Dari kantin, mereka bertiga langsung ke kelas untuk menemani Ica yg katanya mau menyalin tugas dari Lia tadi pagi.
Saat sampai dikelas, mereka bertiga asik dengan dunianya sendiri. Terlihat Ica yg asik menulis, Lia yg asik dengan ponselnya dan Afika yg sedang menelungkupkan tangannya sebagai bantalan untuk tidur dimeja.
Saat asik dengan dunianya sendiri, Lia dan Ica dibuat jengkel oleh Afika yg daritadi mengoyang-goyangkan kakinya di injakan meja yg mana membuat Lia sebagai teman duduknya itu merasa terganggu juga Ica dibelakang kursinya karena ikut juga tergoyang sebab kelakuannya itu.
"Afikaaaaaa, lo kenapa sih? Daritadi dikantin sampe pulang cemberut terus tuh muka? Padahal kan udah ketemu pawangnya tadi dikantin" teriak Ica kesal pada Afika.
Sedangkan Lia hanya menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannnya guna meredakan emosinya karena sahabat satunya itu yg tidak tau kenapa.
"Afika, kalo lo ada masalah cerita sama kita. Kita kan udah janji nggak ada rahasia-rahasiaan diantara kita bertiga." Ucap Lia pelan seraya mengelus-elus belakang Afika guna menenangkannya.
"Gue kesal sama Aldi. Masa yah, gue kan selama ini nggak pernah minta apa-apa sama dia, nggak pernah tuh gue minta mobil,motor,perhiasan atau lainnya sama dia. Tapi, pas kemarin gue bilang kangen sama dia karena udah dua hari dia nggak main kerumah gue, udah hampir satu minggu kita nggak chattan, nggak telponan, dan kalian tau apa jawaban dia pas gue bilang kangen? Dia bilang gini "Afika, coba kali ini aja ngertiin aku yah. Aku kan udah kasih semua yg kamu minta selama ini. Coba ngertiin aku sekali ini aja, bisa?" Gitu katanya Aldi sama gue, nyebelin kan?" Jelas Afika panjang kali lebar kali tinggi pokok permasalahannya dengan sang kekasih. Ica dan Lia hanya mengangguk-anggukkan kepalanya mencoba paham masalah sahabtnya itu.
"Yah makanya nggak usah tuh pacaran-pacaran, nggak ada gunanya juga kali malah nambah dosa. Gue kan udah bilang, Allah tuh udah nulis kisah cinta yg halal yg indah, malah cari kisah cinta yg haram. Allah tuh cemburu kalo hambanya lebih cinta dan sayang sama ciptaan-Nya menyaingi pencipta-Nya." Ucap Lia menasehati sahabatnya. Sebenarnya, Lia udah kasih tau dari sebelum Aldi sama Afika pacaran, kalau pacaran itu haram, pacaran itu hanya mendekatkan diri kezina yg emang Allah nggak pernah suka sama dosa zina. Afika-nya aja yg ngeyel tetap nerima Aldi jadi pacarnya, kan? Sakit hati juga.
Afika yg mendengar itu hanya menampilkan raut sedih karena tak mendengar perkataan Lia dari lalu-lalu hari.
"Aaah untungnya gue nggak pacaran" ucap Ica dengan nada mengejek pada Afika sambil terus menulis.
"Alah kalo lo mah laen lagi ceritanya, gimana mau pacaran kalau tiap jalan harus sama Dika. Nggak boleh nyimpan nomor cowok kalo bukan keluarga sama teman-temannya Dika. Huuuu" sambung Afika membalas ejekan Ica padanya.
"Tau ah." ucap Ica kesal pada Afika. Afika dan Lia tertawa saat melihat Ica yg mengerucutkan bibir kesal.
"Udah udah, Ica cepat nulis tugasnya. Nih lagi 10 menit udah bel masuk." Ucap Lia sambil menunjukkan hpnya yg terpampang jam besar didalamnya pada Ica yg hanya disambut Ica dengan anggukan kepalanya santai karena sisa tiga kata yg harus ditulisnya lagi dan selesai.
"Makasih Liaaaa, nanti kalo lo kesusahan tugas kimia, lo minta aja sama gue." Ucap Ica saat mengembalikan buku Fisika milik Lia. Lia hanya tersenyum senang mendengar tawaran Ica dan menganggukkan kepalanya semangat.
Jam pelajaran kedua yaitu Fisika pun dimulai, dengan Lia yg sangat semangat memperhatikan Pak Samsul yg menerangkan pelajaran didepan, Afika yg hanya malas menatap papan tulis tanpa berniat untuk paham sedikitpun karena masih badmood pada Aldi dan Ica yg juga terlihat serius memperhatikan Pak Samsul didepan yg sedang menerangkan.
Dalam hati Afika berdoa agar waktu berputar dengan cepat. Mengingat pelajaran selanjutnya, yaitu Bahasa gurunya sedang cuti melahirkan, membuat kelas 11 IPA mencoba fokus pada Pak Samsul agar mengerti dan cepat meninggalkan kelas mereka.
Bel yg mereka tunggu-tunggu akhirnya berbunyi, membuat mereka semua yg berada dalam kelas senang bukan main, terkecuali Lia yg cemberut karena jam Pelajaran Fisika yg berakhir.
"Kayaknya itu bel pulang deh, soalnya lama banget bunyinya." Ucap salah satu teman kelas Lia.
"Yah Bapak akhiri sampai sini, semoga kalian faham dan mengerti materi yg tadi Bapak jelaskan. Dan, hari ini kalian dipulangkan dengan cepat karena guru-guru akan mengadakan rapat." Ucapan Pak Samsul barusan membuat para siswa yg mendengarnya berbahagia bukan main, tak terkecuali juga Lia yg tadinya cemberut kesal sekarang sudah berubah mood menjadi ikut senang.
Setelah Pak Samsul keluar dari kelas, semua siswa yg berada didalam berhamburan keluar kelas dengan perasaan bahagia yg teramat sangat.
"Afika, gue boleh nebeng pulang yah. Soalnya sopir gue lagi cuti istrinya mau lahiran." Ucap Lia sambil menaik turunkan alisnya menatap Afika.
"Hm...gimana yah? Sebenarnya gue mau-mau aja boncengin lo, tapi masalahnya Aldi mau ketemuan sama gue dikafe dekat sekolah. Jadi, mungkin agak lama" ucap Afika tidak enak pada sepupunya itu.
"Yaudah Lia pulangnya sama gue aja, kebetulan bang Dika bawa mobil. Lo selesain dulu masalah lo sama Aldi. Lia aman sama gue" sambung Ica menyela pembicaraan antara Lia dan Afika.
"Iya, gue nggak apa-apa pulangnya sama Ica,kan searah juga. Tuh Aldi udah nungguin" ucap Lia meyakinkan Afika dan kemudian menunjuk Aldi yg sudah menunggu diparkiran bersama tiga sahabatnya.
Lia, Ica, dan Afika berjalan keparkiran menghampiri keempat cowok yg memang sedang menunggu kedatangan mereka.
Mereka berpisah setelah diparkiran. Lia dan Ica yg pulang dengan mobil dikendarai oleh Dika, Afika yg pergi bersama Aldi dikafe dekat sekolah dengan masing-masing motor dan Alfin juga Bima yg pulang dengan motor ninja mereka masing-masing.
Dalam perjalanan pulang, Ica yg duduk didepan menemani abangnya membuka perbincangan pada Lia yg duduk dibelakang. "Gue penasaran deh, siapa sih yg mau dijodohin sama lo?" Tanya Ica pada Lia memecah keheningan antara mereka bertiga dalam mobil.
"Yah Icaaa, gue kan udah bilang tadi dikelas. Jangan tanya dia siapa? Orang apa? Kenal gue dimana? Karena apa? Karena gue juga nggak tau siapa orangnya." Jawab Lia dengan sabar menerangkan ulang perkataannya tadi dikelas pada Ica. Ica yg mendengar itu hanya mencebikkan bibir kesal, sedangkan Dika hanya mendengar obrolan mereka tanpa berniat memahami.
-----
Setelah sampai dirumah Lia, Lia mengucapkan banyak terima kasih pada Ica dan Dika yg sudah berbaik hati untuk menampungnya untuk pulang.Lia masuk ke dalam rumahnya. Sudah menjadi hal biasa kalau Lia pulang kerumah dalam keadaan sepi. Papanya yg sibuk dikantor dan Mamanya yg sibuk mengurus restoran. Tapi Lia tidak pernah mempermasalahkan itu, karena Lia tau orang tuanya bekerja untuk kelangsungan hidupnya.
Masuk dalam kamarnya, membersihkan dirinya kemudian memainkan ponselnya guna mengusir rasa bosan dan menunggu waktu sholat dzuhur.
______________Makasih banget buat kalian yg baca sampe part ini🥰. Maaf kalau tulisan aku masih agak kurang rapi dan masih kurang pas kata-katanya.
Jangan lupa vote dan komen🥰
See you :)
Lopyuuuuu😘
KAMU SEDANG MEMBACA
AGILIA
RandomMenikah dengan sepupu sendiri? Ingat, sepupu itu udah bukan mahrom yah! Yang penasaran yuk langsung baca >> Jangan lupa votenya kawand :) Note: Tulisannya masih acak-acakan dan banyak juga yg typo! Kalo ada waktu nanti pasti bakal direvisi.