PDS 39

4.1K 253 0
                                    

Hai...

Seperti biasa tolong VOTE, KOMEN & SHARE yah.

Dilarang memplagiat ya.

Sekian dulu, terimakasih.

Selamat membaca.

***

Kini Vanesha sudah sampai di kantor polisi perempuan itu terus histeris minta dilepaskan namun seperti tidak mendengar permintaan Vanesha polisi terus menyeret perempuan itu menuju ruang interogasi.

Sesampainya didalam ruangan itu Vanesha di paksa duduk di depan meja persegi dengan penerangan cukup minim namun tetap bisa melihat satu sama lain.
didepan Vanesha sudah ada seorang kepala polisi yang duduk dengan wajah yang sangar menatap tajam Vanesha yang terlihat gelisah.

"Tenang kan diri anda dulu Nona Vanesha" ujar kepala polisi itu.

Vanesha tetap tak bisa dia terus duduk dengan gelisah juga menangis sesegukkan bagaimana mungkin ini akhir dari rencana nya bukan ini yang dia harapkan dari rencana yang telah dia susun dengan matang.

Kepala polisi itu menatap anak buahnya memberi isyarat untuk memberikan Vanesha air minum agar perempuan itu sedikit tenang.

Vanesha mengambil nya lalu meneguknya dengan rakus sungguh dia tidak mau di penjara dan mendekam di dalam tahanan seumur hidup nya tidak dia tidak mau sama sekali.

Siapapun yang telah melaporkan nya akan dia buat orang itu menderita seumur hidup nya Vanesha bersumpah akan hal itu liat saja nanti.

Tapi yang dia khawatir kan adalah apa dia bisa bebas dari tempat ini setelah membunuh dua nyawa sekaligus.Namun tak lama suara pintu ruang interogasi terbuka lebar disana Harto berdiri dengan wajah marah sekaligus cemas menghampiri Vanesha yang kembali menangis melihat nya.

"Papa" panggil nya serak.

Harto memeluk erat tubuh anak nya- mungkin yang bergetar ketakutan itu sambil mengelus-elus punggung putri nya menguat kan.

"Mama mana pa?" tanya Vanesha mendongak melihat wajah papa nya.

"Mama kamu masuk rumah sakit saat mendengar kamu di tangkap polisi" jawab Harto dengan mata yang berkata sebaliknya, membuat Vanesha kembali meraung nangis.

Apa ini kenapa semua nya jadi begini padahal rencana yang dia susun dari awal bukan begini seharusnya terjadi.

"Mari pak kita duduk dulu saya harus mengintrogasi nona Vanesha atas apa yang terjadi dimohon bapak menunggu diluar dulu sebentar" pinta kepala polisi itu.

Harto menyetujui nya pria paruh baya itu melangkah keluar meninggalkan Vanesha bersama kepala polisi tadi walaupun sedikit tidak tenang melihat keadaan anak nya yang cukup kacau itu.

Vanesha agak sedikit tenang sekarang saat duduk walau masih sesegukkan tapi dia tidak se kacau tadi saat dibawa kesini.

"Baik nona Vanesha saya akan mulai bertanya pada anda di mohon menjawab dengan jujur agar nantinya penyelidikan ini lebih mudah" ucap kepala polisi.

Vanesha mengangguk saja.

"Pertama apa motif dari pembunuh ini apa rencana pembunuhan ini sudah lama di rencanakan" tanya kepala polisi.

"Enggak pak, saya- saya salah membunuh orang bukan dia orang yang akan saya bunuh" jawab Vanesha dengan air mata yang Keluar lagi.

"Apa motif dari pembunuhan berencana ini?" tanya kepala polisi sekali lagi.

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang