AGILIA PART 31

5K 274 12
                                    

Lia kini sedang membereskan barang-barang yg ia sempat bawa menginap diruang rawat Agil, begitupun dengan baju-baju Agil lainnya.

Agil sedang mandi setelah tadi selesai sarapan pagi. Jam kini sudah menunjukkan pukul 10.45, dan Agil sudah diperbolehkan pulang dengan masih harus selalu dikontrol dan memeriksa lagi kalau ada apa-apa dengan rusuknya yg belum sepenuhnya sembuh total.

Sebenarnya, Lia sudah melarang Agil untuk mandi tapi Agil adalah tipikal orang yg gerah kalau tidak mandi pagi dan sore, seperti ada yg kurang rasanya.

Lia menghela nafas setelah selesai dengan pekerjaannya. Menolehkan kepalanya kearah jaket kebanggaan suaminya dan kemudian mengambilnya untuk disimpan dalam tas yg ia gunakan untuk menyimpan pakaian-pakaian kotor milik Agil dan dirinya.

Saat Lia baru saja mengambil jaket tersebut, ada benda yg terjatuh membuat kening Lia berkerut.

"Gelangnya siapa?" Tanya Lia sambil memungut gelang yg jatuh dari saku jaket Agil.

"Perasaan Ka Agil nggak pake gelang tangan apapun deh, in-"

"Lia" panggil Agil keluar dari kamar mandi yg ada dalam ruang rawatnya menghentikan semua perkiraan Lia.

"Eh? Udah selesai Ka?" Tanya Lia canggung.

"Gelang siapa?" Tanya Agil sambil berjalan mendekat kearah Lia.

"Nggak tau. Tadi jatuh dari saku jaketnya Ka Agil waktu Lia mau ngambil" jawab Lia menyerahkan gelang tersebut pada suaminya.

Agil sempat membulatkan mata kaget sebelum akhirnya mengambil gelang tersebut dari tangan Lia dan menyimpannya kedalam saku celananya.

"Gelang punya siapa? Punya Ka Agil?" Tanya Lia yg masih penasaran.

"Bukan punya aku, itu punya Layla dulu. Nanti aja aku kasih sama Sean" jawab Agil cepat.

"Ooooh, punya Layla" balas Lia mengangguk-anggukkan kepalanya.

Lia berjalan menuju tas besar yg isinya adalah pakaian mereka berdua dan memasukkan jaket Agil kedalamnya.

"Nggak usah cemburu lagi kalo aku bahas soal Layla. Karena aku sekarang hanya punya kamu" ucap Agil memeluk Lia dari belakang.

Lia menahan nafasnya kaget dengan perilaku Agil sekarang padanya. Suara degup jantungnya sudah tidak bisa ia kondisikan lagi sekarang.

"Kamu ngerti, hm?" Tanya Agil berbisik lembut ditelinga Lia.

Lia membalikkan tubuhnya langsung berhadapan dengan Agil dan berucap "kalo sama kamu tuh vibesnya bahagia mulu sumpah! Kamu emang ga sempurna tapi aku bahagia bisa dimiliki dan memiliki kamu"

Agil tersenyum dan mencium kening Lia lalu kemudian membawa Lia kedalam pelukan hangatnya.

"Aku beruntung banget punya kamu. Tolong jadi yg terakhir dan menetaplah sampai akhir" ujarnya sambil sesekali mengecup puncak kepala Lia.

"Assa- astaghfirullah, matanya Bima ternodai Mak" teriak Bima yg tiba-tiba muncul dan merusak momen romantis antara Agil dan Lia.

Agil dan Lia sontak melepaskan pelukan mereka dan tertawa canggung ketika melihat para sahabat mereka yg sedang berdiri mematung dan membuka mulut lebar-lebar didepan pintu ruang rawat Agil melihat keuwuan pasutri muda didepan mata mereka.

"Wa'alaikumussalam" ucap Agil membalas salam Bima walaupun tak habis waktu tadi ia mengucapkan.

"Hai Afika, hai Ica. Sini masuk, ngapain hanya bengong disitu?" Sambung Lia mencairkan suasana yg tiba-tiba menjadi canggung.

Setelah Lia mengajak masuk, barulah satu persatu dari mereka masuk kedalam ruangan. Bima, Afika, Ica, Dika, Aldi, dan Alfin berjejer seperti barisan untuk masuk kedalam.

AGILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang