AGILIA PART 37

3.8K 246 12
                                    

Agil membawa Lia kedalam UKS, menghiraukan tatapan dan suara bisik-bisik dari siswa dan siswi SMA Bumi Bakti.

Bima, Alfin, dan Dika yg mengikuti langkah kaki Agil dari belakang seketika harus menghentikan langkah mereka karena ucapan Agil.

"Kalian tunggu aja diluar" ujarnya lalu masuk kedalam UKS.

Mereka bertiga saling menatap dan mengedikkan bahunya acuh. "Mungkin Agil mau liat kakinya Lia yg sakit" ujar Alfin mencoba menyalurkan pikiran positif pada Bima dan Dika yg mungkin otaknya sudah travelling.

"Yah emangnya kenapa kalo kita ikutan masuk?" Tanya Bima memicingkan matanya curiga.

"Aurat perempuan itu semua badan kecuali wajah sama telapak tangan. Dan, berarti kakinya Lia juga aurat" jawab Dika membuat Bima menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Ooooh, Agil ngejaga Lia banget yah" sambung Bima.

"Yah itu udah tugas suami, bukan?" Balas Alfin.

"Agil sama Lia udah didalam?" Tanya Aldi yg entah kapan berada disana.

"Iya udah didalam, tapi kitanya nggak dibolehin masuk sama Agil" jawab Bima.

"Iya, gue ngerti kalo itu" balas Aldi membuat Bima mengerjapkan matanya tak percaya.

"Tuh Bim, Aldi aja yg bukan agama Islam paham" ujar Alfin sedikit memancing emosi Bima.

"Iya-iya gue banyak kurang tau tentang islam. Tapi gue usahain lagi buat belajar lebih banyak pengetahuan islam" jawab Bima sedikit terpancing emosi.

"Bagus! Nanti gue beliin banyak buku-buku motivasi islam sama pengetahuan islam supaya lo lebih semangat belajarnya" balas Alfin sambil menaik turunkan alisnya.

"Nggak usah makasih. Kalo buku juga gue masih bisa beli" sambung Bima sinis pada Alfin membuat Alfin, Aldi dan Dika tertawa karena ekspresi wajah Bima yg sangat lucu itu.
----

"Udah?" Tanya Agil pada siswi yg mengobati kaki Lia.

"Udah Ka" jawab siswi tersebut dan kemudian membereskan peralatannya lalu keluar dari UKS memberikan ruang untuk Agil dan Lia.

Setelah siswi tersebut keluar, Agil menoleh kembali pada Lia dan berujar "udah nangis aja kalo emang nggak tahan sakitnya"

Lia mendongak menatap wajah suaminya dengan mata yg sudah berkaca-kaca karena menahan sakit daritadi.

Agil terkekeh dan menarik Lia kedalam pelukannya, membiarkan Lia menangis disana. Lia pun tidak menolak dan langsung menumpahkan tangisannya dalam pelukan hangat suaminya.

Bima yg dari luar mendengar tangisan Lia langsung menyerobot masuk dan terpaksa harus melihat keuwuan Agil dan Lia lagi dengan kedua matanya sendiri.

Membuang nafas kasar dan menutup kembali pintu UKS. "Kenapa?" Tanya Aldi yg juga penasaran tapi tak berani masuk.

"Nggak tau, gue masuk hanya liat mereka pelukan" jawab Bima kesal.

"Hahahahaha, rasain lo. Makanya jadi orang jangan terlalu kepo" sambung Aldi sambil tertawa.

"Ah tau ah, kalian nyebelin" balas Bima sambil berjalan menjauhi teman-temannya sambil menghentak-hentakkan kakinya seperti perempuan yg sedang merajuk.

"Alah, sok-sok'an ngambek lo. Mau cosplay jadi cewek lo?" Teriak Aldi pada Bima yg semakin menjauh.

"Terserah" balas Bima acuh.

"Eh? Benerah jadi cewek dia?" Tanya Aldi kaget.

"Kayanya. Itu kan kata-kata mautnya perempuan. 'Terserah' " jawab Alfin membuat mereka seketika kompak tertawa.

"Ada-ada aja" ujar Dika mencoba meredakan tawanya.
----

Pulang sekolah, Agil langsung memanggil tukang urut berjenis kelamin perempuan untuk mengurut pergelangan kaki Lia yg membengkak dan membuatnya sulit berjalan.

"Aaaah, sakit mbah" teriak Lia sambil meremas erat lengan Agil yg daritadi ia pegang.

"Tahan sedikit yah neng, ini udah mau selesai juga" balas tukang urut tersebut dan kemudian lanjut mengurut kaki Lia.

"Ka Agil" panggil Lia sedikit lirih.

"Iya? Kenapa hm?" Tanya lembut Agil.

"Sakit" jawab Lia mencebikkan bibirnya dengan air mata yg daritadi tidak berhenti mengalir dari kedua bola matanya.

"Iya emang sakit. Tahan sedikit yah" balas Agil menenangkan Lia sambil menepuk-nepuk punggung Lia pelan.

"Nggak kebayang gimana nanti Lia melahirkan. Bisa-bisa banjir rumah sakit karena dia nangis kesakitan" ujar Agil dalam hati yg kemudian langsung menggelengkan kepalanya cepat

"astaghfirullah, Agil nggak boleh mikir kegitu! Astaghfirullah" lanjutnya lagi.
----

Lia kini berada dalam pelukan Agil yg daritadi tidak berhenti menepuk-nepuk punggungnya lembut agar Lia cepat tertidur dan melupakan rasa sakit pada kakinya.

Sudah beberapa menit, tapi Lia tidak bisa juga menutup matanya. "Ka Agil" panggil Lia mendongak menatap wajah Agil.

"Kamu belum tidur daritadi?" Tanya Agil lembut yg dibalas gelengan dari Lia.

"Kenapa hm? Masih sakit yah kakinya?" Tanya Agil lagi.

"Besok bunda baru kesini jagain kamu, aku kesekolah dulu" lanjut Agil.

"Lia bisa urus diri sendiri kok" jawab Lia tak enak pada Lina.

"Nggak apa-apa, lagian juga ayah lagi ke Surabaya. Bunda sendiri dirumah, lebih baik kesini rame-rame kan?" Balas Agil.

"Hm..yaudah deh, terserah kamu" sambung Lia.

"Sekarang tidur!" Perintah Agil tak mau dibantah.

"Nggak bisaaa, daritadi Lia paksa tutup mata nggak mau matanya ditutup" jawab Lia merengek.

Agil menghela nafas dan kembali membawa Lia kedalam pelukannya.

"Cepat sembuh sayang. Jangan buat aku khawatir" ujar Agil sambil mengecup lama kening Lia.

Lia tersenyum dan melepas pelukan Agil lalu menangkup wajah suaminya itu menggunakan kedua tangannya.

"Kamu tau? Dulu aku nggak percaya sama kata-kata 'perempuan akan jadi ratu jika berada ditangan laki-laki yg tepat', karena aku udah ngerasain semua itu dari papa. Karena papa udah jadiin aku ratu dikehidupannya dia. Papa udah treat like a queen aku dalam kehidupannya dia"

"Tapi, sekarang kayanya aku udah percaya deh sama kata-kata itu dari cara kamu ngelakuin semua hal sama aku. Kamu benar-benar treat like a queen aku. Makasih, aku sayaaaang banget sama kamu. Beruntung banget aku punya kamu"

"Aku juga beruntung banget punya kamu, Li" balas Agil mencubit gemas hidung mancung Lia.

"Udah nggak iri lagi kan sama Dinda Hauw?" Tanya Agil menggoda.

Lia terkekeh geli dan langsung menggelengkan kepalanya. "Udah nggak dong, orang suami aku kaya gini" jawab Lia menaik turunkan alisnya.

"Oh ya?" Tanya Agil lagi tak puas.

"Iya, masa mau iri lagi sih. Suaminya Lia spek dewa gini, yekan?" Jawab Lia membuat Agil meledakkan tawanya.

"Istrinya Agil kenapa gemas banget gini sih? sini-sini mau peluuuuk" Agil menarik kembali Lia kedalam pelukannya dan menghujani pipi Lia dengan ciuman😁.

"Aaaah Ka Agiiiil, Lia nggak bisa nafas ini"

__________

Jangan lupa vote dan komen🥰.
See you :)
Bwabway👋👋.



AGILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang