AGILIA PART 01

20.2K 715 0
                                    

Selesai menunaikan sholat subuh, Lia bergegas keluar dari kamarnya menyiapkan sarapan untuknya dan kedua orang tuanya. Sebenarnya, pembantu dirumah Lia juga ada tapi Lia selalu ingin menyiapkan sarapan untuk orang tuanya dengan tangannya sendiri.

Lia mulai bergulat dengan alat-alat dapur, sedangkan Mama dan Papanya masih sedang melaksanakan sholat subuh.

Setelah selesai, Lia meletakkan hasil buatan nasi gorengnya dimeja makan sambil tersenyum senang. Lama menunggu kedua orang tuanya, Lia beranjak dari dapur kekamarnya untuk mandi dan bersiap-siap kesekolah.

"Liaaaa, ayo buruan turun sarapan" teriak Mamanya dari bawah berusaha agar suaranya terdengar sampai dikamar Lia.

Lia bergegas turun kebawah saat mendengar suara merdu nan nyaring dari Mamanya tercinta.
"Ih mamaaa, nggak usah teriak-teriak juga kali. Malu didengar tetangga Maaa." Ucap Lia saat sudah sampai dimeja makan yg terdapat sang Mama yg sedang mengatur piring dan membuatkan susu untuknya dan Papanya.

"Iya-iya, Mama tuh teriak supaya kamu cepat. Kalo mama nggak teriak pasti kamu tuh masih lambat-lambat. Apalagi make kerudungnya, bweeeh bisa setengah jam." Jawab Mamanya, sedangkan Lia terlihat mencebikkan bibir kesal karena perkataan Mamanya yg 98 persen benar.

"Good morning my queen" teriak Papanya Lia saat sampai dimeja makan.

"Morning Papaaa" balas Lia sembari tersenyum manis pada Papanya.

Setelah acara sapa-menyapa yg dilakukan oleh keluarga Lia, mereka akhirnya memutuskan untuk memakan nasi goreng yg sudah disiapkan oleh Lia dari tadi, hanya diiringi bunyi sendok makan yg bersahut-sahutan dimeja makan.

Selesai dengan sarapan pagi, Lia berangkat sekolah dengan diantar oleh Papanya seperti biasa.

"Mamaaaa, Lia berangkat yaah. Assalamu'alaikum." Ucap Lia sambil menyalimi tangan Mamanya kemudian mencium pipi kanan dan kiri Mamanya.

"Wa'alaikumussalam, hati-hati yah" balas Mamanya sambil beralih mencium punggung tangan Suaminya.

Setelah pamit, Lia dan Papanya bergegas berangkat saat jam sudah menunjukkan pukul 06.30.

----
Sampai disekolah dengan selamat, Lia turun dari mobil milik Papanya tidak lupa menyalimi tangan dan mengecup pipi kira dan kanan milik Papanya.

Sekolah sudah ramai dengan siswa dan siswi yg masih banyak berlalu lalang dikoridor, karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.50.

Lia memasuki kelasnya yg disambut meriah oleh sahabatnya. "Liaaaa, akhirnya kau datang wahai sahabat terbaikku" teriak Ica, sang sahabat yg terkenal dengan ke alay-annya. Sedangkan Lia hanya menutupi kedua telinganya sambil berjalan ke arah tempat duduknya yg terlihat sudah ada Afika, teman duduknya selama 2 tahun berada di SMA Bumi Bakti ini.

"Nggak usah lebay deh Ca, gue tau lo kegitu pasti ada maunya kan?" Tebak Lia yg sudah hafal dengan sifat sahabat satunya itu.

"Aaa itu kan, lo itu emang sahabat yg paliiiiiing pengertian." Jawab Ica sambil memeluk Lia dari belakang karena tempat duduk Lia yg memang tepat didepannya sambil memandang sinis Afika.

"Gue pinjam buku fisika lo dong, kemarin kan gue lupa kerjain PR dari Pak Samsul dikarenakan gue tuh lagi banyak banget kesibukan dirumah yg tidak boleh- aaaw" belum selesai Ica berbicara, sebuah buku sudah melayang ke wajahnya yg membuatnya meringis tapi tak urung segera mengambil dan menyalin jawaban dari Lia.

"Liaaa lo itu emang sahabat ter thebest lah pokoknya, masa yah ada sahabat yg nggak mau kasih contekan ke sahabatnya kan? Yah walaupun emang gue yg salah sih, tapi dia juga salah." Ica berkata sambil menulis kemudian melirik sinis Afika yg sedang tertawa bersama Lia saat mendengar ucapannya.

"Ica Icaaaa, udah ah nggak bisa gitu. Afika juga kan selama ini selalu bantuin lo ngerjain tugas, udahlah nggak usah beda-bedain gue sama dia. Yg paling penting sekarang lo cepat nulis tu PR karena sebentar lagi udah bel masuk." Ucap Lia pada Ica yg membuat Ica segera menyelesaikan tanggung jawabnya sebagai murid yg tidak bertanggung jawab, eh gimana sih?

Afika yg masih tersenyum senang karena mendapat pembelaan dari teman duduknya itu seketika teringat hal yg daritadi sudah bersarang dikepalanya. "Lia, lo mau nikah yah?" Pertanyaan dari afika sontak membuat kegiatan Lia yg sedang merapikan kerudungnya terhenti dan jangan lupakan terkejutnya seorang Ica Parawita Sanjaya.

"Astaga Liaaa, lo mau nikah? Kok nggak ngundang-ngundang sih? He astaga jangan-jangan lo hamil diluar nikah yah?" Tanya Lia dengan suara lirih diakhir kalimat, merasa dirinya gagal menjadi seorang sahabat karena tidak tau apa-apa tentang keadaan Lia.

Afika dan Lia saling memandang dan menghembuskan nafas mendengar penuturan dari Ica dengan Afika yg memijat pangkal hidungnya dan Lia yg hanya menggaruk-garuk kepalanya yg sebenarnya tidak gatal.

"Sebenarnya, gue dijodohin sama orang tua gue, nggak tau sama siapa. Tapi gue masih perawan yah Icaaaa. Luar dalam masih suci. Mereka hanya nggak mau gue terjerumus kedalam pergaulan bebas remaja masa kini. Nggak usah tanya gue dia siapa? Dia tinggal dimana? Orang apa? Karena jujur, gue juga nggak tau siapa dia." Jelas Lia panjang lebar pada Ica dan Afika yg terlihat serius mendengarkannya.

"Ooooh jadi dijodohin, lo sih bilangnya mau nikah. Kan gue mikirnya langsung travelling keseluruh penjuru dunia." Kesal Ica pada Afika yg membuatnya menuduh Lia yg tidak-tidak.

"Gue juga kaget kali waktu mama gue bilang lo mau nikah, saat mama gue jelasin semuanya gue paham gimana khawatirnya Om Anwar sama Tante Titi, secara kan lo itu anak satu-satunya dan juga Om Anwar kan mau ngambil proyek besar di London kata Kakek." Ucap Afika yg membuat Lia sedih yg teringat akan berpisah dengan orang tuanya.

"Aah Liaaaa jangan gitulah mukanya kan gue jadi ikutan sedih. Lo tenang aja, semua itu demi kebaikannya lo. Dan Allah nggak akan kasih hambanya cobaan diluar batas kemampuan hambanya." Ucap Ica yg membuat Lia tersenyum hangat pada dua sahabat yg sudah lama menemaninya itu. Dan memeluk keduanya yg langsung dibalas dengan erat oleh keduanya.

Acara peluk memeluk mereka terhenti saat sudah terdengar bel masuk yg menandakan pembelajaran pada pagi hari ini akan segera dimulai. Ica bersyukur karena pelajaran Fisika terdapat pada jam terakhir yg artinya dia bisa menyalin jawaban Lia sebentar.

Kalau kalian bertanya kenapa Afika bisa tau? Karena Afika dan Lia itu memang sepupuan. Mamanya Afika sama Papanya Lia sodaraan, Mamanya Afika adik kandung dari Papanya Lia.
       

_______________

Jangan lupa vote dan komen🥰
See you :)
Lopyuuuuu😘

AGILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang