Bel istrahat yg berbunyi membuat semua siswa yg berada dikelas 11 IPA 1 menghembuskan nafas mengucapkan 'Alhamdulillah' karena terbebas dari pelajaran keramat para siswa. Yap, kalian bisa tebak sendiri kan pelajaran apa? Matematika.
Saat Bu Bela selaku guru Matematika keluar dari kelas, mereka yg berada dalam kelas berhambur keluar untuk menetralkan isi otak juga isi perut mereka.
"Huuu, alhamdulillah akhirnya selesai juga pelajaran yg paling gue benci Ya Allah." Ucap Ica sambil menengadahkan tangannya keatas lalu mengusap kewajahnya, berdoa.
"Ah nggak asik ah, masa cepat banget pelajaran matematikanya, kan gue tambah badmood." Balas Afika sambil memasukkan buku dan alat menulis lainnya dalam tas miliknya dengan kasar.
Sedangkan, Lia hanya geleng-geleng kepala mendengar celotehan dua sahabat yg sudah menemaninya selama hampir 5 tahun ini. Sudah menjadi hal biasa bagi Lia dan Ica kalau Afika sangat menyukai pelajaran Matematika, berbanding terbalik dengan mereka. Tapi jangan salah, mereka bertiga mempunyai kelebihan dibidang pelajaran masing-masing. Lia yg unggul dibidang Fisika, Ica yg unggul dibidang Kimia dan Afika yg unggul dibidang Matematika.
"Udah ah, ayo kekantin cacing diperut gue udah demo nih." Ajak Lia yg langsung diangguki semangat empat lima oleh Afika dan Ica.
----
Saat sampai dikantin, kantin sudah penuh dengan siswa siswi SMA Bumi Bakti. Lia, Ica, dan Afika celingak-celinguk mencari tempat untuk mereka duduk. "Gue pesan dulu deh, nanti kalian yg cariin tempat duduk." Usul Afika yg diiyakan oleh Lia dan Ica.Setelah mendengar pesanan dua sahabatnya, Afika pergi memesan makanan sedangkan Lia dan Ica masih mencoba mencari tempat duduk yg bisa diduduki ketiganya untuk makan. Terlihat masih ada dua meja yg masih bisa menampung mereka bertiga. Mereka memutuskan untuk bergabung dengan Aldi dkk, Ketua osis di SMA Bumi Bakti sekaligus pacar dari sahabat mereka, Afika Putri Darmawati sejak 1 tahun terakhir ini.
"Ka Aldi, boleh gabung gak?" Tanya Lia sambil tersenyum memperlihatkan lubang kecil disamping bibir mungilnya yg biasa disebut orang-orang, lesung pipi.
Belum sempat Aldi menjawab, Ica sudah menarik Lia untuk duduk didepan Aldi dan teman-temannya karena disana ada juga abangnya Ica, Dika yg merupakan sahabat Aldi juga.
"Berdua aja, kan biasanya bertiga. Afikanya mana?" Tanya Aldi pada Lia dan Ica.
"Afikanya lagi pesan kak, kita yg cari tempat duduk." Jawab Lia sambil melambaikan tangannya tinggi-tinggi saat terlihat Afika yg celingak-celinguk mencari keberadaannya dan Ica.
Afika berjalan kearah Lia, sebelum benar-benar sampai, Afika sempat terhenti sebentar saat melihat juga keberadaan Aldi dan teman-temannya. Afika melanjutkan langkahnya, kemudian duduk dipinggir Ica yg sedang sibuk memainkan hapenya.
Aldi yg melihat Afika, tersenyum manis yg hanya diabaikan oleh Afika yg kini asik dengan makanannya. Lia yg melihat itu hanya mengedikkan bahu acuh lalu menyantap makanan yg dibawakan oleh Afika.
"Makan dulu, jangan main hp mulu" ucap Dika sambil menarik paksa hp yg dimainkan oleh Ica. Ica hanya pasrah saat hp nya sudah berada dalam genggaman abangnya.
Sambil cemberut, Ica mengaduk-aduk baksonya lalu memakannya sambil melirik sinis abangnya. Padahal dia kan sedang chat-tan dengan gebetannya yg lucunya juga berada satu meja dengannya saat ini.
"Udah makan dulu Ca, nanti aja balas chat-nya Alfin" Ucap Bima, sambil menaik turunkan alisnya menggoda Ica dan Alfin yg dihadiahi geplakan dikepalanya oleh Dika "Ica masih kecil, gue belum ijinin pacaran, kecuali kalau cowonya langsung kerumah lamar dia." Ucap Dika yg membuat orang-orang yg berada dimeja itu kaget dengan ucapannya. Matilah kau Ica! Wkwkwk.
"Eh katanya Agil mau pulang yah. Nggak sabar gue, udah kangen balapan motor sama tuh anak" ucap Bima pada teman-temannya yg dibalas anggukan semangat dari teman-temannya.
"Iya gue udah kangen banget sama dia." Ucap Alfin yg sedari tadi hanya diam memainkan ponselnya. Sedangkan Dika hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Lihat, beda jauh bukan sifat dari Ica dan Dika? Sifatnya Dika itu keterbalikan dari sifatnya Ica. Yah walaupun begitu, tidak mengurangi rasa sayang Dika ke adik perempuan satu-satunya itu.
Lia yg merasa tak asing oleh nama itu pun menyaut "Agil?" Tanya Lia yg membuat ke empat cowok didepannya mengangguk mengiyakan pertanyaan yg barusan Lia lontarkan.
"Lo kenal sama Agil?" Tanya Alfin pada Lia yg membuat atensi semua orang yg berada pada meja tersebut mengarah pada Lia menunggu jawabannya.
"Nggak kenal sih, tapi kaya pernah dengar aja gitu namanya. Kaya nggak asing ditelinga gue." Jawab Lia cengengesan. Mereka hanya ber-oh ria kala mendengar jawaban dari Lia yg mengira benar-benar mengenal Agil.
Setelah selesai makan, mereka pamit dan berterima kasih pada Aldi dkk karena sudah menampung mereka di meja yg sudah diklaim milik mereka itu.
Walau ada sedikit kekacauan yg dilakukan oleh abang dan adek yg disebabkan oleh Dika yg tidak mau mengembalikan hp milik Ica yg tadi disimpannya sampai Ica harus mengeluarkan jurus andalan agar abangnya itu luluh. Yah menangis, adalah salah satu cara ampuh yg membuat Dika mengembalikan hp milik Ica setelah meredakan tangis gadis itu dengan memeluk tubuh adik perempuannya itu yg mana membuat semua orang yg melihatnya hanya mengelus dada sabar apalagi yg anak tunggal. Contohnya Lia yg sudah beranjak dari tempat duduknya meninggalkan mereka karena tidak tahan melihat bagaimana sayangnya Dika kepada Ica.
Setelah drama yg dilakukannya berhasil, Ica tersenyum senang dan pergi dari kantin diikuti oleh Afika menyusul Lia yg sudah duluan. Sebelum pergi, Ica menyempatkan untuk mencium pipi kanan abang tercintanya yg membuat abangnya kaget tapi tak ayal tersenyum sambil mengelus kepala Ica yg dibaluti hijab coklat, mengingat ini hari Jumat yg diharuskan memakai baju Pramuka.
Setelah mereka berlalu, Bima menyenggol tangan Alfin yg masih memperhatikan Ica sampai tubuh gadis itu menghilang dari pandangan matanya.
Alfin menoleh pada Bima "Kenapa?" Tanya Alfin yg dijawab Bima dengan wajah yg menurut Alfin sangat menjengkelkan itu "lo dengar sendiri kan? Kalo lo harus halalin dulu baru di izinin sama abangnya, hahahaaa" tawa Bima pecah saat melihat wajah masam Alfin karena ditatap sinis oleh Dika.
"Agil udah dibandara" ucap Aldi tiba-tiba memberhentikan tawa milik Dika.
"Pas banget Agil pulangnya, sabtu minggu libur ayok main ke apartemennya!" Ajak Alfin yg diangguki 56 oleh kedua sahabatnya, sedangkan Dika hanya sibuk dengan ponselnya tapi masih mendengar apa yg dibicarakan oleh sahabat-sahabatnya.
________________Banyak banget nulisnya part ini, semoga kalian nggak bosan baca yah😁
Jangan lupa vote dan komennya🥰
See you :)
Lopyuuuu😘
KAMU SEDANG MEMBACA
AGILIA
RandomMenikah dengan sepupu sendiri? Ingat, sepupu itu udah bukan mahrom yah! Yang penasaran yuk langsung baca >> Jangan lupa votenya kawand :) Note: Tulisannya masih acak-acakan dan banyak juga yg typo! Kalo ada waktu nanti pasti bakal direvisi.