Extra Part 4

17K 612 113
                                    

Allo guyss!
Kira-kira udh berapa lama aku nggak nulis di sini???🤔

*****

Pukul 06.00. Di kediaman keluarga Alastair.

Tidur nyenyak Naka terusik ketika mendengar suara bising dari dalam rumahnya. Cowok itu mendesah kesal saat mata kantuknya tidak biasa terbuka dengan sempurna. Cowok itu semalam tidur pukul 3 dini hari. Setelah pulang nongkrong, kemudian menunggu balasan pesan dari Ruby, yang bahkan sampai saat ini belum juga di balas oleh gadis itu.

Tok! Tok!

"Naka, bangun Nak. Mama tunggu di bawah ya," Raya berucap di depan pintu kamar anak bujangnya. Kemudian sahutan keras terdengar dari dalam.

Naka bergegas mencuci mukanya. Cowok itu turun dan segera menemui Papanya di ruang tamu. Menyesap secangkir kopi dengan koran di tangannya.

"Kemarin pulang jam berapa Pah?" tanya Naka ikut duduk di samping Papanya.

"Emm, kira-kira jam 2 pagi. Kamu mungkin sudah tidur. Padahal mau Papa ajak nonton bola bareng." kata Regan.

Naka mengangguk-angguk saja. Jam segitu, semalam Naka masih sibuk bermain game. Kemudian cowok itu teringat dengan Ruby.

"Naka keluar sebentar ya, Pah." pamit cowok itu. Segera mengayunkan kakinya keluar rumah menuju kediaman Ruby. Perasaannya kurang enak sejak semalam. Ruby tidak bisa di hubungi sejak siang. Dan Naka sama sekali tidak bertemu Ruby kemarin. Padahal mereka hampir setiap saat bertemu.

Belum lagi Naka memencet bel rumah Ruby, seseorang menyerukan namanya dari belakang. Itu Naira, sahabat dekatnya Ruby. Cewek itu datang dengan taksi dan bergegas menghampiri Naka dengan raut panik.

"Ka! Lo udah tau belomm? Ruby pergi Ka! Ruby minggat sama nyokapnya semalemm!!" pekik gadis itu.

Naka menyergitkan keningnya bingung. "Minggat gimana maksud lo? Yang bener aja lo kalo ngomong. Ngapain juga Ruby minggat?"

"Plis Ka! Gue nggak bercanda." erang Naira frustasi. Gadis itu mengacak rambutnya. "Ruby pergi, Ka. Lo bener-bener belum tau alasannya karena apa? Bokapnya korupsi di kantor. Semua asetnya bakalan di sita. Sekarang Bokapnya Ruby udah di tahan pihak polisi. Dan semalem Ruby pergi sama mamanya. Dia nggak pamit apa-apa ke gue. Tapi kata satpam, mereka pergi pake mobil sambil bawa banyak koper besar."

Naka terpengkur di tempatnya. Jantungnya seakan merosot ke jempol kaki detik itu juga. Cowok berkaos putih itu berlari kembali ke rumahnya dengan wajah panik. Naira hanya mendesah kesal. Cewek itu ikut pulang dengan kecewa. Lagi, Ruby selalu menjadi prioritas Naka dalam keadaan apapun. Bahkan cowok itu meninggalkannya tanpa sepatah kata setelah informasi yang ia berikan tadi. Tanpa berniat menawarkannya untuk di antar pulang. Atau sekedar menemaninya sampai mendapat taksi.

*****

Naka berfikir, ia dan Ruby adalah sebuah takdir yang sudah di gariskan oleh Tuhan. Ia berdikir bahwa ia dan Ruby adalah pasangan sempurna yang di takdirkan untuk selalu bersama. Semua orang juga setuju. Mereka adalah pasangan yang serasi. Tampan dan cantik. Mereka semua setuju.

Tidak pernah ada di benak Naka bahwa Ruby akan sewaktu-waktu meninggalkannya. Bahkan, sampai gadis itu pergi ke boston, tempat tinggal neneknya. Naka yang merasa tidak ada harapan lagi untuk bertemu Ruby, malam itu memilih untuk mengurung dirinya di kamar. Sepi, lampu kamar juga mati karena tidak di nyalakan.

Sejak berita tentang korupsi itu menyeruak hingga memenuhi media digital, Naka bergegas mencari kebenarannya. Sampai saat ini publik masih di buat penasaran dengan keaslian berita itu. Tapi yang pasti, Ruby benar-benar pergi dari Indonesia ke Boston.
Naka kehilangan jejaknya. Mengandalkan koneksi Papanya pun juga cuma-cuma.

"Naka!" teriak Raya keras. Wanita itu segera memeluk Naka yang terduduk lemas di atas karpet. Menyender lemah di ranjang dengan tangan serta hidungnya yang mengeluarkan darah. Naka menangis.

"Jangan kayak gini lagi nak," Raya mengeratkan pelukannya. Dalam tegarnya, Raya bergumam sedih. Menenangkan anak semata wayangnya.

"Sabar Nak. Papamu lagi usaha. Jangan kayak gini lagi ya? Mama khawatir." katanya cemas.

Naka menjatuhkan kepalanya pasrah di pundak sang Mama. Kemudian bergumam pelan di dekat telinga Raya.

"Sakit Maa.... dada Naka sesak."

REGANTARA | LENGKAPTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang