05 -Raya & Mel

38.1K 3K 48
                                    

Vote dan spam komentar ya Bebz!🖤
Happy readingꧾꧾ

***

Raya tidak tau kenapa ia hanya menurut saat Regan menariknya pergi. Diperjalanan, kedua manusia itu tak pernah absen menjadi pusat perhatian banyak orang. Raya yang merasa risih hanya mampu menunduk dalam dan mengikuti langkah panjang Regan.

Keduanya sampai diperpustakaan. Suasana sepi mungkin disebabkan bel masuk yang sebentar lagi pasti berbunyi.

"Lo ngapain ngajak gue kesini?" Raya bertanya heran.

"Tidur" jawab Regan singkat.

Gadis itu melotot, "Hah? Yang bener aja lo!"

"Emang gue salah?" Regan menaikkan satu alisnya bingung.

"Gue mau tidur disini, dan lo, kerjain tugas gue," cowok itu memberikan setumpuk buku yang baru saja ia ambil dari dalam tas.

Ia menggeser buku itu didekat Raya. "Itu permintaan pertama gue." Lanjutnya.

"Kenapa gue? Itukan tugas lo"

"Jadi lo nggak mau gue maafin?"

Raya berdecak, "Iya iya, gue kerjain!" Ucapnya terpaksa.

Gadis itu meraih buku buku Regan, kemudian mulai mengerjakan tugas tugas menumpuk cowok itu.

Regan tersenyum menang sejenak, ia kemudian menjatuhkan kepalanya dilipatan tangannya.

Beberapa jam berlalu, Regan yang baru bangun dari tidurnya mengerjapkan matanya perlahan. Matanya melirik bangku disampingnya yang sudah kosong. Kemudian melirik sebuah kertas kecil yang tertempel di atas tumpukan buku bukunya yang sudah tertata rapi.

Gue udah lakuin permintaan pertama lo.
Habis ini jangan lagi gangguin hidup gue!

***

"Jadi, lo belum bisa bebas sepenuhnya dari Kak Regan?"

Raya menggeleng pelan atas pertanyaan Zarra. Keduanya sedang berada dikantin, dan Raya terpaksa menceritakan kejadian diperpustakaan karena Zarra yang terus mendesaknya. Gadis itu terlalu berisik apabila Raya tidak segera menjawab.

"Oh my god! Terus lo harus lakuin apa lagi setelah ini?"

Raya mengedikkan bahunya acuh. Pertanda tak tau, dan tak mau tau.

"Gini deh, gue punya temen. Yaa... bukan temen sih sebenernya. Cuman dia tetangga gue yang jadi anggota inti Evander,"

"Gimana kalo gue bicara sama dia. Biar dia nanti bisa bicara juga sama Kak Regan." Jelas Zarra mengusulkan.

"Siapa emangnya?"

"Itu, Abi."

Raya menggeleng cepat, ia tak ingin melibatkan orang lain dalam permasalahannya. Yang terpenting adalah bagaimana urusannya dengan Regan segera berakhir, dan ia bisa hidup dengan tenang.

"Jadi lo orangnya?"

Raya dan Zarra kompak mendongak. Tiga gadis dengan pakaian mencolok itu bersedekap dada menatapnya.

REGANTARA | LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang