AGILIA PART 11

10.3K 480 2
                                    

"Lia, Lia. Hey bangun" Lia terbangun dari tidurnya saat merasa ada yg menepuk pipinya. Jam menunjukkan pukul 06.30. Lia masih masa haid, jadi dia tidak bangun untuk subuh.

Lia terkaget bukan main saat membuka matanya dan mendapatkan sosok Agil ternyata yg membangunkannya. "Kenapa kaget?" Tanya Agil bingung.

Astaga! Lia hampir melupakan fakta, bahwa dia sekarang telah sah menjadi suami istri dengan Agil. "Nggak, hanya nggak biasa aja" balas Lia cengengesan.

Agil terkekeh pelan, mengerti apa yg dirasakan Lia karena jujur dia juga awalnya kaget saat terbangun sudah ada yg menemani tidurnya ternyata. "Yaudah mandi sana. Abis mandi, sarapan, abis itu baru kita pergi liat rumah baru kita"

"Ha? Rumah baru kita?" Tanya Lia dengan mulut terbuka.

"Iya sayaaang. Ayah Bunda sama Mama Papa kasih kado pernikahannya untuk kita rumah. Mereka beliin kita rumah yg agak dekat sama sekolah. Kata mereka, rumahnya sederhana soalnya hanya kita berdua yg ninggalin" Jawab Agil sambil menatap Lia.

Lia seketika membulatkan matanya saat mendengar Agil menyatakan 'sayang?' Ah, rasanya jantung Lia tidak bekerja seperti semestinya saat mendengar Agil mengatakan hal itu.

"Yaudah, Lia mau mandi dulu" Lia langsung buru-buru kekamar mandi meninggalkan Agil yg memandangnya dengan tatapan bingung.

"Lia kenapa?" Tanya Agil bingung.

Mengedikkan bahunya acuh kemudian berdiri untuk meninggalkan kamar Lia. Belum sempat berjalan, Agil dikagetkan oleh panggilan Lia dari arah kamar mandi.

"Ka agiiil" teriak Lia dengan suara kencang, takut Agil tidak mendengarnya. Agil berjalan menuju kamar mandi takutnya Lia kenapa-kenapa.

"Kenapa?" Agil bertanya bingung. Bagaimana tidak bingung, Lia memanggil tapi masih berada dalam kamar mandi dan tidak membuka pintunya barang sedikitpun.

'Lia nggak minta dimandiin kan?'  Agil merasa geli sendiri dengan ucapan hatinya sendiri.

"Minta tolong ambilin handuk Lia yg digantung dibelakang pintu kamar" Lia berucap sedikit kencang dalam kamar mandi.

Agil pun langsung menuruti permintaan tolong Lia. Berjalan kearah pintu kamar Lia dan  mengambil handuk berwarna hitam tersebut.

"Liaa, ini handuknya ditaruh dimana?" Tanya Agil dengan suara yg cukup kencang juga. Bunyi keran air yg besar, takutnya Lia tidak mendengarnya kalau tidak dengan suara kencang.

"Taruh aja disitu Ka, nanti Lia ambil" jawab Lia dengan suara yg sedikit lebih pelan karena keran air sudah ia matikan.

Agil menggaruk pelipisnya bingung. "Taruh dimana? Dilantai?"  Tanya Agil.

"Iya taruh aja dilantai"

Agil mengernyitkan dahi, "ini lantainya kotor Li, mau ditaruh disini aja? Atau buka aja pintunya sedikit biar nanti tangan lo aja yg keluar jangan semuanya"

Agil mengerti tentang Lia yg belum bisa membuka jilbabnya didepannya. Walaupun sudah menjadi mahrom, Lia masih belum terbiasa menunjukkan rambutnya didepan laki-laki selain Ayah dan Kakeknya. Tadi malam pun saat tidur, Lia tetap menggunakan jilbabnya.

Lia memutar kenop pintu kamar mandi dengan pelan dan hanya menampakkan tangan kanannya. Agil yg mengerti langsung menyerahkan handuk dipegangannya digenggaman Lia.

Pintu kamar mandi tertutup lagi saat Lia sudah menerima handuk tersebut. "Makasih Ka Agil" ucap Lia dalam kamar mandi yg masih bisa didengar oleh Agil.

Agil tersenyum dan mengangguk walau ia tau Lia tidak melihatnya.

AGILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang