PDS 50

4.1K 221 8
                                    

Hai...

Jangan pelit-pelit buat VOTE KOMEN dan SHARE yah.

Dilarang memplagiat ya.

Sekian dulu, terimakasih.

Selamat membaca.

***


Elin melepaskan pelukan Gidyon yang membuat nya sesak bagaimana tidak Lelaki itu tak mau melepaskan pelukannya sejak lima belas menit yang lalu membuat Elin jengah dan juga lelah.

Dengan sangat terpaksa dan dengan rasa tidak rela Gidyon melepaskan pelukannya dari Elin dan kembali duduk di kursi samping ranjang gadis nya.

"Ada yang mau lo ceritain ke gue?" tanya Elin matanya menatap kearah televisi yang menyala baru saja setelah Gidyon melepaskan pelukannya Elin menyalakan nya karna bosan.

Gidyon menunduk kan kepalanya dia agak takut mengatakan nya pada Elin tapi kalau dia tidak jujur Elin akan marah padanya atau mungkin tidak akan berbicara lagi dengannya.

Tidak! itu bisa menjadi masalah terbesar dalam hidupnya dia tidak mau didiamkan dengan Elin.

Elin sama sekali tidak membuka suara dia asik memakan apel dan menonton tv, tidak memperdulikan Gidyon yang gugup setengah mati hanya untuk menjelaskan sesuatu.

"Eum i-itu sebenarnya eum" Gidyon memainkan ujung baju pasien yang dia pakai dengan rasa gugup.

"Se-sebenarnya waktu itu aku cuma pura-pura lupa ingatan hehehe" Gidyon tersenyum canggung pada Elin yang masih tidak menatapnya namun wajah gadis itu berubah dingin.

"Tapi-tapi, eum aku lakuin itu semua ada alasannya jadi waktu itu aku pikir kamu lebih nyaman sama Noval juga kayaknya lebih cocok sama dia dibandingkan aku"

"Jadi aku berpikir lebih baik aku yang ngalah dan juga merelakan kamu buat dia tapi nyatanya aku gak bisa"

"Aku tulus sama kamu Lin entah kamu percaya atau enggak tapi jujur aku benar-benar gak main-main sama kamu dalam hal apapun, aku bersikap kayak anak kecil juga ada alasan nya"

"kamu itu cewek yang dingin dan juga irit ngomong, aku pikir dengan aku bersikap layaknya anak kecil dan manja ke kamu aku bisa mencair kan es yang ada dalam diri kamu tapi..." jeda Gidyon sambil menunduk.

Elin diam tapi kini mata gadis itu beralih menatap Gidyon yang sedang menunduk kan kepalanya, Elin menatap Gidyon dengan senyum tipis nya namun saat lelaki itu mendongak Elin kembali memasang wajah datarnya.

"Ternyata aku salah, gak seharusnya aku buat kamu berubah seharusnya tugas aku adalah menerima semua itu bukan malah merubah sesuatu yang sudah melekat dalam diri kamu, aku tau kamu udah sangat sering bertemu dengan berbagai macam dan model lelaki aku cuma pengen beda dari mereka semua. ini aku Lin Gidyon yang manja dan kekanak-kanakan"

"Aku bersikap begini karna banyak lelaki yang kamu temui itu bersifat agresif dan juga seperti Noval, pendiam dan juga dingin kalo kamu bersama orang kayak gitu apa yang akan kalian rasakan dalam hubungan?" tanya Gidyon menatap Elin dalam.

"Flat" jawab Elin singkat.

Gidyon mengangguk membenarkan.

"Datar, gak ada tantangan nya, kalo berantem diem-dieman kalo lagi bareng gak ada yang bakal ngajak ngobrol duluan kalian lebih memilih diam, dalam suatu hubungan entah itu laki-laki ataupun perempuan, yang namanya komunikasi dan juga saling bertukar pendapat itu penting bukan hanya soal kamu milik aku dan aku milik kamu"

PRETTY.DANGEROUS.SAVAGE {✓}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang