AGILIA PART 47

3.1K 201 10
                                    

Lia merentangkan tangannya sambil sesekali menguap. Ia merapikan penampilannya yg sedikit berantakan sehabis bangun tidur beberapa menit lalu.

Lia mengedarkan pandangannya kearah tempat dimana Agil tidur tadi malam bersamanya dan tidak menemukan keberadaan suaminya disana.

'Mungkin udah bangun' pikir Lia.

Ia mencari-cari ponselnya yg semalam ia letakkan didalam tas miliknya. Setelah menemukan benda tersebut, ia langsung menyalakannya dan sedikit terkejut ketika melihat jam yg menunjukkan 07.30 itu dilockscreen ponselnya.

Lia memang tidur lagi tadi selepas melaksanakan sholat subuh, dikarenakan ia sangat-sangat merasa mengantuk sebab semalam beberapa kali masuk keluar hutan bersama Agil untuk mencari tempat buang air.

Lia bergegas keluar dari tenda dan...

'Bruk'

"Aww" teriak Lia dan kembali terduduk sambil memegang kepalanya yg tidak sengaja bertabrakan dengan kepala Agil yg baru masuk.

Agil meringis sambil menggosok-gosok kepalanya yg sedikit berdenyut akibat benturan tadi.

"Kamu nggak apa-apa?" Tanya Agil pada Lia yg masih setia memegang kepalanya.

"Kepala kamu terbuat dari apa sih? Keras banget kaya batu. Ini nih liat kepala aku, pasti merah kan? Sakit banget tau" jawab Lia dengan kesal.

Agil menghela nafasnya dan kemudian duduk disebelah Lia.

"Coba sini aku liat"

Lia menghadapkan badannya pada Agil dan melepaskan tangannya yg masih berada dikepala.

"Ini" ujarnya dengan cemberut.

Agil yg melihat kepala Lia sedikit kemerahan itu hanya bisa mengucapkan kata maaf berkali-kali pada Lia, yg hanya dibalas dengan anggukan malas.

'Cup'

Lia membulatkan matanya dan langsung menutup wajahnya yg dengan seketikanya berubah menjadi warna merah sehabis dicium Agil barusan.

Walaupun sudah hampir dua bulan menikah, tapi Lia masih merasakan deg-degan ketika dicium atau dipeluk Agil.

Agil terkekeh dan menarik Lia kedalam dekapannya.

"Utuk-utuk, mukanya jadi merah banget kegitu. Padahal udah sering loh dicium sama aku" ujar Agil.

Lia mendengus dan berusaha melepaskan diri dari dekapan Agil.

"Tuh kan, langsung sembuh abis dicium" ucap Agil dengan nada menggoda.

"Ah Ka Agil mah gitu, ngeselin" balas Lia sambil memukul lengan Agil.

Setelah itu, mereka terdiam cukup lama dengan Agil yg tetap setia menatap lekat wajah cantik istrinya.

Lia yg menyadari itupun hanya bisa mencoba menetralkan kerja jantungnya yg saat ini tidak mau bekerja sama, dan kemudian memeluk erat Agil.

Agil tersenyum hangat dan membalas erat pelukan itu.

Lia menghirup dalam-dalam aroma khas tubuh Agil yg sangat amat ia sukai itu. Ah, sepertinya ini akan menjadi candu bagi Lia.

"Maafin Lia tadi udah marah-marah" ujar Lia masih dalam pelukan.

"Kan aku yg salah, udah nggak usah minta maaf lagi yah" jawab Agil lembut membuat hati Lia tersentuh.

'Makasih ya Allah udah hadirin laki-laki kedua setelah papa yg nggak pernah marah sama Lia'  ucap Lia dalam hati.

Masih asik berpelukan, mereka dikagetkan dengan Aldi dan Ica yg tiba-tiba saja masuk tanpa izin.

"Heh? Astaghfirullah, lanjut aja. Maaf udah ganggu" ucap Aldi dengan cengiran dan langsung menarik Ica yg masih mematung sambil menganga lebar untuk keluar bersama.

"Ish, ganggu aja" celetuk Agil tak suka.

Lia tertawa kecil dan melepaskan pelukan mereka. "Yaudah yuk keluar. Nggak enak juga lama-lama didalam tenda"

"Nggak apa-apa sih, kan kita udah halal"

"Tapi kamu kan yg pembuat acara, masa dalam tenda terus"

"Emang kamu udah nggak ngantuk lagi?"

"Nggak, alhamdulillah udah segar"

"Oh yaudah, yuk!"
----

"Ica, kenapa tadi ketenda gue?" Tanya Lia sambil ikut duduk bersama Afika dan Ica yg sedang memakan banyak snack dengan beralaskan rumput hijau.

Ica menoleh kearah Lia dan menggelengkan kepalanya. "Nggak ada apa-apa kok. Tadi gue hanya mau bangunin lo minta tolong ikut gue pipis, soalnya Afika lagi nongkrong sama anak cowok geng motor lain"

"Mereka asik-asik semuanya. Nggak bosan gue bicara sama mereka lama-lama" sambung Afika sambil menunjuk kumpulan anak cowo dari geng motor lain yg duduk tidak jauh dari mereka dengan dagunya.

"Yah, itumah karena mereka cogan semua jadi lo nggak bosan sama mereka" balas Ica mengejek Afika.

Lia terkekeh sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. "Afika emang orangnya cepat akrab sama siapapun Ca, nggak mandang fisik maupun harta dia mah"

Afika menganggukkan kepalanya setuju dengan ucapan sahabat satunya itu.

"Aaah lo mah selalu ngertiin gue. Sepupu plus sahabat terbaik deh lo" jawab Afika sambil memeluk Lia dari samping.

Ica memandang mereka sinis dan mencebikkan bibirnya kesal.

Lia yg melihat hal itu lantas menarik Ica juga ikut bergabung dalam pelukan mereka. Ica dengan senang menerima ajakan Lia.

Agil yg sedari tadi memperhatikan interaksi istri dan kedua sahabatnya itupun tersenyum dan kemudian mengedarkan pandangannya yg kemudian terhenti pada seseorang yg juga ikut andil dalam menatap ketiga cewek yg sedang berpelukan tersebut.

Agil mengerutkan keningnya dan kemudian melangkahkan kakinya menuju seseorang tersebut.

"Hai" ujarnya menepuk pundak Sean.

Sean yg dilakukan seperti itupun terlonjak kaget dan dengan secepatnya mengganti ekspresi terkejutnya dengan ekspresi senang menyambut kedatangan Agil.

"Kenapa, Gil?" Tanyanya.

Agil terkekeh dan menjawab "maaf udah ngagetin lo"

"Santai lah. Kenapa? Ada yg mau lo bicarain?"

Agil mengangguk dan menatap Sean dengan tatapan mengintimidasi.

"Lo ngapain liatin mereka?" Tanya Agil dengan nada sedikit jengkel.

Sean tertawa kecil. Sepertinya Agil dalam fase cemburu, pikir Sean.

"Maaf sebelumnya karena udah buat lo cemburu" jawab Sean dengan mimik wajah yg membuat Agil menahan kesal.

"Gue sekarang udah berubah. Jadi, gue nggak bakalan nusuk lo dari belakang. Apalagi sekarang kalian udah suami istri, nggak demen gue buat jadi PHO" sambungnya lagi membuat Agil sedikit lega.

"Terus, kenapa liatin mereka?"

"Gue suka aja gitu liat wajah lucu sama imutnya Ica. Nggak ada maksud buat liatin apalagi suka sama Lia. Gue juga masih sayang nyawa kali" jawab Sean sambil menepuk lengan Agil.

Agil menghela nafas lega dan sedikit geli mendengar Sean memuji Ica. Ah, sepertinya Alfin bakal ada rival nih buat dapetin hatinya Ica😁.

"Sorry udah berfikiran buruk tentang lo"

Sean terkekeh dan menganggukkan kepalanya. "Gue maklumin kok, lagian itu wajar kok"

Agil tersenyum dan kemudian memeluk Sean ala lelaki.

_____________

Jangan lupa vote and komen kawand🙏☺️.
Kalo misalnya nggak bisa komen, usahain buat votenya yah😀.
Makasih banyak udah baca sampe part ini🥰. Maaf juga kalo aku sering banget lambat update. Aku usahain buat selalu update cepat yah😊.

See you :)
Bwabway👋👋.


















AGILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang