"Allahuakbar, bisa-bisanya yah kamu nggak bilang sama bunda kalau kecelakaan!"
"Untung tadi bunda sama ayah lagi periksa perkembangan sekolah, dan ibu guru kasih tau kalau kamu nggak masuk sekolah karena lagi dirumah sakit. Coba kalo ayah sama bunda nggak kesekolah? Kita nggak bakal tau kalau kamu kecelakaan?"
Kini, diruang tamu rumah Agil terdapat Lina dan Agus. Lina datang malam-malam ingin mengecek kondisi anaknya yg kata gurunya tidak masuk sekolah karena kecelakaan.
Agil dan Lia tidak menyangka sama sekali kalau ayah dan bundanya akan datang malam ini dan memarahi mereka.
"Iya bun, maaf. Agil nggak mau kasih tau juga karena takut bunda panik" jawab Agil menunduk.
"Kamu juga Li, kenapa nggak kasih tau bunda hm?" Tanya Lina berubah lembut saat berbicara dengan keponakan plus anak mantunya itu.
"Maaf bun, Lia nggak mau aja bunda khawatir berlebihan. Kata mama juga bunda punya riwayat penyakit jantung, jadi Lia nggak mau bunda tiba-tiba syok dengar Ka Agil kecelakaan" jawab Lia dengan tatapan menyesal.
"Udahlah sayang, mereka nggak kasih tau kita juga karena mereka nggak mau kamu khawatir dan panik terus syok. Dan alhamdulillah juga anak kita masih sehat wal'alafiat tuh, udah nggak ada yg sakit lagi kan Gil?" Ucap Agus yg daritadi hanya menyimak.
"Alhamdulillah udah nggak ada yah" balas Agil yg kini mendongak menatap ayah dan bundanya.
Lina menghela nafas dan berpindah duduk disebelah Agil. "Maafin bunda yah tadi udah marahin kamu. Bunda hanya takut aja kamu kenapa-kenapa. Lain kali, kalau ada apa-apa kasih tau bunda yah"
"Iya bun, Agil juga minta maaf" jawab Agil tersenyum menenangkan. Lina membalas senyuman tersebut lalu kemudian memeluk Agil sedikit lama.
"Kecelakaan karena apa?"
'Deg'
Tiba-tiba saja nafas Agil dan Lia tercekat mendengar pertanyaan maut, pertanyaan yg saat ini mereka tidak ingin dengar kini ditanyakan oleh Agus.
Sontak Lina melepas pelukannya pada Agil ketika mendengar pertanyaan suaminya yg sebenarnya ia ingin tanyakan daritadi.
"Iya kecelakaan kenapa? Bunda lupa tanyain" sambung Lina menatap wajah putranya yg sedikit penuh luka akibat jatuh dari motor.
Lina dan Agus saling menatap saat tidak mendapatkan jawaban dari Agil maupun Lia. Mereka hanya sama-sama diam dan sesekali menggaruk pelipis canggung.
"Sebenarnya, Agil kecelakaan karena kemarin malam abis balapan motor sama geng sebelah. Tapi! Ayah sama bunda jangan marahin Agil yah" jawab Agil menampilkan senyum terbaiknya pada kedua orang tuanya yg sepertinya ingin meledakkan kembali amarahnya.
"Lia udah larang padahal bun, tapi yah ayah sama bunda pasti tau kan sifat anaknya itu" sambung Lia yg mencoba berlindung dibalik kata 'padahal udah dilarang', membuat Agil menolehkan kepala kearahnya dengan terkejut.
'Lah, kenapa Lia jadi ikut-ikutan manasin ayah sama bunda sih. Ya allahuakbar' gerutu Agil dalam hati.
"Tuh kan yah, bunda udah tebak. Lain kali kalau istri ngomong tuh didengar sayang, gini kan jadinya" jawab bundanya sambil menggelengkan kepalanya.
"Kamu masih jadi ketuanya Black Panther?" Tanya Ayahnya yg dibalas anggukan dari Agil.
"Ayah percaya sama kamu. Jadi pemimpin yg bagus yah nak, bawa mereka kejalan yg benar jangan ke yg buruk-buruk. Yg perlu kamu ingat, jangan pernah bawa-bawa istri kamu kedalam masalah geng kamu, kamu imamnya Lia jadi kamu harus jaga dan lindungi dia" ucap ayahnya menepuk pundak Agil.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGILIA
RandomMenikah dengan sepupu sendiri? Ingat, sepupu itu udah bukan mahrom yah! Yang penasaran yuk langsung baca >> Jangan lupa votenya kawand :) Note: Tulisannya masih acak-acakan dan banyak juga yg typo! Kalo ada waktu nanti pasti bakal direvisi.