dia bahkan berjanji pada dirinya sendiri bahwa apapun yang terjadi dia tetap bagian dari tim yang di pimpin Elin dia akan mengorbankan nyawa nya sekalipun untuk tim nya, itu sumpah Lusiana pada dirinya dan tuan besar.

"Jadi maksud lo gue harus berpura-pura untuk membenci lo dan mulai mendekati mereka gitu kan?" pungkas Lusiana.

"Iya" jawab Elin.

Mereka pun akhirnya terus menyusun rencana hingga malam hari di dalam markas dan itu sebabnya Elin baru pulang sekitar jam 11 malam. rencana demi rencana telah mereka lakukan sampai pada tahap terakhir pembunuhan berencana yang telah menewaskan Raya berserta bayi nya.

Jika kalian pikir Lusiana dan Elin tidak memiliki hati nurani jawabannya iya hati nurani mereka sudah lama mati rasa.

Jadi hanya untuk seujung kuku pun tidak ada rasa iba dan kasihan pada Raya yang membuat mereka berdua kerepotan itu.
Elin adalah pisikopat berhati iblis sudah dia katakan jangan pernah menganggu nya kalau nyawa kalian tidak ingin menjadi taruhan nya.

Dia sudah memperingati Vanesha akan hal itu saat dikantin namun sepertinya perempuan itu meremehkan ancaman nya maka ini lah akibatnya, saat di basement waktu Lusiana memukul Elin perempuan itu tidak benar-benar memukul nya bahkan tak ada sakit nya sama sekali.

Pada saat itu Vanesha mengawasi Lusiana lewat kamera yang di pasangkan di bagian kaca mobil dalam jadi mereka berdua pun akhirnya berpura-pura sedang bertengkar.

Dan Elin berpura-pura jatuh pingsan saat itu padahal aslinya dia sedang marah-marah pada Vanesha yang membuat Elin harus berakting layak nya sinetron yang sering di tonton oleh Lino dan juga Gidyon.

Sinetron yang suka menayangkan kejadian-kejadian tidak masuk akal masa kalau ada orang meninggal selalu ada angin ribut kalau bisa tsunami saat itu juga kemungkinan akan terjadi di sinetron itu.

Elin jadi kesal sendiri melihat nya apa tidak ada kah azab yang lebih berkelas lagi dari angin dan juga hujan CK menyebalkan.

Sesudah memasuki mobil Lusiana langsung mematikan kamera tadi Elin pun bangun dari berbaring nya lalu merapikan rambut nya yang sedikit berantakan.

"Udah siap Lin?" tanya Lusiana.

Elin memutar bola matanya kesal Lusiana ini lama-lama akan menjelma jadi Gidyon yang banyak tanya pada nya.

Lusiana terkekeh geli melihat reaksi Elin lalu perempuan itu menancap gas nya menuju Raya, mereka sampai di tempat Raya menunggu Lusiana, mengklakson sebentar untuk memberitahu kalau dia sudah sampai.

Raya langsung memasuki mobil nya dan baru saja perempuan itu menutup pintu mobil Lusiana.

Elin membekap mulutnya hingga Raya jatuh pingsan Lusiana melakban mulut Raya dan langsung membungkus kepala perempuan itu dengan kain hitam agar Vanesha tidak tau siapa yang dia bunuh.

Setelah aksi penyiksaan terhadap Raya tadi Lusiana menyuruh Vanesha untuk menguburkan nya lebih dulu dan dia akan membereskan sisa nya.

Iya membereskan yang di maksud oleh Lusiana melaporkan Vanesha ke polisi bukan mereka tidak bisa menghabisi Vanesha dengan tangan mereka sendiri.
hanya saja lebih menyenangkan saat melihat Vanesha yang tersiksa mentalnya dibandingkan menyiksa nya secara fisik.

Ide Elin memang terkadang gila gadis itu jika sedang dalam mood ingin membunuh seseorang maka akan dia bunuh secara sadis namun terkadang cara ini yang dia lakukan untuk penganggu kecil nya.

Biarkan tikus kecil itu menyakiti dirinya sendiri karna itu lebih menghibur dibanding memotong tubuh korbannya secara hidup-hidup.

Flashback off.

"Mari kita kebagian akhir dari permainan ini dan lihat siapa pemenang sesungguhnya". ujar Elin tersenyum jahat.

***

Hayoo ngaku siapa yang udah salah sangka sama Lusiana wk.

Jangan pelit-pelit buat KASIH ⭐⭐⭐ yah.

See u next part.

👋👋👋

🖤🤍

By: A2W.

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang