"Ha? Ka Agil? Ka Agil temannya Bang Dika itu? Ketuanya Black Panther itu?" Teriak Ica dengan suara seperti toa. Lia dan Afika refleks menutup telinga mereka mendengar teriakan Ica yg menggema dalam kelas.
"He Ica, lo kira ini hutan? Kencang banget suara lo ngelebihin speaker sekolah" ujar Rendy dengan kesal.
"Yang bilang ini hutan siapa? Ini tuh kelas gue tau, gue hanya kaget aja. Santai aja kali" balas Ica sinis pada ketua kelasnya itu.
"Gue tuh lagi ngerjain PR Kimia, hargain dikit lah" Rendy berucap sambil memperlihatkan buku Kimianya pada Ica.
"Yaudah iya-iya gue minta maaf" ucap Ica mengalah.
"Yah terus-terus?" Tanya Ica kembali pada topik pembicaraan dengan Lia.
Lia memang sudah menceritakan semua yg terjadi semalam pada Afika dan Ica. Cukup membuat mereka kaget mengetahui siapa orang yg dijodohkan dengan sahabatnya itu.
"Yah gitu" jawab Lia sekenanya.
"Yah gitu gimana sih Li?" Gerutu Ica dan Afika bersamaan.
"Yah gue terima lah, masa iya gue tolak. Gue nggak mau ngecewain orang tua gue sama orang tuanya Ka Agil. Lagian juga Ka Agil tuh kriteria gue banget. Yah walaupun sekarang dia agak cuek-cuek dingin gitu, tapi yah biarin aja lama-lama juga pasti biasa" balas Lia dengan senyuman yg selalu terukir diwajahnya.
"Berarti tinggal gue sama Afika dong yg jomblo" Ica berujar dengan nada sedih. Afika yg mendengar itu memutar bola matanya malas.
"Jomblo sampe halal insyaallah" ujar Lia dengan menaik turunkan alisnya.
"Iya, insyaallah" Ica membalas dengan semangat. Afika hanya mengangguk sambil tersenyum, berharap semoga ia bisa istiqomah jomblo sampe halal.
"Kata Bang Dika, hari ini Ka Agil pindah sekolah kesini kan?" Tanya Ica setelah beberapa detik terjadi keheningan. Lia mengangguk menjawab pertanyaan dari Ica.
"Kapan nikahnya Li?" Tanya Afika tiba-tiba.
"Ha?" Tanya balik Lia, tak mengerti pada pertanyaan Afika.
"Yah kan udah lo terima perjodohannya, terus nikahnya kapan?" Afika mencoba sabar mengulang dengan pertanyaan yg lebih jelas lagi.
"Seminggu lagi, cepat banget kan?" Jawab Lia membuat Afika maupun Ica menganga lebar.
"Subhanallah, seminggu? Cepat banget" kata Ica sambil menghitung hari menggunakan jari tangannya.
"Pasti karena proyek yg Om Anwar mau ambil di London ya?" Tanya Afika lagi, dia mengetahui itu dari Kakeknya. Lia mengangguk lagi membenarkan perkataan sepupunya itu.
Afika dan Ica hanya bisa mengelus-elus belakang punggung Lia yg sedih karena akan ditinggal pergi ke London oleh orang tuanya untuk urusan bisnis tersebut.
----"Liaaa, disini" Teriak Afika sambil melambaikan tangannya pada pada Lia yg terlihat sedang membawa pesanannya dengan Afika. Bisa Lia lihat kalau Ica dan Afika bergabung lagi di meja yg sudah di klaim milik Aldi dkk.
Tentang Aldi dan Afika yg sudah putus, mereka putus baik-baik. Aldi menerima semua alasan Afika yg sangat masuk akal juga baginya. Meskipun sudah putus, mereka berjanji untuk tetap berteman dan menjaga silaturrahmi satu sama lain.
Tapi, tunggu! Kenapa bisa ada lima orang laki-laki yg ada dimeja itu? Ya ampun! Lia hampir lupa kalau calon suaminya juga bagian dari mereka. Bahkan, Agil merupakan ketua dari mereka berempat.
Calon suami nggak tuh, ups🤭.
Lia mengambil posisi duduk di tengah-tengah antara Afika dan Ica. Posisi mereka duduk sekarang adalah, Dika yg duduk di paling ujung dengan Ica disebelah kirinya, Lia duduk disebelah kiri Ica, dan Afika yg duduk disebelah kiri Lia.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGILIA
RandomMenikah dengan sepupu sendiri? Ingat, sepupu itu udah bukan mahrom yah! Yang penasaran yuk langsung baca >> Jangan lupa votenya kawand :) Note: Tulisannya masih acak-acakan dan banyak juga yg typo! Kalo ada waktu nanti pasti bakal direvisi.